• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Sulaiman-Djaya

Simbolisme Kepahlawanan Keteladanan

November 14, 2025
Sardi Effendi, Ketua DPRD Kota Bekasi

Kabar Gembira! Insentif RT/RW Resmi Naik, Ketua DPRD: Komitmen Pemimpin Harus Dibuktikan

November 14, 2025
Istriku Pahlawanku

Istriku Pahlawanku

November 14, 2025
Foto: Ilustrasi Ai

Menyikapi Perbedaan Menggapai Persatuan

November 14, 2025
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Muda Qur’ani di Era Digital

Khutbah Jumat: Membangun Generasi Muda Qur’ani di Era Digital

November 14, 2025
APBD 2026 Bekasi Capai Rp6,8 Triliun, Tiga Sektor Jadi Prioritas Utama

APBD 2026 Bekasi Capai Rp6,8 Triliun, Tiga Sektor Jadi Prioritas Utama

November 14, 2025
Penyarahan Beasiswa kerjasama YBM PLN dgn IA JATMAN utk Mahasiswa S2 dan S3 UNUSIA di PP Pasulukan Al-Masykuriyyah, Kamis (13/11/2025).

Gandeng YBM PLN, JATMAN Berikan Beasiswa Mahasiswa S2 dan S3 UNUSIA

November 13, 2025
Masjid

Khutbah Jumat: Fiqih Dakwah Era Digital di Masjid Jamik Al-Amin Bondowoso

November 13, 2025
Ahmadi Kadong

Ahmadi Madong Tegaskan Komitmen Kawal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Sosial

November 13, 2025
Imam Jazuli

Nasaruddin, Nusron, dan Zulfa, Masuk Radar Calon Kuat Muktamar NU Ke-35 Tahun 2026

November 12, 2025
Sulaiman-Djaya

Gerindra, Golkar dan Pengkhianatan Kebangsaan

November 12, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Friday, November 14, 2025
  • Login
Liputan9 Sembilan
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan9 Sembilan
No Result
View All Result
Home Artikel Opini

Simbolisme Kepahlawanan Keteladanan

Oleh: Sulaiman Djaya

liputan9news by liputan9news
November 14, 2025
in Opini
A A
0
Sulaiman-Djaya

Sulaiman Djaya, Esais, Penyair, dan Pengurus Majelis Kebudayaan Banten

496
SHARES
1.4k
VIEWS

BANTEN | LIPUTAN9NEWS
Kepahlawanan adalah keteladanan –yang standar moral dan etiknya universal bagi ummat manusia. Anda pun, siapa pun, bisa dianggap pahlawan jika memang bisa menerjemahkan dan membuktikan diri Anda sebagai wujud kebanggaan dan keteladanan yang dirasa memberikan sumbangsih atau kontribusi, entah dalam bentuk kemajuan kemanusiaan atau pun kesadaran spiritual. Orang yang menghidupkan hidup dan memanusiakan manusia. Namun acapkali, nilai dan makna kepahlawanan dan keteladanan jarang disematkan hanya kepada kehebatan belaka. Fira’un Ramses II dikenal sebagai ‘bapak pembangunan’ Mesir kuno yang paling monumental, tapi bagi kaum monotheis, ia bukan pahlawan karena menindas dan memperbudak rakyat kecil yang kebetulan tidak mengikuti agama dan ideologi anutannya.

Rakyat dan Negara Jerman tidak menganugerahi Adolf Hitler sebagai pahlawan nasional, meski ia sempat menjadi arsitek kebangkitan Jerman dan bahkan menjadikan Jerman sebagai adidaya Eropa di masanya, karena salah-satunya dinilai mencederai nilai-nilai kemanusiaan dengan melakukan ‘pembantaian’. Yang dibangun patung dan monumennya oleh Jerman malah Johann Wolfgang von Goethe, seniman, pujangga, dan pemikir yang dalam kadar perspektif ‘ideologi pembangunan ala kapitalisme’, justru tak memberikan sumbangan kasat-mata. Namun kecerdasan, kejeniusan dan warisan karya-karyanya ‘membuat’ banyak orang menganggap orang Jerman adalah manusia arif dan jenius. Itulah yang membuat orang Jerman bangga.

Munir Said Thalib bukan ekonom, bukan teknokrat, bukan menteri, gubernur apalagi presiden, namun banyak aktivis, buruh, kaum miskin kota, menganggapnya sebagai pribadi yang memiliki nilai dan spirit keteladanan, spirit dan nilai kepahlawanan. Berani mempertaruhkan nyawa demi membela mereka yang ditindas, mereka yang disudutkan kebijakan rezim militer dan tirani kekuasaan otoriter, mereka yang dianggap lemah dan kemudian dilemahkan tirani dan penguasa melalui aparatus kekerasan. Munir dan Bunda Theresa adalah contoh-contoh keteladanan mereka yang membela manusia dari arogansi dan kesewenang-wenangan kekuasaan tiran otoriter serta kerakusan-keserakahan elit. Muhammad Rasulullah adalah musuh besar elit rente Quraisy, tapi pahlawan dan pembela mereka yang dirugikan praktik rente mereka.

Kalangan elit dan para politisi Indonesia (yang sebagian tergabung dalam apa yang disebut partai politik) yang menyetujui, membela, dan mengusulkan penganugerahan gelar pahlawan nasional Indonesia kepada mantan tokoh yang secara moral tidak memenuhi syarat untuk dianugerahi gelar pahlawan nasional, lebih ‘karena cari kedudukan dan jabatan’ di hadapan tiran, bukan tidak tahu nilai dan makna keteladanan dan kepahlawanan yang asli, mereka lebih memilih ‘pura-pura’ tidak tahu demi kekayaan yang bisa diraih dari menduduki jabatan (di birokrasi dan pemerintahan) yang diberikan sang tiran jika mereka setuju saja dengan keinginan sepihak sang tiran atau sang penguasa.

