JAKARTA | LIPUTAN9NEWS
Nadirsyah Hosen (Gus Nadir) melalui akun medsosnya menyampaikan suara hatinya terkait kondisi Jam’iyyah Nahdlatil Ulama (NU) saat ini. Gus Nadir menyebutkan bahwa saat ini kita sedang menghadapi berbagai persoalan yang pelik, dan hal itu merupakan akibat dari akumulasi panjang terkait hal-hal yang selama ini kita acuhkan.
“Kita tengah mengalami krisis kepercayaan masyarakat terhadap Jam’iyyah NU kita, seakan ada jarak yang menganga antara kita dan problematika negeri ini, dan kita justru mengambil sikap diam terhadap keresahan dan kegelisahan umat,” tulis postingan akun Facebook Gus Nadir dalam bahasa Arab, Sabtu (13/09/2025).
Gus Nadir menyatakan sikap (posisi) Jam’iyyah NU justru terlihat dekat dengan penguasa, namun jauh dari berbagai kesulitan rakyat. Di mana keberadaan kita, di saat rakyat butuh kita untuk berempati dan mendengarkan suara mereka, untuk kemudian kita ikut pikul kegundahan mereka sambil mencari berbagai solusinya?.
Mnurutnya, Ujian terus menerpa kita dalam bidang hukum, seperti apa yang pernah terjadi pada ex-Bendahara Umum PBNU, dan juga seperti dugaan kasus korupsi di dalam penyelenggaraan haji, di mana hal-hal tersebut bisa mengancam nama baik dan kehormatan NU.
“Ya Allah, jagalah Jam’iyyah NU dari kerusakan dan petaka, juga dari perbuatan melawan hukum yang merusak sistem akidah Aswaja dan mencederai tata negara, serta mencampakkan kepentingan umat. Dan jadikanlah NU selalu berjalan sesuai pada koridor ajaran para pendiri dan kyainya,” harap Gus Nadir dalam doa.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ جَامِعِ الشَّتَاتِ، وَفَاتِحِ سُبُلِ الْخَيْرَاتِ. أَحْمَدُهُ حَمْدًا يَلِيقُ بِجَلَالِهِ، وَأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ وَصَحْبِهِ وَآلِهِ. أَمَّا بَعْدُ:
حَضْرَةَ الْمَشَايِخِ وَالْعُلَمَاءِ الْأَجِلَّاءِ، وَقِيَادَةَ جَمْعِيَّةِ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءِ الَّتِي نُكْرِمُهَا وَنُجِلُّهَا،
إِنَّنَا فِي هَذِهِ الْأَيَّامِ نُوَاجِهُ مَشَاكِلَ عَصِيبَةً، هِيَ نَتَائِجُ تَرَاكُمَاتٍ طَوِيلَةٍ مِمَّا سَبَقَ التَّغَافُلُ عَنْهُ. فَقَدْ أَصْبَحْنَا نُعَانِي مِنْ أَزْمَةِ ثِقَةِ الْجُمْهُورِ بِجَمْعِيَّتِنَا “نَهْضَةِ الْعُلَمَاءِ”، وَكَأَنَّ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَضَايَا الْوَطَنِ مَسَافَةً، وَقَدِ اتَّخَذْنَا مَوْقِفَ الصَّمْتِ تُجَاهَ هُمُومِ الْأُمَّةِ وَقَلَقِهَا.
إِنَّ مَوْقِفَ الْجَمْعِيَّةِ يُرَى كَأَنَّهُ قَرِيبٌ مِنَ السُّلْطَةِ، وَلَكِنَّهُ بَعِيدٌ عَنْ مَشَاكِلِ الشَّعْبِ. فَأَيْنَ نَحْنُ حِينَ يَحْتَاجُ إِلَيْنَا الشَّعْبُ لِنُؤَانِسَهُ وَنُوَاسِيهِ وَنُصْغِيَ إِلَى صَوْتِهِ، ثُمَّ نَحْمِلَ هُمُومَهُ وَنَبْحَثَ لَهُ عَنِ الْحُلُولِ؟
وَلَمْ تَزَلِ الْمِحَنُ تَتَوَالَى عَلَيْنَا فِي قَضَايَا الْقَضَاءِ، مِثْلَ مَا جَرَى لِأَمِينِ مَالِ الْجَمْعِيَّةِ فِي السَّابِقِ، وَمِثْلَ مَا أُشِيعَ مِنِ اتِّهَامَاتٍ بِفَسَادٍ فِي إِدَارَةِ شُؤُونِ الْحَجِّ، مِمَّا قَدْ يُهَدِّدُ سُمْعَةَ الْجَمْعِيَّةِ وَمَكَانَتَهَا.
اللَّهُمَّ احْفَظْ جَمْعِيَّةَ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءِ مِنَ الْفَسَادِ وَالضَّرَرِ، وَمِنْ مُخَالَفَةِ الْقَوَانِينِ الَّتِي تُفْسِدُ نِظَامَ عَقِيدَةِ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ، وَتُخِلُّ بِنِظَامِ الدَّوْلَةِ، وَتُضَيِّعُ مَصَالِحَ الْأُمَّةِ. وَاجْعَلْ نَهْضَةَ الْعُلَمَاءِ دَائِمًا سَائِرَةً عَلَى تَعَالِيمِ الْمُؤَسِّسِينَ وَمَشَايِخِهَا.
آمِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ
الفَقِيرُ وَالحَقِيرُ
نَادِرْشَاهْ حُسَيْن
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ جَامِعِ الشَّتَاتِ، وَفَاتِحِ سُبُلِ الْخَيْرَاتِ. أَحْمَدُهُ حَمْدًا يَلِيقُ بِجَلَالِهِ، وَأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ وَصَحْبِهِ وَآلِهِ. أَمَّا بَعْدُ
Para kyai dan ulama yang terhormat, serta jajaran pimpinan Jam’iyyah Nahdlatil Ulama (NU) yang kami muliakan.
Saat ini kita sedang menghadapi berbagai persoalan yang pelik, dan hal itu merupakan akibat dari akumulasi panjang terkait hal-hal yang selama ini kita acuhkan. Kita tengah mengalami krisis kepercayaan masyarakat terhadap Jam’iyyah NU kita, seakan ada jarak yang menganga antara kita dan problematika negeri ini, dan kita justru mengambil sikap diam terhadap keresahan dan kegelisahan umat.
Sikap (posisi) Jam’iyyah NU justru terlihat dekat dengan penguasa, namun jauh dari berbagai kesulitan rakyat. Di mana keberadaan kita, di saat rakyat butuh kita untuk berempati dan mendengarkan suara mereka, untuk kemudian kita ikut pikul kegundahan mereka sambil mencari berbagai solusinya?
Ujian terus menerpa kita dalam bidang hukum, seperti apa yang pernah terjadi pada ex-Bendahara Umum PBNU, dan juga seperti dugaan kasus korupsi di dalam penyelenggaraan haji, di mana hal-hal tersebut bisa mengancam nama baik dan kehormatan NU.
Ya Allah, jagalah Jam’iyyah NU dari kerusakan dan petaka, juga dari perbuatan melawan hukum yang merusak sistem akidah Aswaja dan mencederai tata negara, serta mencampakkan kepentingan umat. Dan jadikanlah NU selalu berjalan sesuai pada koridor ajaran para pendiri dan kyainya.
Âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
Al-Faqîr Al-Haqîr
Nadirsyah Hosen