Jakarta, LIPUTAN9.ID
Pada Hari Selasa, tanggal 15/03/2023 sebelum perjalanan rihlah napak tilas dan ziarah para wali di tanah jawa, seperti biasa ziarah dan silaturrahim dengan KH. Mahfudz Syafi’i Pondok Istighotsah, Bulak Kapal, Kota Bekasi Jawa Barat. Ziarah ke Makam Hadlratussyeikh ibarat sebagai buka kunci pintu setiap perjalan batin dimulai.
Ziarah dan tawashul dipimpin langsung oleh KH. Agus Salim HS selaku Imam Khususiyah Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah Wan Naqsabandiyah Pondok PETA Tulungaung dan Rais Idaroh Syu’biyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyah (JATMAN).
KH. Agus Salim senantiasa menekankan bahwa mau pergi kemana saja dalam aktifitas apa saja, apalagi yang berhubungan dengan perjalanan ruhani atau batin harus di mulai dengan berziarah ke Makam KH. Mahfudz Syafi’i.
“Hal ini dilakukan kerena KH. Mahfudz Syafi’i adalah guru murobbi ruhani kita,” unngkap Kiai Agus.
KH. Mahfudz Syafi’i pembawa Thoriqoh Pondok PETA Tulungagung, dari Mbah KH. Mustaqim bin Husein, melalui Mbah KH. Chasbullah Marzuqi, ke Jawa Barat Khususnya daerah Bekasi dan sekitarnya.
Tentang KH. Mahfudz Syafi’i
KH. Mahfudz Syafi’i lahir di Jombang pada tanggal 11 Desember 1933 M, ayahnya bernama Syafi’i dan ibunya bernama Munfa’atun seorang petani yang taat beribadah. Beliau mempunyai 5 orang anak :
- KH. Mahfudz Syafi’i (Pengasuh Pondok Pesantren Al-Istighotsah Bekasi Jawa
Barat) - KH. Hafidz Syafi’i (Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Hidayah Telogo
Kanigoro Blitar Jawa Timur) - Hj. Hayatin Syafi’i (Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Huda Genu Watu
Ngoro Jawa Timur). - Kyai Sobihi Syafi’i (Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Tuban Jawa
Timur). - Mashunah (Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Pare Kediri Jawa Timur).
Pada tahun 1939 M, Bapak KH. Mahfud Syafi’i pada usia 7 tahun sebelum di khitan sudah dipondokkan oleh Bapak Syafi’i di Pondok Pesantren Seblak Tebuireng Jombang dan sekolahnya ke Madrasah Salafiyah Kyai Hasyim Asyari di kelas sifir tsani, karena terjadi agresi Belanda ke 2 pada tahun 1941 di Surabaya dan merambah ke Jombang, maka ketika KH. Mahfudz Syafi’i datang ke Pondok Pesantren Seblak sudah tidak ada santri yang tinggal di Pondok Pesantren, mereka semua pulang kerumahnya masing-masing karena ketakutan serangan Belanda.
Maka akhirnya KH. Mahfudz Syafi’i pulang kerumahnya di Genu Watu dan meneruskan pendidikannya di kampung Genu Watu diasuh oleh pamannya, yaitu Kyai Zamroji Saeroji. Berkat dorongan dari Kyai Zamroji Saeroji, pada tahun 1952 KH. Mahfudz Syafi’i berangkat mondok di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri bersama KH. Hafidz Syafi’i. Kemudian meneruskan lagi ke Pondok Pesantren Lasem Jawa Tengah dan pindah meneruskan ke Pondok Pesantren Kaliungu Semarang Jawa Tengah. (ASR)