Jombang | LIPUTAN9NEWS
Indonesia saat ini berada dalam situasi darurat korupsi, narkoba, wahabi, HTI, radikasime dan terorisme. Kalau sebelumnya dikejutkan dengan Mega korupsi PT Timah dengan nilai fantastis 300 triliun. Sekarang kita disuguhkan korupsi Pertamina dengan total korupsi 900 triliun.
Situasi tersebut sontak mendapat respon Ketua Umum Organisasi Kemasyarakatan Kebangsaan lintas Agama Suku Dan Budaya PNIB Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) mengatakan kini kita berada dalam darurat korupsi, narkoba, menjangkitnya Wahabi dan tumbuhnya HTI dengan khilafahnya.
“Saya merasa sangat prihatin atas kondisi bangsa saat ini yang semakin darurat Korupsi, Narkoba Wahabi, Khilafah, HTI Bangkit yang semakin menyebabkan Intoleransi Radikalisme Terorisme Slsemakin menjangkit,” ujarnya saat ditemui seusai kegiatan Tadarus Al-Qur’an di Rumah Pancasila PP Abdul Hadi Jombang, Senin (03/03/2025).
Menurut Gus Wal, kualitas sebuah bangsa disebabkan dua hal, penjajahan dari bangsa lain dan persoalan dari dalam negeri yang tidak teratasi secara tuntas.
“Indonesia sudah merdeka dari penjajahan militer bangsa lain dan berdaulat, namun ada ancaman lain yang sedang menggerus integritas bangsa,” ucapnya.
Korupsi, Narkoba, khilafah, intoleransi, radikalisme dan terorisme adalah sederet persoalan bangsa yang masih menghantui perjalanan bangsa hari ini. Menjadi ancaman integritas bangsa untuk masa depan jika tidak segera diberantas secara konkret dan tuntas sampai ke akar akarnya.
“Korupsi dan narkoba yang masih marak terjadi telah masuk ke berbagai lini masyarakat. Ratusan bahkan ribuan pelaku sudah dihukum, namun lahir pelaku baru yang artinya hulu persoalan utamanya belum tersentuh. Penangkapan pengedar dan bandar narkoba tidak putus dilakukan oleh BNN dan aparat penegak hukum, namun produsen narkoba masih belum terungkap. Sementara korupsi kini sudah menjurus menjadi mata pencaharian, hukuman penjara hanya membuat mereka berhenti sejenak, setelah bebas kembali melakukannya dengan modus lebih canggih dan lebih gila” ungkap Gus Wal ketua umum PNIB menyampaikan keprihatinannya atas situasi bangsa.
Lebih lanjut, Gus Wal menyampaikan ancaman lain pada integritas bagsa adalah paham radikalisme, itoleransi, khilafah dan wahabi yang merupakan sumber bibit tunas terorisme, setahun terakhir ini saja sudah hampir 200 teroris tertangkap, PNIB menjadi organisasi lintas agama, budaya tradisi dan kebhinekaan yang konsisten berjuang menolak idologi asing khilafah dan wahabi yang menjadi ibu kandung radikalisme intoleransi yang berujung pada terorisme. Menurut Gus Wal khilafah dan wahabi punya potensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Tidak hari ini tapi di masa depan jika itu tidak diberantas secara tuntas.
“Wahabi dan khilafah dibuat untuk melawan demokrasi yang ada di sebuah negara. Mereka menggunakan jubah Agama yang sakral untuk memutarbalikkan logika manusia. Manusia hidup wajib berjuang untuk keyakinannya dengan cara meniadakan keyakinan lain. Paham egosentris tersebut terus dihembuskan kepada generasi bangsa dengan berbagai cara dan menjadi bentuk perlawanan kepada bangsanya sendiri yang berisi kemajemukan” jelasnya Gus Wal.
Menurutnya, PNIB menyadari bahwa perjuangannya tidak mudah bahkan cenderung dipandang sebelah mata oleh golongan yang menganggap Indonesia baik-baik saja, padahal faktanya 200 pelaku terorimse ditangkap oleh Densus 88 sepanjang tahun 2024,” ungkapnya.
Sebagai rakyat Indonesia kita wajib bersyukur dan berterima kasih atas kinerja, prestasi dan kerja nyata dari Densus 88 yang tanpa kenal lelah menjaga rakyat dan bangsa Indonesia dari ancaman Terorisme, Juga Kita Patut Mengapresiasi Badan Narkotika Nasional BNN yang setahun ini tegas tanpa pandang bulu memberantas peredaran narkoba dengan menangkap para bandar, gembong dan produsen pabrik pembuat narkoba, serta kita wajib kiranya mengucapkan terima kasih kepada Polri, TNI, Kejaksaan Agung dan KPK yang akhir akhir ini berhasil berhasil membongkar Super Skandal Korupsi di Pertamina, PT Timah, Dll.
Berbekal keyakinan mempertahankan keutuhan bangsa, bela negara, melestarikan Pancasila dan merawat tradisi budaya nusantara adalah jihad kebangsaan yang sesungguhnya, PNIB tidak bosan mengingatkan kepada semua pihak akan nasib masa depan bangsa jika persoalan tentang Korupsi, Narkoba, Wahabi Khilafah sumber bibit tunas Intoleransi Radikalisme Terorisme tidak segera disikapi dengan serius, terang Gus Wal.
Gus Wal berpendapat “Bangsa ini ke depannya akan seperti apa tergantung apa yang sedang dialami saat ini. Kalau paham khilafah wahabi yang anti Pancasila dan kebhinekaan hari ini masih bebas berkeliaran, maka masa depan bangsa bisa seperti Suriah dan Afghanistan yang hancur karena perang saudara atas nama keyakinan aliran Agama. Pemerintahan yang baru kita harapkan lebih fokus menyelesaikan persoalan benalu bangsa. Berantas narkoba hingga ke produsennya, hukum mati koruptor dan larang gerakan khilafah wahabi dalam bentuk apapun. Karena terorisme bersumber dari wahabi dan khilafah, Seperti beberapa hari lalu HTI Khilafah bangkit, Terorisme Semakin Menjangkit, Ketegasan pemimpin baru dibutuhkan demi melawan bahaya laten itu, tidak terlihat langsung namun efeknya terasa ke semua lini.” tuturnya
Gus Wal berharap kedapan Bangsa Indonesia yang besar ini berani tegas dengan memberikan hukuman mati kepada koruptor, bandar gembong produsen narkoba dan para pelaku serta penyebar paham wahabi khilafah radikalisme Terorisme, pungkas Gus Wal di akhir pernyataannya.
Смотреть здесь купить крипту
click now keplr wallet