Bandung | LIPUTAN9NEWS
Dalam rilis beberapa media, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa “Retreat Kabinet Merah Putih” di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, yang dimulai Jumat, 25 Oktober 2024, tidak bertujuan untuk membentuk sikap militeristik. Menurut Prabowo, metode pelatihan ini menggunakan pendekatan “The Military Way, sebuah konsep pembinaan yang lazim diterapkan dalam lingkungan pemerintahan. “Saya tidak bermaksud menjadikan Anda berpikiran militeristik. Itu bukan maksudnya. Ini tentang the military way,” jelas Prabowo Subianto dalam pidato pembukaannya di Akmil Magelang, sebagaimana disampaikan dalam keterangan tertulis, Jumat, 25 Oktober 2024.
Secara umum, menurut Krishnakumar dan Neck dalam, “The ‘what’, ‘why’ and ‘how’ of spirituality in the workplace,” retreat adalah sebuah kegiatan yang dirancang untuk menyediakan waktu khusus bagi individu atau kelompok untuk menjauh sejenak dari rutinitas dan lingkungan sehari-hari. Biasanya, retreat dilakukan di tempat yang tenang dan mendukung refleksi, seperti area pegunungan, pantai, atau lokasi lain yang alami dan terisolasi. Tujuan utama dari retreat adalah untuk merefleksikan diri, mengembangkan hubungan antar anggota kelompok, memperkuat komitmen pada nilai-nilai tertentu, serta mengisi kembali energi fisik dan mental.
Dalam konteks profesional atau organisasi, misalnya seperti retreat bagi para menteri kabinet Merah Putih di Akademi Militer (Akmil) Magelang ini, menurut Dehler dan Welsh dalam, “Spirituality and organizational transformation: Implications for the new management paradigm”. Memiliki tujuan untuk mempererat kerja sama, menyamakan visi, meningkatkan keterampilan komunikasi, serta membangun karakter atau nilai-nilai bersama, seperti kesetaraan, integritas, soliditas, dan disiplin. Retreat juga sering kali mencakup sesi diskusi, pelatihan, dan berbagai aktivitas kelompok yang dirancang untuk memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas.
Di dunia spiritual atau religius, menurut Vaughan dalam, “What is spiritual intelligence?”, retreat sering kali diadakan sebagai momen mendalam untuk refleksi batin, meditasi, dan pembaruan spiritual. Peserta mungkin terlibat dalam praktik seperti doa, meditasi, atau kegiatan yang menenangkan jiwa untuk memperdalam hubungan spiritual mereka. Bahkan menurut Baker dalam, “Caring for Ourselves: A Therapist’s Guide to Personal and Professional Well-Being”, disebutkan bahwa retreat memberikan kesempatan bagi individu atau kelompok untuk “mengisi ulang” diri, baik dari segi fisik, mental, emosional, maupun spiritual, sehingga mereka dapat kembali ke aktivitas keseharian dengan perspektif yang segar dan semangat yang diperbarui.
Acara “Retreat atau The Military Way” bagi para menteri kabinet Merah Putih dibawah kepemimpian Presiden Prabowo Subianto di Akademi Militer (Akmil) Magelang diharapkan menjadi langkah awal positif dalam program pelatihan intensif yang dirancang untuk memperkuat jiwa kepemimpinan, solidaritas, dan disiplin tinggi dalam lingkungan pemerintahan sekarang. Bertempat di sebuah kamp pelatihan militer yang jauh dari hiruk-pikuk kota, para menteri didorong untuk melepas sementara atribut dan peran formal mereka, mengesampingkan perbedaan jabatan, dan mempraktikkan kesetaraan dalam kegiatan retreat. Mudah-mudahan program ini bertujuan membangun rasa kebersamaan yang kokoh serta membentuk ikatan kuat antarmenteri yang beragam latar belakangnya, yang bisa berdampak kepada kerja-kerja profesioanal, bermoral dan bermartabat.
