Bogor, LIPUTAN 9 NEWS
Menarik disimak podcast bisikan Roma bersama kyai Imadudin malam ini, Jumat Malam Sabtu, jam 19.00. Sekitar 1 jam mengupas tuntas dasar dan latar belakang tesis Nasab Ba’Alwi yang tidak terkonfirmasi sebagai Dzuriyah Rosulullah Saw.
Dalam paparannya, kyai Imadudin dengan lugas dan tegas menjelaskan secara rinci terputusnya nasab habaib klan ba’lawi ke jalur Rosulullah. Mula-mula beliau menjelaskan dasar membuat tesis karena keprihatinanya ada oknum habib yang tidak berakhlak Namum mengklaim dirinya memiliki darah tersambung kepada Rosulullah, sedangkan yang melatar belakangi penulisan beliau tentang nasab ba’lawi karena ada pernyataan oknum habib yang merendahkan ulama saat persidangan dengan ucapan” Rosulullah kakek nte atau kakek ane?”. Dari sinilah lantas terinspirasi membuat penelitian, benarkah kalau habib ba’lawi merupakan keturunan Rosulullah?.
Ketika kyai Imadudin membuat penelitian dari kebiasaan klan Ba’Alwi yang turun temurun menjadi sebuah keyakinan akibat doktrin leluhurnya dari abad ke 10 hingga diterima oleh kaum muslimin pada umumnya kalau mereka shoheh sebagai dzuriyah Rosulullah Saw, mengungkapkan dan membongkar nasab Ba’Alwi merupakan hal yang tidaklah mudah, pasti beresiko bahkan menghadapi tantangan besar ibarat buah simalakama. Disampaikan khawatir terjadi gejolak sosial, tidak disampaikan apalagi bisa-bisa membuat generasi dimasa datang lupa akan sejarah leluhurnya dan tidak akan merasa bangga dengan para pahlawannya yang semuanya ternyata adalah pendatang.
Atas keprihatinan kyai Imadudin melihat penomena munculnya maling-maling sejarah dan perampok budaya, beliau merasa terpanggil untuk meluruskan sejarah bangsa yang telah ditutupi bahkan dirampas oleh orang yang notabene tidak punya rekam jejak sebagai pejuang bangsa.
Dengan kemunculan kyai Imadudin di podcast bisikan Roma, yang langsung jalannya diskusi di pandu oleh Bang H.Roma Irama sendiri, sejatinya dengan acara podcast tersebut makin membawa kearah lebih baik dan membuka cakrawala wawasan bagi pihak-pihak yang masih ada dibenak mereka pikirannya taasubiyah (panatik) kepada habib klan Ba’Alwi.
Dengan paparan yang sangat jelas kita mendapat kesimpulan sampai kepada closing statement akhir, kyai Imadudin dengan sangat bijak mengingatkan kepada siapapun, baik habib ba’lawi maupun para muhibbinnya. Bahwa dengan penelitian tentang ba’lawi didasari untuk menyampaikan bukti kebenaran kalau klan ba’lawi bukan sebagai dzuriyah Rosulullah, dan jika hasil penelitian; habib klan ba’lawi dengan legowo mengakui bahkan mungkin tidak mau mengakui kalau diri mereka sebagai dzuriyah Rosulullah, umat Islam Indonesia tidak ada alasan untuk membenci mereka, dan kita harus tetap sebagai saudara seagama selalu mencintai mereka. Kita bisa hidup bersama tanpa membanggakan nasab, jika dengan tidak menyebut-nyebut nasab dan membanggakan nasab toh para habaib masih bisa berkarya demi kemajuan bangsa.
Masih banyak masyarakat sulit menerima kenyataan, dihati mereka masih meyakini kalau habib klan Ba’Alwi adalah sebagai cucu keturunan Baginda Nabi Muhammad SAW. Menurut pengamatan kyai Imadudin mungkin sama dalam pandang kawan kawan seprekwensi yang mendukung tesisi kyai Imadudin, bahwa alasan mereka belum bisa menerima tesis kyai Imad karena :
- Bebesanan dengan habaib.
- Faktor pertemanan dengan para habaib, jadi tidak enak untuk protes dan berdebat dalam mempersoalkan nasab ba’lawi
- Karena ada hubungan guru dengan murid.
Harapan semua, dengan digelarnya podcast Bang H.Roma Irama bersama Kyai Imadudin, tidak ada lagi orang-orang yang mengatasnamakan Rosulullah berprilaku buruk dengan menjual-jual nama nabi Muhammad tapi bertujuan untuk menipu umat, berbohong, menyerang pemerintah, dan berucap kotor.
Selanjutnya, hikmah polemik nasab ini dapat lebih mengokohkan persatuan dan kesatuan tanpa harus merendahkan orang lain, tidak boleh lagi ada suatu kelompok cuma karena gara-gara nasab lalu menghalangi orang lain untuk berkarya dan mendapatkan perlakuan tidak baik sampai sedemikian rupa. Bahwa siapapun, dari manapun ras apapun selama ia warga bangsa Indonesia harus diperlakukan secara adil dan punya hak yang sama Dimata hukum, demikian ungkap kyai Imadudin menutup pembahasan dalam tajuk Nasab Ba’Alwi di Bisikan Roma.
Kiai Ahmad Suhadi, S.Pd.I, Ketua Ikatan Mubaligh-mubalighoh Nusantara (IMMAN) DPD Kabupaten Bogor dan Katib JATMAN Kabupaten Bogor.