LIPUTAN9.ID – Bangunan Masjid Ali sendiri pertama kali dibangun oleh Buyid Shahanshah, Adud Al-Dawla, pada tahun 977 di sekitar makam Ali Bin Abi Thalib. Setelah pada saat peperangan Irak memuncak, komplek ini hancur lebur dilahap Si Jago Merah. Barulah pada masa Seljuk Malik Shah I atau pada tahun 1086 komplek ini dibangun kembali. Lalu renovasi dilakukan kembali oleh Safavid Shah Ismail I pada tahun 1500-an.
Selama pemberontakan Irak yang terjadi pada Maret 1991, atau tetaptnya setelah Perang Teluk Persia, Pasukan Republik Saddam Hussein merusak tempat suci tersebut, dimana anggota opsisi Syiah terpojok. Dalam penyerbuan tersebut terjadi tragedi yang mengenaskan, dimana hampir seluruh penghuni Maosoleum (terutama Kaum Syi’ah) dibantai keseluruhan tanpa ampun.
Setelah insiden tersebut, tempat suci itu ditutup selama 2 tahun, guna untuk perbaikan. Saddam Hussein pun juga turut men-deportasi sejumlah besar penduudk daerah sekitar komplek ke berbagai negara tetangga.
Sebagai tempat pemakaman tokoh terpenting ke-dua dalam ajaran Syi’ah Islam. Masjid Imamah Ali Bin Abi Thalib diangap oleh semua Syiah sebagai situs Islam tersuci ke-tiga. Boston Globe melaporkan bahwa:
“Hampir 300 Juta Muslim Syi’ah yang tinggal di Irak. Najaf merupakan kota tersuci ke-tiga setelah Mekah dan Madinah di Arab Saudi”.
Hal ini tentu menunjukkan bahwa Kota Najaf yang memiliki Masjid & Maosoleum Ali Bin Abi Thalib ini menjadi tempat utama bagi seluruh jamaah Syiah, bukan hanya di Irak saja namun juga diseluruh dunia. Bahkan, menurut sebuah Hadits Syi’ah disebutkan bahwa situs Maosoleum Ali Bin Abi Thalib tersebut menjadi salah satu dari 5 tempat suci definitif yang paling di anggap suci. Dua tempat lainnya adalah Maosoleum Imam Husayn di Karbala yang sudah kita bahas pada tulisan sebelumnya, dan Maosoleum Fatimah putri Musa Al-Kadhim di Qom.
Situs ini dikunjungi sekitar 8 juta peziarah rata-rata setiap tahunnya, dan bahkan paling besar mencapai 20 juta jamaah selama 1 tahun.
Banyak penganut Syi’ah yang percaya bahwa Ali Bin Abi Thalib tidak ingin kuburannya di nodai oleh musuh-musuhnya. Sehingga, beliau meminta teman dan keluarga untuk menguburkannya secara diam-diam. Makam beliau yang sangat rahasia sebelumnya kemudian mulai di ketahui oleh kekhalifahan Abbasiyah, Ja’far As-Sadiq, Imam Syi’ah ke-enam. Maka dari itulah hingga kini seluruh kaum Syi’ah mempercayai bahwa salah satu sahabat Nabi, sekaligus Imam Pertama Syi’ah benar-benar di makamkan di tempat tersebut. (Sumber: Anugerahkunah.com)