• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Siklon tropis melanda Sumatra (27/11/2025), sebabkan banjir bandang & longsor. 61 tewas, 100 hilang, ribuan mengungsi. Akses terputus, upaya penyelamatan terkendala. (Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas/foc).

Air Mata yang Belum Diakui

December 1, 2025
KPK-PPATK

KPK Dalami Korupsi Kuota Haji di Arab Saudi

December 2, 2025
Resmi Nahkodai PCNU Bekasi, KH Enjuk Tekankan Konsolidasi dan Penguatan Organisasi

Resmi Nahkodai PCNU Bekasi, KH Enjuk Tekankan Konsolidasi dan Penguatan Organisasi

December 1, 2025
ISNU Kota Bekasi Kunjungi Wakil Wali Kota, Bahas Penguatan SDM dan Kolaborasi Program Strategis

ISNU Kota Bekasi Kunjungi Wakil Wali Kota, Bahas Penguatan SDM dan Kolaborasi Program Strategis

December 1, 2025
Perlu di Apresiasi, Ini 7 Prestasi Mantan Ketum PBNU Gus Yahya. (Foto: Ilustras/IJ)

Perlu di Apresiasi, Ini 7 Prestasi Mantan Ketum PBNU Gus Yahya.

December 1, 2025
Kiai Sepuh NU Berkumpul di Ploso Serukan Islah PBNU

Kiai Sepuh NU Berkumpul di Ploso Serukan Islah PBNU

November 30, 2025
Rais Aam PBNU KH Miftachul Ahyar menunjukkan hasil rapat internal pecat Gus Yahya (Foto: ANTARA/Naufal Ammar Imaduddin)

Pecat Ketum PBNU, Rais Aam Tegaskan Bentuk Tim Pencari Fakta

November 30, 2025
Gus Yahya Resmi Dipecat, Kapan PBNU Gelar Muktamar?

Gus Yahya Resmi Dipecat, Kapan PBNU Gelar Muktamar?

November 30, 2025
Ketum PBNU Akan Baca Teks Resolusi Jihad pada Apel Hari Santri 2023 di Tugu Pahlawan

Kiai Imam Jazuli Kirim Surat Terbuka Untuk Gus Yahya

November 30, 2025
MUI Jakarta Timur Akan Gelar MUSDA, Tuai Protes dari PWNU DKI

MUI Jakarta Timur Akan Gelar MUSDA, Tuai Protes dari PWNU DKI

November 30, 2025
KH Masyhuri Malik

KH Masyhuri Malik Menapaki Puncak Pimpinan PBNU Gantikan Amin Said Husni

November 28, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Tuesday, December 2, 2025
  • Login
Liputan9 Sembilan
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan9 Sembilan
No Result
View All Result
Home Artikel Opini

Air Mata yang Belum Diakui

Oleh: Aguk Irawan MN

liputan9news by liputan9news
December 1, 2025
in Opini
A A
0
Siklon tropis melanda Sumatra (27/11/2025), sebabkan banjir bandang & longsor. 61 tewas, 100 hilang, ribuan mengungsi. Akses terputus, upaya penyelamatan terkendala. (Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas/foc).

Siklon tropis melanda Sumatra (27/11/2025), sebabkan banjir bandang & longsor. 61 tewas, 100 hilang, ribuan mengungsi. Akses terputus, upaya penyelamatan terkendala. (Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas/foc).

506
SHARES
1.4k
VIEWS

YOGYAKARTA | LIPUTAN9NEWS
Di Sumatera Barat dan Utara, air tidak lagi sekadar air. Ia adalah ingatan yang basah, yang dingin, yang tiba-tiba datang tanpa permisi. Ia adalah cermin yang pecah, memantulkan wajah-wajah yang terkejut, pucat dan pasi karena ada banyak warga yang kehilangan. Beberapa angka adalah jeritan. Beberapa angka, hanya kalkulasi.

Di Aceh misalnya pada pengujung November 2025, angka-angka itu menjalar naik seperti air bah yang enggan surut: 18 kabupaten, 526.098 jiwa terdampak, 102 yang meninggal, 116 hilang. Dan 292.806 jiwa mengungsi, tercerabut dari tempat tinggal mereka, dan terdampar di 403 titik pengungsian.

Mereka bukan sekadar statistik dalam Laporan Pantauan data Penanggulangan Bencana Alam Hidrometeorologi. Kita bicara tentang banjir, tentu saja, tentang luapan sungai, tanah yang longsor dan tentang hujan yang seperti tak kenal kompromi. Tapi, dalam setiap kata “banjir” itu, terselip ribuan cerita tentang ketidakberdayaan, tentang rumah yang lenyap dalam sekejap.

Mereka adalah denyut nadi yang terhenti, tawa yang hilang, dan tatapan mata yang kini hanya memantulkan langit kelabu, dan entah mengapa, pemerintan masih enggan menyebutnya sebagai “bencana nasional.”
“Nasional,” sebuah kata yang besar, yang agung, yang menyatukan. Ia seharusnya melampaui sekat-sekat geografis, administrasi, atau kementerian mana yang bertanggung jawab. Namun, kata itu kini seperti terikat, terbungkam oleh pertimbangan-pertimbangan yang mungkin, di mata para korban, terasa dingin dan mekanis.