BeritaTerkait:

PWNU DKI Jakarta: Menghargai Jasa Soeharto, Gelar Pahlawan Nasional Perlu Dipertimbangkan dengan Arif dan Bijaksana

SIT Mambaul Hikmah Gelar Upacara HUT RI ke-80, KH. Agus Salim HS: Tanamkan Nilai-nilai Patriotisme dan Sportivitas

Peringati HUT RI Sekaligus Hari Jadi Kabupaten Bekasi ke-75, Bupati Gelar Istighotsah dan Ziarah Kebangsaan

Idrus Bin Salim Al-Jufri tidak Memenuhi Syarat Diangkat sebagai Pahlawan Nasional

Secara moral dan etika, Soeharto lebih pas disebut tiran ketimbang pahlawan. Mengingkari keterlibatannya sebagai pimpinan, pemberi instruksi, dan pemberi perintah, dalam pembantaian massal rakyat Indonesia pada 1965, hanya akan menjadi olok-olok dan tertawaan mereka yang tahu (seperti para sejarawan dan para penulis sejarah) dan generasi yang sudah tercerdaskan, sadar sejarah, tercerahkan. Soeharto selama berkuasa, tidak menghargai nyawa warga Negara Indonesia, dan selalu dengan sangat mudah mengorbankan mereka jika mereka mengkritik, melawan, atau menegur dirinya dan mengkritik kebijakannya, dengan menghilangkan nyawa mereka, semisal dengan penghilangan paksa atau pembunuhan, yang jika diberitakan secara resmi oleh rezim, selalu dengan bungkus eufemisme: ditertibkan atau diamankan.

Sebagai contoh, berdasarkan penelitian dan laporan KOMNAS HAM, rezim militer orde baru Soeharto telah menghilangkan 32.774 orang sepanjang 1965-1966. Praktik penghilangan paksa warga Negara Indonesia oleh rezim militer Soeharto itu kemudian berlanjut sepanjang Orde Baru berkuasa: dari mulai kasus penghilangan paksa semasa Daerah Operasi Militer di Aceh, Peristiwa Tanjung Priok 1984 hingga Peristiwa Talangsari 1989. (Lihat: Pulangkan Mereka! Merangkai Ingatan Penghilangan Paksa di Indonesia, ELSAM 2021, h. 2). Represi dan penindasan menjadi mode dan metode politik orde baru Soeharto yang dibantu militer, terutama angkatan darat (TNI AD) sejak ia berkuasa setelah meng-kudeta Bung Karno, dengan bantuan Amerika.

Kita juga tidak bisa menyebut Soeharto sebagai pahlawan pembangunan nasional, karena warisan orde baru-nya adalah sistem dan mental politik yang memiskinkan secara struktural. Selama ia berkuasa, pembangunan hanya milik dan untuk semakin memperkaya segelintir elit dan para kroninya, sembari menciptakan kesenjangan sosial ala kapitalisme brutal. Praktik paling telanjang dari apa yang kini disebut sebagai neoliberalisme. Belum lagi wabah dan praktik korupsi yang sengaja dibiarkan karena dilakukan anak-anaknya. Apalagi kalau kita bicara tentang pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, tambah jauh pula. Yang ada adalah murni kolusi, mark up, pembohongan publik dan yang sejenis itu semua.

Sulaiman Djaya, Peminat Kajian Kebudayaan

Tags: KepahlawananKeteladananPahlawanSimbolismeTeladan
Share198Tweet124SendShare
liputan9news

liputan9news

Media Sembilan Nusantara Portal berita online yang religius, aktual, akurat, jujur, seimbang dan terpercaya

BeritaTerkait

KH. MH. Bahaudin atau Gus Baha Sekretaris Pengurus Wilyah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta (Foto: Ist/MSN)
Nasional

PWNU DKI Jakarta: Menghargai Jasa Soeharto, Gelar Pahlawan Nasional Perlu Dipertimbangkan dengan Arif dan Bijaksana

by Moh. Faisal Asadi
November 3, 2025
0

JAKARTA | LIPUTAN9NEWS Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta melalui Sekretaris PWNU, KH. MH. Bahaudin, S.Pd.I., S.E., Kiai yang akrab...

Read more
SIT Mambaul Hikmah Gelar Upacara HUT RI ke-80, KH. Agus Salim HS: Tanamkan Nilai-nilai Patriotisme dan Sportivitas

SIT Mambaul Hikmah Gelar Upacara HUT RI ke-80, KH. Agus Salim HS: Tanamkan Nilai-nilai Patriotisme dan Sportivitas

August 18, 2025
Bupati Bekasi

Peringati HUT RI Sekaligus Hari Jadi Kabupaten Bekasi ke-75, Bupati Gelar Istighotsah dan Ziarah Kebangsaan

August 17, 2025
KH. Imaduddin Utsman Al Bantani, Pengasuh dan Pendiri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum

Idrus Bin Salim Al-Jufri tidak Memenuhi Syarat Diangkat sebagai Pahlawan Nasional

April 22, 2025
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2468
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

757
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

141
Sardi Effendi, Ketua DPRD Kota Bekasi

Kabar Gembira! Insentif RT/RW Resmi Naik, Ketua DPRD: Komitmen Pemimpin Harus Dibuktikan

November 14, 2025
Istriku Pahlawanku

Istriku Pahlawanku

November 14, 2025
Sulaiman-Djaya

Simbolisme Kepahlawanan Keteladanan

November 14, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In