Jakarta, Liputan9.id– Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar Sarasehan Nasional Satu Abad NU dengan tajuk “Satu Abad Nahdlatul Ulama Menuju Masa Depan Bangsa”, di Hotel Grand Syahid Jaya Jakarta, Senin (30/01/2023).
Acara Sarasehan Nasional dalam rangnka Satu Abad NU dibuka langsung oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Dalam sambutannya Muhaimin mereviwe kembali ungkapan Roisul Akbar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari.
“Barangsiapa yang mau mengurus NU akan aku anggap sebagai santriku. Siapa yang menjadi santriku akan kudoakan khusnul khatimah beserta anak-cucunya”. kata Ketum PKB menirukan.
Begitu juga dengan spirit KH Bisri Syansuri “Selama hidupku, aku pengikut Nahdlatul Ulama, jika aku meninggal, maka wasiatku kepada masyarakat supaya mereka tetap menjadi pengikut Nahdlatul Ulama.” ungkapnya.
“Melalui forum Saresahan Nasional ini, kami akan meminta para pakar dan para tokoh untuk memberikan refleksi, sekaligus rekomendasi politik untuk peruangan PKB dan NU di masa yang akan datang,” uajar Muhaimin.
Sementara itu KH Said Aqil Siroj sebagai narasumber menyampaikan hubungan erat antara PKB dengan Nahdlatul Ulama. Dengan menyampaikan bahwa dalam pendirian NU melalui tim lima PKB di SK kan PBNU.
“Tim lima pendiri PKB dengan resmi SK PBNU. Gak mungkin lupa sejarah, sejarahnya seperti itu.” ulas Ketum PBNU periode (2010-2021).
Kiai Said menyampaikan bahwa ia menjadi tim lilma pendirian Paertai Kebangkitan Bangsa (PKB) berdasarkan pada Surat Keputusan (SK) PBNU.
“Saya di SK PBNU menjadi tim lima PKB, Mabda’ Siyasi PKB persis seperti Mabda’ Siyasi PBNU. Jelas Sekali PKB adalah Islam ahlussunnah wal jamaah. Partai mana yang jelas-jelas seperti itu, hanya PKB yang persis seperti NU ada ahlussunnah waljamaah.” papar Dewan Pembina LADISNU tersebut.
“Jadi kita harus selalu dengungkan itu, PKB adalah NU dan NU adalah PKB, harus selalu disuarakan itu, gak boleh surut gak boleh kendor,” tegas Kiai Said. (Ai)