Jakarta, Liputan9.id — Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan yang telah ada di Indonesia sejak ratusan tahun lalu sebelum dikenal sistem pendidikakn sekolah, demikian disampaikan K.H. Jamaluddin F. Hasyim, Ketua Koordinasi Dakwah Islam DKI Jakarta (KODI Jakarta).
Pernyataan itu disampaikan K.H. Jamaluddin F. Hasyim dalam acara Pelatihan Manajemen Mutu Pendidikan yang diadakan LP Ma’arif NU PWNU DKI Jakarta.
“Keberadaan pesantren sebagai lembaga pendidikan mendahului keberadaan Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara,” kata K.H. Jamaluddin F. Hasyim, Pengasuh Ponpes Al Aqidah Al Hasyimiah terebut.
Masyarakat Indonesia mengenal pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berafiliaisi atau didirikan kyai-kyai Nahdlatul Ulama (NU).
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, banyak kyai atau tokoh NU tidak hanya mendirikan pesantren, tetapi juga mendirikan sekolah-sekolah dengan mengadaptasi sistem dan kurikulum sekolah modern.
K.H. Jamaluddin F. Hasyim juga menjelaskan perbedaan pendidikan Islam dan pendidikan Barat. Pertama, secara epistemologi, pendidikan Islam meyakini bahwa ilmu itu berasal dari Tuhan, sementara pendidikan Barat melihat ilmu sebagai hasil upaya manusia mengamamti berbagai fenomena di dunia.
Kedua, Islam memandang Tuhan sebagai pemilik ilmu, sementara Barat justru ilmu dimiliki oleh mereka yang mengeklaimnya pertama kali. Sebab itu, Islam sangat menganjurkan agar ilmu disebarluaskan atau dibagikan kepada yang lain. Barat memandang ilmu harus dimonopoli, tidak dubagikan kepada orang lain.
Ketiga, orientasi pendidikan dalam Islam adalah untuk mencapai Insan Kamil sebagai khalifatullah yang mencari keridoaan Tuhan dan ilmu dimanfaatkan untuk kebaikan diri sendiri, alam, dan umat manusia.
Ta’lim, Tarbiyah, dan Ta’dib
K.H. Jamaluddin F. Hasyim juga menjelaskan konsep ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib dalam pendidikan Islam.
Istilah ta’lim merujuk kepada istilah ‘pengajaran’, yaitu menyampaikan ilmu atau mata pelajaran kepada murid.
Sementara kata tarbiyah dapat diartikan sebagai ‘pendidikan’. Mengajar dan mendidik adalah dua hal yang berbeda. Dalam pendidikan ditekankan pada penanaman sikap atau karakter.
Terakhir, ta’dib, menurut K.H. Jamaluddin F. Hasyim adalah proses penanaman adab, moral, etika kepada siswa. Kenapa di pesantren-pesantren itu sangat memelihara yang namanya Adab karena di dalam adab seorang murid kepada guru itu bukan cuma sekedar hormat secara dhohir tapi hormat juga secara batin dan membangun keterpautan hubungan rohaniah antara murid dengan guru.
Kegiatan Pelatihan Manajemen Mutu Pendidikan yang dilaksanakan di Pondok Pesatren Al Hamid, Jalan Cilangkap Baru, Jakarta Timur itu merupakan kegitan ketiga dan pelatihan sejenis akan dilaksanakan di 5 kota di wilayah DKI Jakarta. (Klikanggaran)