LIPUTAN9.ID – Simpati adalah sikap merasakan apa orang yang dialami orang lain. Sikap simpati akan menumbuhkan rasa tolong menolong, kerja sama, dan perhatian pada orang lain. Bersimpati juga ditunjukkan dengan rasa tertarik dan menghargai kelebihan orang lain, serta tidak menjelek-jelekkannya. Sikap simpatik ini dapat memperkuat hubungan harmonis dengan sesama.
Dalam kehidupan sehari-hari nabi mengajarkan agar ummat manusia khsuusnya ummat Islam agar senag dalam menunjukan rasa simpati dan empati agar dapat kebaikan Kembali dalam waktu yang lain yang Allah berikan kepada orang yang senang dan senantiasa menunjukan sikap simpati dan empati terhadap sesame manusia.
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga kita bisa menyambut bulan Robi’ul awal ini dengan beberapa hal yang dilakukan menujukan simpati dan empati kepada sesama dengan beberapa hal: Selalu menebar senyum kepada sesama, Pedulikepada orang yang menzalimi, Berbuat baik kepada tamu dan tetangga,Berkata-kata yang menyejukkan, Memulyakan Orang tua.
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ ,يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Alhamdulillah, pertama-tama marilah kita senantiasa menunjukan sikap syukur kehadirat Allah SwT. Tuhan Yang Maha Kasih lagi Pengasih, Sang Pencipta Pemberi anugerah hidup ini. Dialah yang telah memberikan kesempatan kita hidup untuk kesekian kalinya dengan merasakan nikmat sehat, sehingga dapat menjalani aktivitas dalam kondisi sehat tanpa adanya kekurangan suatu apa pun.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan Allah SwT kepada Nabi Besar Muhammad Saw. Nabi akhir zaman yang dihadirkan Allah SwT untuk menyampaikan risalah Islamiyah sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Sosok manusia agung yang memberikan secercah cahaya keteladanan laik dijadikan pengajaran bagi kita. Dengan demikian, hidup ini makin bermakna dan berwarna kini dan di masa mendatang.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Selaku khotib kami mengajak kepada jamaah sekalian dan diri kami pribadi, Marilah kita bermangat untuk berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannaya dengan cara yang diajarkanNya, semoga Allah selalu memberikan kekuatan dan bimbingan serta hidayah dan semangat kepada kita sehingga kita selalu dalam keimanan dan ketaqwaan kepadanya Amin.
Hadirin sidang Jumat yang dimulyakan Allah,
Simpati adalah sikap merasakan apa orang yang dialami orang lain. Sikap simpati akan menumbuhkan rasa tolong menolong, kerja sama, dan perhatian pada orang lain. Bersimpati juga ditunjukkan dengan rasa tertarik dan menghargai kelebihan orang lain, serta tidak menjelek-jelekkannya. Sikap simpatik ini dapat memperkuat hubungan harmonis dengan sesama.
Dalam kehidupan sehari-hari nabi mengajarkan agar ummat manusia khsuusnya ummat Islam agar senag dalam menunjukan rasa simpati dan empati agar dapat kebaikan Kembali dalam waktu yang lain yang Allah berikan kepada orang yang senang dan senantiasa menunjukan sikap simpati dan empati terhadap sesame manusia. Dalam hal Aini Allah berfirman:
… وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ…
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam [mengerjakan] kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan,” (QS. Al-Maidah [5]: 2).
Hadirin sidang Jumat yang dimulyakan Allah,
Kemudian apa dan bagaimana sikap simpati yang nabi tunjukan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menumbuhkan kekuatan silaturahmi sesame insan bumi pertiwi dan manusia yang lebih peduli, ada beberapa sikap nabi yang bisa dijadikan contoh, diantaranya adalah:
Pertama, Selalu menebar senyum kepada sesama
Dalam kehidupan sehari-hari nabi mengajarkan perilaku yang baik dengan memberikan senyum kepada siapapun yang bertemu dengan beliau. Senyum itu mudah dan tak berbayar, namun tidak semua manusia mampu dan senang serta Bahagia dalam memberikan senyum kepada orang lain, padahal dia tahu bahwa senyum akan dapat menggembirakan saudaranya yang diberikan senyum walau sebentar.
