BOGOR | LIPUTAN9NEWS
Dalam dekade terakhir, minat masyarakat Indonesia terhadap investasi berbasis syariah meningkat pesat. Data OJK menunjukkan jumlah investor syariah tumbuh dari 89.000 pada 2019 menjadi lebih dari 126.000 pada 2023, atau naik sekitar 41% dalam empat tahun.
Pertumbuhan itersebut bukan sekadar tren religius, tetapi juga respon terhadap meningkatnya kesadaran akan pentingnya investasi yang etis, transparan, dan bebas riba. Fenomena tersebut membuka ruang diskusi mengenai bagaimana strategi investasi syariah dapat mendorong pertumbuhan bisnis jangka panjang secara berkelanjutan.
A. Isu yang Terjadi: Tantangan Membangun Bisnis Berbasis Syariah di Era Kompetitif
Meskipun potensinya besar, ekosistem bisnis dan investasi syariah masih menghadapi beberapa isu krusial:
- Minimnya literasi keuangan syariah; Survei OJK tahun 2022 menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan syariah baru mencapai 9,14%, jauh dibandingkan literasi keuangan nasional sebesar 49,68%. Artinya, sebagian besar masyarakat belum memahami prinsip investasi halal seperti no riba, no gharar, no maysir, meski sebenarnya memiliki minat.
- Akses produk investasi syariah masih terbatas; Dibandingkan produk konvensional, jumlah instrumen syariah lebih sedikit. Contohnya, dari lebih dari 800 saham di BEI, hanya sekitar halal 60–70% yang masuk Daftar Efek Syariah (DES) setiap periodenya. Kondisi ini membuat diversifikasi—sebuah prinsip penting dalam strategi investasi—menjadi lebih menantang.
- Salah kaprah terhadap risiko dan return; Masih ada anggapan bahwa investasi syariah selalu memberikan return lebih rendah. Padahal, data Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menunjukkan pertumbuhan rata-rata tahunan lebih kompetitif dibanding beberapa indeks konvensional, terutama pada periode ekonomi stabil.
B. Strategi Investasi Syariah untuk Pertumbuhan Bisnis Jangka Panjang
Untuk mencapai pertumbuhan bisnis berkelanjutan, beberapa strategi berikut dapat diterapkan:
a. Diversifikasi pada instrumen halal
Walaupun instrumen syariah terbatas, diversifikasi tetap penting. Beberapa pilihan yang umum digunakan mahasiswa maupun pengusaha pemula antara lain:
- Saham syariah (DES)
- Reksa dana syariah (termasuk sukuk-based)
- Sukuk ritel (SR) dan Sukuk Tabungan (ST)
- Crowdfunding syariah berbasis bagi hasil
Strategi ini mengurangi risiko sistematis dan memperluas peluang pertumbuhan aset.
b. Fokus pada sektor riil yang stabil
Dalam konteks bisnis, sektor yang paling konsisten pertumbuhannya di Indonesia antara lain:
- makanan dan minuman halal,
- kesehatan dan farmasi,
- energi terbarukan,
- teknologi dan jasa digital.
Laporan Global Islamic Economy 2024 menempatkan Indonesia dalam 5 besar dunia untuk potensi ekonomi halal, sehingga peluang investasi di sektor-sektor tersebut sangat prospektif.
c. Terapkan prinsip value investing versi syariah
Selain memastikan kesesuaian syariah, investor dapat memilih bisnis dengan:
- rasio utang rendah,
- arus kas stabil,
- manajemen transparan,
- produktivitas tinggi,
- prospek jangka panjang jelas.
Strategi ini terbukti efektif bahkan di pasar konvensional, dan menjadi semakin kuat ketika dikombinasikan dengan filter syariah.
d. Menggunakan akad kemitraan untuk ekspansi bisnis
Bagi pengusaha, dua skema utama yang mendukung pertumbuhan jangka panjang adalah:
- Musyarakah → kerja sama modal dengan risiko dan keuntungan dibagi proporsional.
- Mudharabah → pemilik modal (shahibul maal) memberikan dana kepada pengelola (mudharib) untuk mengembangkan bisnis.
Jika strategi investasi syariah diterapkan secara luas, dampaknya signifikan untuk individu maupun negara.
a. Pertumbuhan bisnis berkelanjutan
Pembiayaan syariah meningkatkan likuiditas sektor riil. Data OJK menunjukkan bahwa perusahaan berbasis syariah memiliki tingkat pertumbuhan penjualan 10–15% lebih stabil dibanding beberapa perusahaan konvensional di sektor yang sama.
b. Mengurangi ketimpangan ekonomi
Karena mekanisme bagi hasil mendorong pemerataan keuntungan, model syariah dianggap lebih inklusif untuk masyarakat menengah dan bawah.
c. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional
Transaksi berbasis aset nyata memperkuat fundamental ekonomi sehingga tidak mudah terpukul oleh fluktuasi pasar global.
C. Penutup
Strategi investasi syariah bukan hanya pilihan religius, tetapi model yang relevan untuk menghadapi tantangan ekonomi modern. Dengan mengedepankan transparansi, keadilan, dan keberlanjutan, investasi syariah terbukti mampu mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang. Namun tantangan seperti literasi rendah dan terbatasnya instrumen tetap perlu diatasi melalui edukasi, inovasi produk, dan dukungan pemerintah.
Khaulah Aidilan Affah, Mahasiswa Semester 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK Tazkia Bogor






