BeritaTerkait:

NU, Organisasi dan Arogansi

Lokakarya Masa Depan Air di Jakarta Akan Digelar MUI DKI Jakarta

Akhirnya! Prabowo Putuskan 4 Pulau Milik Aceh

Khutbah Jumat: Merawat Air Sebagai Sumber Kehidupan

Tetapi yang pasti, di balik setiap angka kerugian, ada denyut jantung yang terhenti, ada masa depan yang hanyut. Ketika kita menolak menyebutnya bencana nasional, kita seakan menolak mengakui bahwa duka di satu sudut negeri adalah duka seluruh republik.

Dan, nyatanya, di ruang-ruang rapat berpendingin udara di ibu kota provinsi – atau mungkin di Jakarta sana – kata “darurat” masih menjadi perdebatan semantik. Status tanggap darurat nasional belum diketuk palu. Seolah-olah, bencana harus mendapatkan stempel legalistik dulu sebelum diizinkan menjadi bencana yang sesungguhnya.

Kita bisa berdebat tentang definisi, tentang kriteria, tentang anggaran yang akan tersedot. Tapi, bukankah esensi dari sebuah negara adalah kehadiran, terutama saat warganya berada di titik terendah? Bencana alam tidak peduli birokrasi. Ia meratakan sawah, merenggut nyawa, tanpa memandang provinsi. Sunyi di Aceh sama sunyinya dengan sunyi di Tapanuli. Air mata seorang ibu di sana, asinnya sama dengan air mata kita di sini.

Mungkin kita semua layak mengajukan pertanyaan: kapan sebuah tragedi cukup disebut “nasional”? Apakah duka harus menyeberangi Selat Malaka dulu agar dianggap valid oleh pusat kekuasaan?

Bencana, bukanlah sekadar peristiwa alam. Ia adalah cermin dari kerapuhan manusia, dan sering kali, cermin dari kelalaian sistem. Ketika ratusan ribu orang kehilangan pijakan, dan pemerintah masih sibuk dengan definisi operasional status bencana, ada ironi yang mengiris.

Kita punya Posko Terpadu di Ruang Potda 1 Lantai 3 Kantor Gubernur Aceh. Kita punya data yang rapi jali. Tapi kita belum punya empati kolektif yang cukup kuat untuk melampaui sekat-sekat administratif.

“Setiap kematian,” mungkin tulisnya, “mengurangi kemanusiaan kita.” Dan 442 kematian di Aceh dan sekitarnya menurut data hari ini (1/12/2025) adalah musibah besar di permadani kebangsaan kita yang compang-camping.

Bagi mereka yang terendam, yang kehilangan sanak keluarga, status nasional atau bukan hanyalah kata-kata hampa. Air bah tidak peduli birokrasi. Ia datang, merenggut, dan pergi, meninggalkan lumpur dan pertanyaan: mengapa kita harus menunggu pengakuan formal untuk merasakan sakit yang sama?

Tapanuli dan Aceh kembali diuji, kali ini bukan oleh konflik, tapi oleh air dan mungkin, oleh hati yang beku di tempat lain. Wallahu’alam bishawab.

Dr. KH. Aguk Irawan MN, Lc, MA, Pengasuh Pesantren Baitul Kilmah Yogyakarta, Santri Alumni Darul Ulum, Langitan. Pernah kuliah jurusan Aqidah-Filsafat di Al-Azhar University Cairo dan Sekolah Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga. Pengajar Antropologi-budaya di STIPRAM Yogyakarta, serta di Ma’had Aly KH. Ali Maksum Krapyak dan STAI Pandanaran Yogyakarta. Buku terbarunya terbit di penerbit Mizan Group; Genealogi Etika Pesantren, Kajian Intertekstual (2018) dan Sosrokartono, Sebuah Biografi Novel (2018).

Tags: 4 Warga Tapanuli UtaraAcehAguk Irawan MNAirAir MataBanjir BandangBencanaSumatera
Share202Tweet127SendShare
liputan9news

liputan9news

Media Sembilan Nusantara Portal berita online yang religius, aktual, akurat, jujur, seimbang dan terpercaya

BeritaTerkait

NU, Organisasi dan Arogansi
Opini

NU, Organisasi dan Arogansi

by liputan9news
November 25, 2025
0

YOGYAKARTA | LIPUTAN9NEWS Di sebuah tikungan sejarah, ketika angin transformasi bertiup kencang, Nahdlatul Ulama, rumah besar para kiai dan umat,...

Read more
PWNU Jakarta Dorong Majelis Amanah Kaum Betawi Segera Bentuk Tim Ad Hoc

Lokakarya Masa Depan Air di Jakarta Akan Digelar MUI DKI Jakarta

October 4, 2025
Pulau

Akhirnya! Prabowo Putuskan 4 Pulau Milik Aceh

June 23, 2025
Masjid Al Jabbar

Khutbah Jumat: Merawat Air Sebagai Sumber Kehidupan

January 31, 2025
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2472
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

757
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

141
KPK-PPATK

KPK Dalami Korupsi Kuota Haji di Arab Saudi

December 2, 2025
Resmi Nahkodai PCNU Bekasi, KH Enjuk Tekankan Konsolidasi dan Penguatan Organisasi

Resmi Nahkodai PCNU Bekasi, KH Enjuk Tekankan Konsolidasi dan Penguatan Organisasi

December 1, 2025
Siklon tropis melanda Sumatra (27/11/2025), sebabkan banjir bandang & longsor. 61 tewas, 100 hilang, ribuan mengungsi. Akses terputus, upaya penyelamatan terkendala. (Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas/foc).

Air Mata yang Belum Diakui

December 1, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In