Jakarta, Liputan9.id – Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) KH. Agus Gustiwang Saputra menghadiri acara Sarasehan LD PBNU Pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan Madura, Senin (6/2/23).
Pada acara itu Kiai Agus berpapasan dengan Gus Islah, dan langsung menanyakan terkait agama yang selalu dijadikan tunggangan oleh kelompok kelompok yang punya ambisi kekuasaan politik. Gus Islah merespon dan menyebut ada 3 faktor yang melatarbelakanginya.
“Pertama, agama berbasis dogma (percaya atau tidak percaya harus percaya) semua agama punya konsep itu. Kedua, apa yang dimaksud dengan Kemartiran semua agama mengajari itu. Terkait Syahid, kalau membela agama dia mati akan masuk surga secara langsung tanpa segala hisab dan sebagainya. Kemudian yang ketiga, mesianic beliviefs. Semua agama punya ini, bahwa nanti menjelang hari akhir yang berkuasa itu adalah agama saya,” kata Tenaga Ahli Pencegahan Radikalisme, Ekstremisme dan Terorisme Mabes Polri itu.
Gus Islah menyebut tiga konsep itulah yang dipakai berbagai pandangan-pandangan politik sebagai kuda-kuda tunggangan sehingga mudah pemeluk agama dihipnotis untuk kepentingan politik, bukan hanya Islam, tetapi Kristen juga dan agama lainnya.
“Tiga aspek itulah yang membuat agama menjadi renyah tunggangan-tunggangan politik. Kalau bicara terorisme, di Indonesia terorisnya Islam tapi kalau di Myanmar terorisnya itu Budha, seperti yang mempersekusi orang Rohingnya adalah Budha. Artinya terorisme itu selalu menunggangi agama dengan pemeluk terbesar di negara ini,” ucap alumni Pondok Pesantren Syaikhona Moh Cholil Bangkalan ini.
Gus islah berpesan, hal itu menjadi rawan dalam konteks politik dan kita harus betul moderat dalam artian garis tengah, jangan miring kanan dan jangan miring kiri.
“Karena akan menjadi renyah, menjadi alat hipnotis dari kelompok-kelompok politik untuk membohongi masyarakat atas nama tuhan,” pungkasnya. (MFA)