Bogor, LIPUTAN 9 NEWS
Beberapa hari belakangan ini polemik nasab dihebohkan dengan saling serang di medsos terkait pemberitaan halusinasi para habib klan Ba’Alwi diruang publik saat berceramah tentang kehebatan leluhur mereka. Serangan netizen pendukung KH. Imadudin banyak mengomentari ceramahnya para habaib dan pembelaan para muhibbin (pembela habib) walaupun si habib berceramah tidak berdasarkan ilmu dan fakta. Alih-alih pendukung habaib bukannya mengcounter pertanyaan pihak yang meragukan cerita-cerita habib dengan memberikan penjelasan yang masuk akal, tapi malah melakukan serangan balik ke arah mama Ghufron sebagai tertuduh penyebar ajaran sesat yang notabene salah satu tokoh pendukung pihak yang kontra klan Ba’Alwi.
Mama Ghufron dituduh membawa aliran sesat karena dapat mengakibatkan umat tersesat cuma gegara pengakuan mama Ghufron, yang katanya kalau Mama Ghufron bisa berbicara dengan semut, dapat memerintah malaikat, dapat melihat sorga dan lain-lain. Alasan MUI merespon cepat kontroversi mama Ghufron karena khawatir umat bisa tersesat, lalu bagaimana dengan ceramahnya para habib klan Ba’Alwi yang dibiarkan oleh MUI padahal tidak sedikit ceramah-ceramah para habaib yang jauh lebih parah dari apa yang telah diucapkan oleh Mama Ghufron; misalnya saja ceramah kebanyakan habib klan Ba’Alwi di ruang publik yang sama sekali tidak ada tanggapan apalagi difatwakan sesat oleh MUI, seperti :
- Habib bisa memberi syafaat.
- Melawan habib Sesat bahkan bisa kafir.
- Telapak kaki habib lebih mulia dari kepalanya ulama.
- 1 orang habib yang bodoh lebih mulia daripada 70 ulama yang alim.
- Ceramah di mimbar-mimbar selalu membawakan cerita khurofat dan tahayul.
- Percaya alquran jika tidak percaya habib masih sesat.
- Dll (sampai tidak terhitung jumlahnya)
Dengan banyaknya ceramah habib klan Ba’Alwi yang keluar dari ajaran agama Islam baik tekstual maupun maksud ayat dan hadits Nabi tanpa ilmu. Banyak ceramah-ceramah yang lebih parah dari apa yang saya tulis di atas; ucapan sumpah-serapah, caci-maki, fitnah, senang berita hoax, freming dan lain-lain, selalu menghiasi isi ceramah habib klan Ba’Alwi ini menjadi sangat berpengaruh terhadap akhlak umat Islam Indonesia dan banyak umat menjadi bodoh karena doktrin-doktrin sesat para habaib yang sangat berbeda jauh dari ajaran ulama-ulama pesantren di Nusantara sebagaimana yang diajarkan oleh Walisongo.
Sejatinya MUI cepat merespon terhadap habib klan Ba’Alwi yang menyampaikan ceramah tanpa ilmu dan bisa menyesatkan umat, paling tidak respon kepada individu habib yang telah menyampaikan ajaran menyimpang tersebut. Jika MUI tidak melakukan sikap berimbang terhadap Habib klan ba’lawi yang fatwanya bisa menyesatkan umat, MUI bukan saja dicap tidak adil tapi MUI adalah ormas kemasyarakatan yang bertujuan untuk membela ajaran sesat yang jumlah fatwanya lebih banyak padahal menyimpang dan sangat bertentangan dari ajaran syareat agama dan semangat kebangsaan. Tidak salah dan tidak perlu marah bila umat kecewa terhadap MUI bahkan bisa menimbulkan wacana pembubaran MUI, karena MUI dianggapnya tidak lagi berjuang untuk amar Maruf Nahi Munkar tapi Amar Perut Nahi Melawan Makar.
Kiai Ahmad Suhadi, S.Pd.I, Ketua Ikatan Mubaligh-mubalighoh Nusantara (IMMAN) DPD Kabupaten Bogor dan Katib JATMAN Kabupaten Bogor.