Jakarta, LIPUTAN 9 NEWS
“Jika bukan kita yang menjaga, lalu siapa lagi? Dan jika tidak sekarang memulainya, lantas kapan lagi?”
Lingkungan adalah bagian dari bumi tempat makhluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda lainnya yakni air, tanah, udara, atau sumber energi yang berkumpul dan satu-kesatuan.
Lingkungan hidup yang baik dapat tercipta ketika makhluk hidup berada dalam keseimbangan satu sama lain dan dengan zat lain seperti air, tanah, udara, pembawa energi. Tetapi perkembangan teknologi yang pesat, memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaannya dapat melalui inovasi. Perkembangan inovasi tersebut tidak seimbang dengan hasil yang dihasilkannya.
Dapat diketahui pada fenomena pemanasan global yang diakibatkan oleh manusia, pencemaran air, tanah maupun udara. Hal tersebut terjadi karena fluktuasi karbon monoksida (CO), metana (CH4), dan lain sebagainya dikenal sebagai efek dari gas rumah kaca.
Gas rumah kaca dapat menyerap panas dari matahari, sehingga panas dari sinar matahari tertahan di bumi, sehingga meningkatkan suhu bumi. Produksi gas rumah kaca dapat berasal dari knalpot kendaraan, knalpot pabrik, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan kebakaran rawa. Produksi gas dari kegiatan ini menjebak sejumlah besar gas di atmosfer dan meningkatkan suhu Bumi. Meningkatnya suhu global akan mempengaruhi alam dengan mencairkan es di kutub dan meningkatkan volume air laut.
Secara khusus, gas rumah kaca industri dan otomotif dapat menyebabkan polusi berupa gas buang beracun, yang juga menyebabkan produksi gas rumah kaca seperti SOx. Besarnya kontribusi gas rumah kaca terhadap pemanasan global bukan satu-satunya masalah polusi.
Fenomena lain juga kerap ditemui. Seperti fenomena sampah merupakan masalah klasik yang kurang mendapat perhatian di sebagian masyarakat. Produksi wadah makanan, elektronik, kosmetik, pakaian yang kita pakai, dll menjadi sampah ketika tidak digunakan lagi. Limbah makanan masih tinggi dan banyak makanan dan minuman yang dibuang begitu saja. Peningkatan sampah juga menjadi masalah global, karena beberapa jenis sampah sulit terurai, seperti sampah plastik dan sampah elektronik.
Penting kita menjaga dan mensyukuri nikmat dan karunia Tuhan atas segala fasilitas dan ketersediaan kebutuhan hidup manusia dan makhluk lainnya dari alam. Ini termuat jelas dalam Al-Qur’an Surah Al-A’raf ayat 10 yang artinya ialah “sesungguhnya kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi, dan kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Oleh sebab itu, amat sedikitlah kamu bersyukur”.
Dengan demikian, kita sebagai penerus dan pemimpin kelak perlu mengambil peran dalam mencegah kerusakan lingkungan agar menghindari dampak yang lebih parah lagi kedepannya. Mengambil peran untuk menjaga lingkungan hidup dan keseimbangan alam merupakan upaya penyelamatan bagi kehidupan anak dan cucu.
Tindakan lain yang perlu dilakukan dengan mendorong masyarakat di sekitar kita untuk mengubah pola pikir dan gaya hidup akan pentingnya kesadaran terhadap lingkungan hidup yang sehat dari polusi, sampah, dan lain sebagainya. Kemudian mengurangi penggunaan material yang tidak ramah lingkungan seperti bahan-bahan yang terbuat dari plastik karena proses pelapukannya memakan waktu hingga ratusan tahun lebih, dan beralih dengan menggunakan material yang ramah terhadap lingkungan.
Hal-hal tersebut memang nampak sangat sederhana, namun tidak semua dapat melakukannya. Oleh sebab itu, mari kita memulai dari diri sendiri untuk selanjutnya mempengaruhi kerabat dan masyarakat untuk pentingnya kesadaran terhadap lingkungan dan alam.
Di Indonesia utamanya telah menetapkan beragam regulasi terkait dengan lingkungan dan alam yang patut dijaga dan dirawat. Negara mendorong masyarakatnya belajar dan terbiasa untuk lebih mempedulikan lingkungannya seperti mengurangi penggunaan kantong kresek. Hal itu dapat membuat kita bijak memperhatikan benda atau barang yang digunakan agar lebih ramah terhadap lingkungan dan alam.
Dengan hal tersebut, kita mempunyai perspektif tentang antisipasi masa depan kerusakan lingkungan dan alam, pola pikir sesuai dengan ciri berkeadilan sosial, dan wawasan implementatif berkeadilan ekologis. Kita patut mewariskan kepada generasi mendatang lingkungan yang sehat dan keadaan alam indah.
Namun demikian, tanpa kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan dan pentingnya menjaga keseimbangan alam, maka dapat dipastikan bencana akan semakin silih berganti dari generasi ke generasi. Ini merupakan tanggung jawab kita bersama dalam partisipasi dan edukasi ekologi yang kian terasa dampak krisisnya di masa sekarang.
Kita tidak perlu menunggu Pramoedya Ananta Toer bangkit dari kuburnya untuk menjaga serta merawat alam dan lingkungan.
Muhammad Rafly Setiawan, Ketua PMII Kota Palopo 2020-2021