Menurut dr. Merry Dame Cristy Pane bahwa senyum yang diberikan seseorang kepada orang lain dengan tulus, maka akan dapat membahagiakan diri sendiri, meredakan stress, membuat diri lebih menarik, meningkatkan percaya diri, mempererat hubungan dengan orang lain, menularkan kebahagian, mencegah flu, dan meredakan nyeri, yang kesemuanya merupakan hal baik buat sang pemberi senyum. Dalam pandangan agama bahwa senyum itu sedekah sebagaimana hadits nabi:
تَبَسُّمُكَ في وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
Artinya: “Senyum manismu di hadapan saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi)
Kedua, Peduli kepada Orang yang Menzalimi,
Sulit bagi banyak orang ketika harus berbuat baik atau peduli kepada orang yang telah menyakiti atau menzalimi kita, bagaimana tidak orang tersbut sudah membuat emosi, sakit hati dan kebencian sehingga terasa berat untuk memafkan. Rosulululloh dalam sejarahnya sering setiap menuju masjid untuk sholat subuh ternyata mendapatkan ludahan(diludahi) orang perempuan yahudi yang merupakan utusan orang kafir dalam menyakiti nabi. Namun ternyata nabi tidak reaksi dengan menunjukan kemarahannya, dan seiring berjalannya waktu siperempuan yahudi mengalami sakit dan nabi akhirnya menengoknya dengan membawa sedikit makanan untuk si perempuan yahudi tersebut. Ternyata nabilah orang yang pertama menengok si permpuan yahudi yang sakit bukan saudaranya atau teman baik. Inilah sikap simpatik nabi yang ditunukan kepada oarng yang menyaiti atau menzaliminya.
Martha Telaumbanau seorang psikolog 2023 mengatakan bahwa ada beberapa kelebihan bagi orang yang mampu memberikan maaf kepada orang yang telah menyakit atau menzaiminya, adalah merasakan hidup yang damai, memiliki banyak teman, menjadikan lebih dewasa, hidup akan fokus kepada hal positif, terhindar dari stress. Kesemuanya itu merupakan hala baik yang akan didapatkan oelh orang yang mampu memberi maaf kepada orang yang telah menyaki atau menzolimi. Allah berfirman:
الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالۡكٰظِمِيۡنَ الۡغَيۡظَ وَالۡعَافِيۡنَ عَنِ النَّاسِؕ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الۡمُحۡسِنِيۡنَۚ
(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan, QS. Ali Imran/3: 134
Rosululloh bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ : مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. رواه مسلم وغيره
Artinya: Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat).” HR. Bukhori
Ketiga, Berbuat Baik kepada tamu dan tetangga
Menurut etimologi (secara asal-usul kata), tetangga adalah siapa saja yang rumahnya dekat dengan kita dan menurut Imam Syafi’i menyatakan bahwa tetangga adalah siapa saja yang badannya dekat dengan lainnya. Menurut terminologi, definisinya tak jauh beda dengan pengertian bahasa, yaitu tetangga adalah siapa saja yang rumahnya berdampingan dan dekat dengan kita. Adapun batasan tetangga yang disebutkan oleh para ulama madzhab adalah tetangga adalah 40 rumah dari segala arah (depan, belakang, kanan dan kiri) (fersi Ulama Syafi’iyah dan Hambali)
Selanjutnya bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tidak akan bahagia dan hidup normal jika ia tidak bergaul dengan orang lain melebur untuk berinteraksi dalam banyak hal untuk menjadikan dirinya manusia yang normal dan baik. Tetangga dekat dan jauh ataupun tamu menjadi sosok yang harus dituju sebagai kelompok untuk bergaul dan berinteraksi dengan baik sehingga menjadi masyarakat yang marhamah yang menjadi idaman banyak bangsa disunia ini Allah berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya-mu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri“. [An-Nisaa/4 : 36]
Lebih jauh rosulululloh bersabda:
ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جارَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Artinya: “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Muslim).
