Malang, Liputan9.id — Kericuhan terjadi usai laga derbi Super Jawa Timur (Jatim) antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Tim tuan rumah kalah dengan skor akhir 2-3 dari Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.
Dilansir dari kantor berita Antara, kericuhan tersebut bermula saat ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah. Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri, barracuda. Sementara beberapa pemain Arema FC yang masih di lapangan diserbu para suporter.
Kerusuhan tersebut semakin membesar ketika sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.
Ada kobaran api pada sejumlah titik di dalam stadion tersebut. Terlihat dua unit mobil polisi yang salah satunya adalah mobil K9 dibakar. Sementara satu mobil lainnya rusak parah dengan kaca pecah dan dalam posisi miring di bagian selatan tribun VIP.
https://twitter.com/Liputan9id/status/1576826763769835520?s=20&t=cAwbr5WA2iHHhhO4Voa1QA
Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan. Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.
Banyaknya suporter yang pingsan, membuat kepanikan di area stadion. Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.
Para suporter itu banyak yang mengeluh sesak nafas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion. Para suporter tersebut panik dan akhirnya berhamburan.
Hingga Minggu (2/10/2022) dini hari WIB, sekitar pukul 00.30 WIB, kondisi di luar stadion terlihat truk yang mengangkut suporter hilir mudik untuk yang membutuhkan perawatan. Hingga saat ini pihak Polres Malang dan manajemen belum memberikan keterangan resmi terkait adanya jumlah korban yang meninggal dunia akibat tragedi tersebut. Namun di sejumlah media sosial beredar informasi jumlah yang meninggal mencapai ratusan orang dalam kerusuhan tersebut.
Informasi terbaru dari Anggota DPRD Kota Malang, jumlah saat ini yang meninggal dunia sebaganyak 153 orang. Banyak korban meninggal yang susah bernafas karena gas air mata. (Red)