Program retreat para menteri kabinet Merah Putih ini diharapkan dapat membangun kesetaraan. Dengan terbangunnya kesetaraan, maka setiap menteri dapat memahami pentingnya bekerja sebagai satu kesatuan, bukan hanya sebagai individu-individu berpengaruh. Tanpa adanya perbedaan posisi atau perlakuan khusus. Hal ini akan melahirkan kesadaran dari setiap menteri terhadap esensi dari kebersamaan, solidaritas, dan kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama dalam pemerintahan saat ini. Sepakat dengan Fiedler dan Garcia dalam, “New Approaches to Leadership, Cognitive Resources, and Organizational Performance,” bahwa terbangunnya konsep kesetaraan dan kolaborasi di antara menteri Kabinet Merah Putih akan berdampak kepada terjadinya kepemimpinan yang efektif.
Dari beberapa rilis media, paparan Presiden Prabowo Subianto tentang kegiatan dikumpulkannya para menteri kabinet Merah Putih di di Akademi Militer (Akmil) Magelang mengisyaratkan harus tubuhnya aspek integritas. Sebab nanti dalam menjalankan tugasnya, para menteri akan dihadapkan pada berbagai situasi sulit yang menguji kemampuan mereka dalam mengambil keputusan secara cepat dan tepat tanpa melanggar nilai-nilai etika. Melalui aktivitas retreat seperti ini, para menteri ditantang untuk bertindak dengan penuh tanggung jawab dan kejujuran di setiap tahap. Sepakat dengan Hannah dan Walumbwa dalam, “Leadership in Extreme Situations”, bahwa prinsip integritas merupakann dasar dari kepemimpinan yang kokoh dalam pengambilan keputusan yang berlandaskan moralitas.
Sepakat dengan Sweeney, Matthews dan Lester dalam, “Leadership in Dangerous Situations: A Handbook for the Armed Forces, Emergency Services, and First Responders”, bahwa soliditas tim juga menjadi fokus utama dalam pelatihan semacam “The Military Way” ini, di mana setiap menteri diajak untuk saling mendukung dan mengatasi tantangan bersama. Latihan kelompok yang membutuhkan kerja sama dan saling percaya memperkuat ikatan antarmenteri, memupuk loyalitas, dan rasa saling memiliki. Kesatuan dan kekompakan yang terbangun dari latihan ini diharapkan mampu membentuk tim pemerintahan yang solid, sehingga mampu menghadapi tantangan bangsa dengan sikap yang teguh dan bersatu.
Adapun aspek disiplin yang dikembangkan dalam retreat ini merupakan nilai positif yang ditanamkan melalui berbagai kegiatan yang terstruktur, menuntut ketepatan waktu, ketelitian, dan konsistensi. Dalam program “Retreat atau The Military Way*, setiap menteri didorong untuk menumbuhkan kebiasaan disiplin yang kuat, baik dalam aspek fisik maupun mental. Nilai disiplin ini penting tidak hanya untuk efektivitas kerja pribadi, tetapi juga untuk membentuk budaya kerja kolektif yang efektif di pemerintahan.
Harapan publik atas program retreat ini, para menteri dapat membawa pulang nilai-nilai kesetaraan, integritas, soliditas, dan disiplin ke dalam peran mereka di pemerintahan. Pada akhirnya, mereka siap untuk berkontribusi dengan semangat baru yang lebih kuat dalam membangun sinergi antarkementerian, memfokuskan diri pada kerja tim dan pelayanan publik yang lebih baik, serta menerapkan kepemimpinan yang berlandaskan nilai-nilai spritual, moral dan keadilan dalam menghadapi berbagai tantangan. Kegiatan retreat ini patut diapresiasi oleh publik dan merupakan langkah awal strategis Presiden Prabowo Subianto dalam mengkoneksikan prgram kerja dan kinerja para menterinya dengan harapan dan kepentingan rakyat Indonesia. Dalam ruang hening, membaca adanya sejumput harapan positif dan optimis dalam kabinet Merah Putih dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subinto.
Dr. H. Dudy Imanuddin Effendi, M.Ag, Wakil Dekan 1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung