JAKARTA | LIPUTAN9NEWS
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, turut menjadi bidikan ditengah publik menyoroti kehadiran Ilmuan Zionis Peter Berkowitz sebagai narasumber dalam orientasi sistem akademik program pasca sarjana Universitas Indonesia pada Sabtu (23/08/2025).
Kehadiran Peter Berkowitz di UI, Depok mendapat kritikan keras dari banyak kalangan karena sosoknya dikenal sebagai pendukung agenda zionisme Israel di Palestina. Dukungan itu terbaca dari buku-buku dan artikel-artikel yang dia tulis tentang penjajahan Israel tehadap Palestina merupakan hak untuk membela diri. Menilai aksi perlawanan Hamas sebagai tindakan barbarik, dan aktivisme HAM menggunakan hukum internasional sebagai senjata melawan Israel.
Sebelumnya diinformasikan, Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof Heri Hermansyah mengaku kecolongan karena tidak melakukan pengecekan latar belakang terhadap narasumber dimaksud.
Gus Yahya telah diminta tanggapannya sebagai Ketua Majelis Wali Amanah (MWA) UI terkait pihak rektorat UI yang mengundang Peter Berkowitz sebagai narasumber. Namun, hingga berita diunggah, Gus Yahya belum memberikan jawaban.
Gus Yahya, kakak kandung Gus Yaqut, Menag RI 2020-2024 menjabat Ketua Majelis Wali Amanah (MWA) Universitas Indonesia, periode 2024-2029. Dia menjadi sorotan karena kedekatannya dengan Peter Berkowitz, mantan divisi perencanaan kebijakan kementerian luar negeri Amerika Serikat (AS).
Terkait kedekatannya ini juga dibenarkan oleh H. NM. Saefur Rijal Ajib, Staf Ahli Waketum PBNU Masa Khidmat 2010-2015, KH As’ad Said Ali.
“ya. Terkonfirmasi (kedekatan Gus Yahya dan Peter Berkowitz) dari laman nu.or.id, selasa, 17 september 2024. Peter Berkowitz juga diundang sebagai narasumber dalam R20 yang digagas PBNU, November 2022”, kata Saefur Rijal.
“Dari file dokumen pengenalan kursus, kurikulum internasional AKN NU oleh PBNU yang saya dapatkan, Peter Berkowitz memiliki jadwal mengisi materi 16-17 Agustus 2025. Tapi, Peter Berkowitz, penulis buku explaining Israel, the Jewish State, the Middle East, and America sendiri, di laman realclearpolitics.com menulis, dia menyampaikan materi pada jum’at-sabtu, 15-16 Agustus 2025”, sambung Gus Rijal, biasa dipanggil.
“itu, artinya sepekan sebelum dia menjadi narasumber di orientasi sistem akademik program pasca sarjana UI yang disorot dan dikritik banyak kalangan”, imbuhnya.
H. NM. Saefur Rijal Ajib, pernah menjadi Pengurus Rabithah Ma’ahid Islamiyyah (RMI) PCNU Pati, 2019-2024, juga membenarkan kedekatan Gus Yahya dengan tokoh-tokoh Amerika dan Eropa yang memiliki koneksi dengan organisasi pendukung Yahudi-Israel.
“Dalam bukunya sendiri, Gus Yahya mengakui kiprahnya di pentas global –khususnya Amerika dan Eropa- dimulai sejak tahun 2011. Kiprahnya dilakukan bersama dan difasilitasi Charles Holland Taylor, CEO LibforAll foundation berbasis di Amerika”, kata Gus Rijal Ajib, biasa dipanggil.
Ulama muda, pengasuh Pondok Pesantren Hajroh Basyir Salafiyah Kajen Jawa Tengah ini menceritakan bahwa didalam bukunya Gus Yahya berjudul “PBNU, Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama Tajdid Jam’iyyah untuk Khidmat Millenial”, dengan bangga Gus Yahya memampang photo dirinya dengan berbagai tokoh global, termasuk dengan Joko Widodo, Presiden RI. Juga, beredar photo Gus Yahya bersama Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.
Disinggung tentang kecenderungan orang bisa menjadi zionis bila berdekatan dengan para zionis, H. NM. Saefur Rijal Ajib tidak langsung menjawab. Dia hanya menegaskan ungkapan, jangan kalian bersahabat dengan orang yang perilakunya tidak bisa membangkitkanmu dan ucapannya tidak bisa menunjukkanmu kepada kebenaran.
