Keempat, Berkata-kata yang menyejukkan
Pepatah mengatakan bahwa terpelesetnya lidah lebih berbahaya daripada terpelesetnya kaki. Pepatahnya mengandung makna bahwa lisan sangatlah penting dalam kehidupan walaupun lidah tidak bertulang tetapi dapat menjadikan orang sakit maupun meninggal karena lisan atau lisan. Karena itu manusia harus pandai menjaga dan mengontrol lidah dari ungkapan atau ucapan yang dapat menjadikan orang lain mengalami ketidak nyamanan atau sakit. Sebaliknya manusia harus berusaha megeluarkan kata-kata yang menyejukkan atau membuat hati orang gembira atau merasa terhormati.
لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَىٰهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَٰحٍۭ بَيْنَ ٱلنَّاسِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
“Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kami akan memberinya pahala yang besar.” (QS. An-Nisaa'[4]: 114).
Lebih jauh Rosululloh bersabda:
Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya no. 6475 dan Muslim dalam kitab Shahihnya no. 74 meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda.
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam” HR. Al-Bukhari no. 6475 dan Muslim no. 74
Kelima, Mamulyakan Orang tua,
Orang tua adalah anggota keluarga yang paling dekat dengan kita. Tanpa adanya orang tua, kita tidak akan terlahir di dunia ini. Maka orang tua merupakan segalanya bagi seorang anak. Melalui orang tua kita dapat hadir di dunia ini. Orang tua juga merupakan tempat pertama kali seorang anak mengenal lingkungannya dari sosialisasi yang diberikan orang tua dan juga dari kasih sayang yang diberikan orang tua kepada anak. Sebelum anak dapat mencari uang sendiri, anak sangat bergantung pada orang tua karena orang tualah yang mencari uang untuk menghidupi anak-anaknya. Dengan demikian makna orang tua bagi seorang anak akan sangat mendalam karena orang tua merawat sejak kita masih berada di kandungan hingga masa yang akan datang dengan segala perjuangannya.
Disisi lain keberadaan dan keberhasilan seseorang tak terlepas dari Pendidikan yang diberikan maupun difasilitasi oelh orang tua sehiangga sianaka menjadi orang yang sukses dan Bahagia, sehingga sangat wajar dan penting seorang anak untuk berbakti dan berbuat baik kepada orang tua, Allah berfirman:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Al-Isra ayat 23)
Lebih jauh Rosululloh bersabda:
رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ
Artinya: “Ridho Allah SWT bergantung dari ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT bergantung dari kemurkaan orang tua,” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)
Hadirin sidang jum’ah yang dimulyakan Allah,
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga kita bisa menyambut bulan Robi’ul awal ini dengan beberapa hal yang dilakukan menujukan simpati dan empati kepada sesama dengan beberapa hal:
- Selalu menebar senyum kepada sesama,
- Pedulikepada orang yang menzalimi”
- Berbuat baik kepada tamu dan tetangga,
- Berkata-kata yang menyejukkan,
- Memulyakan Orang tua,
Sehingga orang yang kita sikapi dengan kelima hal tersbut menjadi senang dan semangat dan memperkuat bersiaturrahmi dengan kita. amin amin ya Robbal “aalamiiin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Materi khutbah Jum’at dengan tema Khutbah Jum’at: Menebar Simpati dan Perkuat Silaturrhmi ini, dalam bentuk PDF dapat di Download dengan KLIK disini
KH. Ahmad Misbah, M.Ag., Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Tangerang Selatan, Banten
