Banten | LIPUTAN9NEWS
Tiap waktu selalu ada pemberitaan warga Gaza menangis histeris, mayat berkalang tanah, tergeletak tanpa ada yang urus, akibat serangan mortir dan bom kiriman Israel. Anak-anak kehilangan orang tuanya, wanita-wanitanya kehilangan suaminya, dan suami yang tanpa istri, karena perang dan konflik terus terjadi tanpa henti.
Gaza, negeri di Palestina yang sering disorot sebagai negeri seribu bom, banjir air mata, dan ratapan-ratapan pilu yang menyayat hati kita disini. Gaza selalu berkecamuk, tanpa pernah Damai akibat kolonialisme dan imprealisme Zionis Israel yang serakah, biadab dan bedebah.
Israel merebut dan menduduki Jalur Gaza dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967. Berdasarkan Persetujuan Damai Oslo yang disahkan pada tahun 1993, Otoritas Palestina ditetapkan sebagai badan administratif yang mengelola pusat kependudukan Palestina. Israel mempertahankan kontrolnya terhadap Jalur Gaza di wilayah udara, wilayah perairan, dan lintas perbatasan darat dengan Mesir. Israel secara sepihak menarik diri dari Jalur Gaza pada tahun 2005.
Intifada lalu pecah di bulan September 2000, ditandai dengan terjadinya berbagai gelombang protes, kerusuhan sipil, dan pengeboman terhadap militer Israel dan warga sipil, kebanyakan dilakukan oleh pembom bunuh diri, peluncuran roket dan bom ke daerah perbatasan Israel oleh gerilyawan Palestina dari Jalur Gaza, terutama oleh gerakan Hamas dan Jihad Islam. Pada bulan Februari 2005, pemerintah Israel memutuskan untuk menerapkan rencana penarikan diri sepihak dari Jalur Gaza. Rencana ini mulai diterapkan pada tanggal 15 Agustus 2005, dan selesai pada tanggal 12 September 2005.
Menurut Tanya Reinhart dalam bukunya “The Road to Nowhere” (2006) menjelaskan bahwa ada perjanjian antara Israel dan Otoritas Palestina yang ditengahi oleh Condoleezza Rice disahkan pada bulan November 2005. Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan kebebasan warga Palestina untuk melakukan kegiatan ekonomi di Jalur Gaza.
Berdasarkan ketentuan perjanjian tersebut, perlintasan Rafah dengan Mesir harus dibuka kembali, dan lalu lintasnya dipantau oleh Otoritas Nasional Palestina dan Uni Eropa. Hanya orang-orang dengan ID Palestina, atau warga negara asing dalam kategori tertentu yang tunduk pada pengawasan Israel, yang diizinkan untuk memasuki dan keluar dari Jalur Gaza. Semua barang, kendaraan dan truk yang berasal atau menuju Mesir yang melewati Perlintasan Kerem Shalom, juga berada di bawah pengawasan penuh militer Israel.
Kondisi geopolitik di jalur Gaza dari sejak dulu hingga kini adalah kondisi bergejolak, tiada henti konflik terus terjadi hingga berakhir perang, meskipun perang yang tak pernah seimbang, Gaza yang tanpa alat tempur yang selalu berhadapan dengan tentara Zionis yang alat tempurnya semakin super canggih.
Menurut laporan Human Rights Watch tahun 2009 dan organisasi serta LSM internasional lainnya menganggap bahwa Israel masih menduduki Jalur Gaza karena Israel-lah yang menguasai wilayah udara dan perairan Gaza dan tidak memungkinkan dilakukannya pergerakan barang ke dalam atau keluar Gaza lewat udara atau laut.
Sedangkan dalam “Background on the Gaza Strip” (2014) Saat ini, Jalur Gaza berada di bawah pemerintahan Hamas. Sejak 2007 hingga 2014, pemerintahan Hamas dipimpin oleh Ismail Haniyeh, dan kembali dipimpin oleh orang yang sama sejak 2017 hingga sekarang.
Derita warga Gaza akibat konflik dan perang selalu menyita perhatian kita sebagai sesama saudara muslim. Kita hanya bisa menyeka air mata lihat warga Gaza dari bayi, anak-anak, para wanitanya, meraung-raung kesakitan akibat bom yahh dijatuhkan oleh Zionis Israel. Kita disini hanya diam membisu tanpa bisa berbuat apa-apa atas derita warga Gaza, dan tanpa bisa berbuat apa-apa untuk melawan kebiadaban Zionis Israel.
Hanya saja yang tersisa hanya tangis air mata dan jeritan hati yang mendoakan agar Palestina merdeka, rakyatnya aman dan damai, kehidupan mereka normal, dalam lindungan keamanan sebuah negara yang mahardika. Tulus do’a ku dan do’a kita bangsa Indonesia semoga dikabulkan Tuhan yang maha kasih dan maha penyayang.
KHM. Hamdan Suhaemi, Pengajar Pesantren Ashhabul Maimanah Sampang Susukan Tirtayasa Serang, Wakil Ketua PW GP Ansor Banten, Ketua PW Rijalul Ansor Banten, Sekretaris komisi Haub MUI Banten, Sekretaris Tsani Idaroh wustho Jam’iyah Ahlith Thoriqah Mu’tabaroh An-Nahdliyah Jatman Banten, Ketua FKUB Kab Serang, dan Anggota Dewan Pakar ICMI Provinsi Banten.