JOMBANG | LIPUTAN9NEWS
Fenomena premanisme di Indonesia memasuki masa kejayaan. Hal tersebut dilihat dari para tokoh dunia hitam yang mendapat tempat di lingkaran kekuasaan. Entah bertujuan sebagai balas jasa atas dukungan Pemilu lalu, atau menjadi laskar sipil mengamankan kepentingan politik tertentu.
Hal tersebut disampaikan oleh AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) Ketua Umum Ormas kebangsaan lintas agama, budaya dan kebhinekaan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB), saat menanggapi maraknya aksi intimidasi premanisme beberapa waktu lalu.
“Mantan preman yang kemudian menjadi ketua organisasi preman tetaplah preman juga. Aksi intimidasinya sudah secara terang-terangan di media mengatasnamakan kepentingan politik tertentu. Saya tidak perlu menyebut nama, publik sudah tahu siapa yang saya maksud kemarin berani pasang badan melindungi sosok yang sedang kontroversi” ujar Gus Wal, Rabu (23/04/2025)
Pandangan negatif pada tokoh premanisme tidak luput dari rekam jejak aksi yang dilakukan sebelumnya. Dari bentrok fisik, Intoleransi, intimidasi orang bermasalah hingga bisnis penagihan hutang.
Gus Wal menyebut mereka menjadi kelompok yang meresahkan masyarakat dan cenderung mengabaikan peran aparat keamanan.
“Preman sudah menjelma menjadi pelaku Intoleransi dan terorisme gaya baru. Meneror masyarakat dengan arogansinya seolah tidak takut hukum. Teroris fisik yang tidak memperjuangkan ideologi, tetapi membela siapa yang mampu membayar mereka. Pembakaran mobil polisi di Depok yang dilakukan olek sekelompok organisasi preman menjadi contoh radikalisme terorisme yang nyata” tegas Gus Wal.
Gus Wal bersama PNIB menghimbau kepada semua pihak untuk mewaspadai aksi radikalisme terorisme gaya baru dengan kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan. Menolak tunduk terhadap intimidasi preman dan teroris menjadi bentuk perlawanan demi menjaga keutuhan bangsa.
“Kita lawan aksi preman teroris terorganisir dengan jihad kebangsaan. Bahwa semua warga negara sejajar dan setara di mata hukum karena mereka warga sipil juga. Jangan sampai kita terpecah belah diadu domba oleh terorisme gaya baru yang kini berseragam preman. Bangsa ini terlalu murah jika harus hancur gegara premanisme. Gaungkan merah putih dan Pancasila, Indonesia tanpa koma demi mempertahankan bangsa dari serangan kelompok sarabpatinggenah dalam negeri. Itulah jihad kebangsaan,” paparnya.
“Indonesia adalah negara berdasarkan hukum, berasazkan Pancasila sesuai dengan cita cita para pendiri bangsa, Rakyat dan bangsa Indonesia tidak boleh kalah dan hancur oleh Premanisme, Intoleransi, Khilafah dan Terorisme,” pungkasnya.