Diceritakan bahwa pada zaman Rasulullah SAW, ada salah satu dari Sahabatnya yang pernah minum-minuman keras yaitu Nu’aiman bin amr.
Nu’aiman adalah penduduk Madinah dari kaum Anshor bergaris keturunan dari Bani an-Najjar dan satu umat Islam awal di Madinah. Pada saat perang Badar, dia adalah ashabul badr dan turut berjihad bersama Rasulullah.
Meski cerita tentang Nu’aiman jarang dibicarakan dan diceritakan dibanding Abu Nawas, namun tidak sedikit buku dan kitab yang meriwayatkannya.
Nu’aiman merupakan seorang yang pernah berkomitmen pada Rasulullah di Bai’at Aqabah Dua. Di luar perilakunya yang lucu dan konyol itu, Nu’aiman adalah seorang pemabuk berat dan alkoholik.
Suatu hari Nu’aiman mabuk, lalu berita ini disampaikan kepada Rasululah SAW, ditanya oleh Rasul; benarkah engkau mabuk wahai Nu’aiman?
Nu’aiman berkata, benar wahai Rasulullah.
Rasulallah pun memberikan hukuman cambuk kepadanya. Setelah hukuman itu selesai Nu’aiman mengulangi kesalahan tersebut sehingga sebagian sahabat berkata “semoga Allah melaknat engkau wahai Nu’aiman”.
Rasulullah langsung bersabda “janganlah kalian melaknat Nu’aiman, Ia sangat mencintai Allah dan Rasulnya. Begitu pula ia pun dicintai Allah dan dicintai Rasulnya ”.
Dari kisah yang singkat ini kita bisa ambil pelajaran dan memahami bahwa setiap orang tidak boleh melaknat orang lain walaupun melakukan dosa besar, yang bisa kita lakukan adalah mendoakannya semoga allah memberikan taufik dan hidayah padanya.
Hamdi Zatnika, SH, Pengurus Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU), Media Sosial: IG | Be_doel23