Jakarta, Liputan9.id – Seorang guru besar di Universitas King Abdul Aziz di Jeddah, Arab Saudi, menilai umat Islam dunia sangat membutuhkan umat Islam Indonesia. Sebab eksistensi umat Islam dunia titik beratnya justru ada di Indonesia.
Dunia saat ini melihat Islam yang beradab dan berkeadaban justru ada di Indonesia, kata sang guru besar, Prof Dr. Adil Abdul Qodir Qoutah, ketika berbincang-bincang dengan Andy Hadiyanto, Sekretaris Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Majelis Ulama Indonesia (MUI), saat mengunjungi gerai pameran MUI di arena konferensi Abu Dhabi Forum forr Peace, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Rabu, 9 November 2022.
Namun, dia menyayangkan bahwa akhir-akhir ini pengaruh gerakan Islam transnasional sangat massif di Indonesia. Dia mengkhawatirkan situasi itu akan melenyapkan keistimewaan perkembangan Islam di Indonesia.
MUI sebagai organisasi payung ormas Islam di Indonesia, dosen tamu di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) itu, dapat terus menjaga dan memelihara kultur keberagamaan di Indonesia yang terbuka, toleran, dan ramah budaya.
Menurit murid Syekh Yasin Padang itu, masa depan umat manusia sangat bergantung terhadap cara pandang para pemeluk agama terhadap mereka yang berbeda keyakinan atau agama. Dalam konteks dunia yang berorientasi pada perdamaian, menurutnya, yang perlu dijadikan tolok ukur relasi sosial adalah sejauh mana komitmen seseorang dengan nilai-nilai luhur Tuhan terlepas apapun agamanya.
Hal kedua yg dijadikan sebagai pijakan untuk menjalin hubungan sosial adalah sejauh mana pihak-pihak tersebut mampu menggunakan akal sehatnya secara baik. “Kita tidak mungkin mengharapkan terciptanya perdamaian dari orang-orang yang mengingkari kemuliaan Tuhan dan penggunaan akal sehat,” katanya.
Dia berpendapat, para pemuka agama perlu merumuskan metodologi dakwah berbasis nilai-nilai spiritualitas yang tulus dan akal sehat agar dapat menciptakan pemeluk-pemeluk agama yang dewasa dan bijak dalam menyikapi dogma dan realitas. (Sumber: Viva.co.id)