JAKARTA | LIPUTAN9NEWS
Kemelut dan persoalan internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belum ada titik terang menuju ishlah. Masing-masing Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU terus melakukan manuver masing-masing. Terbaru Syuriyah PBNU mengeluarkan statmen terkait pelaksanaan Pleno 9 Desember 2024, untuk menentukan waktu pelaksanaan Muktamar atau Muktamar Luar Biasa.
Sementara Tanfidziyah PBNU yang dimotori KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya tetap mempertahankan kepemimpinannya sebagai Ketua Umum PBNU yang sah sesuai amant muktamar Lampung, meskipun sudah dipecat oleh Rais Aam PBNU. Gus Yahya siap menempuh jalurhukum.
“Bahwa posisi saya sebagai Ketua Umum Tanfidziyah Pengurus Besar NU dan Mandataris Muktamar ke-34 tahun 2021 di Lampung tetap tidak dapat diubah kecuali melalui muktamar. Ini sangat jelas dan tanpa tafsir ganda di dalam sistem konstitusi dan regulasi NU, baik AD/ART maupun aturan-peraturan-peraturan lainnya,” ujar Gus Yahya dalam konferensi pers di Plaza Lantai Dasar PBNU, Jakarta Pusat, seperti dilansir Liputan9news, Rabu (03/12/2025).
Melihat kondisi kemelut PBNU yang melarut tersebut Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta Husny Mubarok Amir menyampikan bahwa harus ada silaturrahmi PWNU Se-Indonesia untuk menyikapi kemelut PBNU.
“Jika pertemuan di Pesantren Tebuireng nanti Mustasyar dan kelompok yang bertikai tdak menemuan soluasi. Maka sesuai AD/ART dan Perkum NU, harus ada Muktamar Luar Biasa,” ujarnya dalam postingan statusnya di medsos, Juamt (05/12/2025).
“Inget, Gedung PBNU adanya di Jalan Kramat Raya, Jakarta. Bukan di Surabaya atau di Penajam Paser Utara,” pungkasnya.
























