Sejarah Kota Yerusalem
Yerusalem adalah salah satu kota terbesar di Palestina, baik dari segi luas wilayah maupun penduduknya. Dari segi agama dan nilai ekonomi kota ini juga menempati posisi yang sangat penting. Kota ini memiliki banyak nama. Yerusalem berasal dari bahasa Ibrani yang berarti kota perdamaian, atau kota dewa/ tuhan yang bernama Salom, atau Salim. Dalam bahasa Arab dikenal dengan nama Baytul Maqdis atau Al-Quds al-Syarif, dan dalam bahasa Yunani dinamakan Elia (Aelia), yang berarti rumah tuhan.
Ketika Islam menguasai Yerusalem saat itu namanya Elia, dan tercantum dalam piagam jaminan keamanan bagi penduduk setempat yang dibuat Khalifah Umar (al-`Uhdah al-`Umariyyah). Sebutan Baytul Maqdis atau al-Quds sudah populer di kalangan para sahabat seperti tercatat dalam beberapa hadis Nabi yang sahih.
Sejarah kota Yerusalem bermula sejak lebih dari enam ribu tahun yang lalu. Wajar bila dikatakan sebagai salah satu kota tertua di dunia. Menurut sejarawan, yang membangun pertama kali adalah suku Al-Yabus, salah satu suku dari kabilah Arab Kan`an, pada sekitar 4000 tahun SM, sehingga kota itu pada mulanya disebut Yabus. Sejak itu kabilah bangsa Arab seperti Kan`an dan Amoria (Aramin) berdatangan dan tinggal di situ, jauh sebelum kedatangan Bani Israel.
Fakta ini diakui oleh Perjanjian Lama dalam Yosua: 12 yang menyatakan; “Inilah raja negeri yang dikalahkan oleh Yosua dan oleh orang Israel di sebelah barat sungai Yordan …… yang di negeri orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus” (Al-Kitab: h.249). Amori, Kanaan dan Yebus adalah bangsa Arab yang telah tinggal di bumi Palestina sebelum bangsa Israel datang.
Kedatangan bangsa Israel ke tanah Palestina bermula dari Nabi Yakub AS, yaitu pada sekitar abad ke 16 SM. Israel adalah gelar dari Nabi Yakub yang berarti ‘hamba Allah’. Yakub adalah putra Nabi Ishak dan cucu Nabi Ibrahim. Mereka tinggal di Hebron (madînat al-khalîl).
Pada masa mudanya Nabi Yakub pernah berhijrah ke Iraq, lalu kembali lagi ke Palestina dan menerima wahyu di tengah perjalanan. Diperkirakan saat itu ia berusia 40 tahun. Bersama dua belas orang anaknya yang dikenal dengan Banû Isrâ`il Nabi Yakub tinggal di Palestina. Setelah peristiwa yang dialami putra kesayangannya, Nabi Yusuf AS dan Bunyamin, Nabi Yakub hijrah ke Mesir pada tahun 1656 (abad ke-17) SM. Mereka baru kembali lagi ke Palestina pada sekitar abad 13 SM.
Dalam sejarah, setelah dibangun oleh kabilah Arab Yebus, Yerusalem tercatat pernah berada di bawah kekuasaan Firaun (abad 16-14 SM), Yahudi selama sekitar 73 tahun (977 – 586 SM), Babilonia (586 – 537 SM), Persia (537 – 333 SM), Yunani (333 – 63 SM), Romawi (63 SM – 636 M), kekuasaan Islam I (636 – 1072 M) dipimpin Umar bin Khattab pada tahun ke 15 H, Kristen (1099 – 1187 M), kekuasaan Islam II oleh Salahuddin al-Ayyubi (1187), kemudian Ottoman pada 1615 sampai jatuh ke tangan Inggris tahun 1917, dan pada tahun 1948 berdiri negara Israel.
Sepanjang sejarah lebih dari enam ribu tahun, Yerusalem berada di bawah kekuasaan Yahudi hanya selama 73 tahun, yaitu setelah Nabi Daud (King David) menaklukkannya pada tahun 977 atau 1000 SM. Daud berkuasa selama kurang lebih 33 tahun dan digantikan oleh putranya Nabi Sulaiman yang berkuasa selama 40 tahun. Pada masanya dibangun kuil (haykal) Sulaiman.
Itulah, puncak masa kejayaan Yahudi di Palestina. Setelah mereka tercerai berai sampai akhirnya pada tahun 587 M, Raja Babilonia, Nebukhadnezar, berhasil menaklukkan Yerusalem (kerajaan Yahudza) dan menghancurkan kuil Sulaiman, serta menumpas habis bangsa Yahudi. Dengan demikian, wujud bangsa Yahudi di Palestina hanya berlangsung selama kurang lebih 415 tahun.
Berdasarkan fakta sejarah, kepemilikan bangsa Arab terhadap Palestina sudah berlangsung sejak 6000 tahun lalu. Dibangun oleh Arab Yabus empat ribu tahun sebelum Masehi, atau 2100 tahun sebelum datang Nabi Ibrahim, dan 2700 tahun sebelum kedatangan Nabi Musa yang membawa ajaran Taurat yang menjadi sumber ajaran Yahudi.
Dr. H. Muchlis Muhammad Hanafi, Lc., MA., Sekretaris Badan Amil Zakat Nasional Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama