Jakarta, Liputan9.id – Ketua Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation (INF) Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj, MA menyampaikan pidato kebudayaan degan tema “Spirit Islam Nusantara Untuk Peradaban Dunia” dalam acara pengukuhan Pengurus Pusat Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU), Himpunan Sekolah dan Madrasah Islam Nusantara (HISMINU), dan Perkumpulan Penggerak Pemakmuran Masjid Indonesia (P3MI) di Masjid Istiqlal, Minggu (27/11/2022).
Dalam pidatonya KH Said Aqil menyebut Indonesia adalah negara yang berdaulat, negara yang majemuk dan negara yang multikultural sehingga harus dijaga keseimbanganya baik dari sisi Kepentingan People, Planet Prosperity, Peace, dan partnership (Kepentingan Masyarakat, Ekologi, Ekonomi, Perdamaian dan Kerjasama) harus terjaga dengan baik.
“Kedaulatan Tanah Tumpah Darah Indonesia secara teritorial, digital, finansial, ecological dan kultural, harus dijaga, dilindungi dan di rawat. Jangan Biarkan siapa saja mengambilnya walau sejengkal,” tandasnya.
Menurutnya ancaman semakin nyata di depan mata, sehingga Bencana Ekologis akibat perubahan Iklim dan degradasi alam, serta Kerusakan lingkungan lainnya baik akibat ancaman Sampah- terutama Sampah Plastik, harus segera di mitigasi dan disolusikan. Demikian halnya dengan acaman yang beliau sebut sebagai “turbulensi ekonomi” harus segera diantisipasi.
“Indonesia harus menjadi bangsa yang mampu mepelopori dunia dalam membangun stabilitas ekonomi sekaligus membangun Peradaban Ekologis (Ecological Civilization) secara kolaboratif,” tuturnya.
Formulasi menghadapi tantangan tersebut diatas, beliau menyerukan kepada kita semua segera berbenah diri, segera menghimpun semua kekuatan dan kecerdasan, menggalang solidaritas yang sifatnya mekanik (secara bersama-sama) bukan lagi solidaritas organik (dilakukan oleh tokoh tertentu/perorangan) untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri berdaulat adil dan Makmur.
Lebih lanjut, beliau menuturkan bahwa Rumah Tangga adalah sebagai benteng pertahanan utama NKRI. Keluarga dianjurkan untuk menjaga ideologi anak-anaknya agar terhindar dari paham radikalisme, liberalisme, ekstrimisme, dan terorisme serta juga tidak terkontaminasi oleh budaya luar. Ajarkan juga anak-anak untuk lebih religious, toleran serta lebih peka akan teknologi.
“Pelihara dan Rawat Baik-Baik seluruh Keluarga Keluarga Indonesia berbasis Rumah Tangga. Amankan Ideologinya agar tidak terpengaruh Ideologi radikal dan liberal; Kuatkan pemahaman jati diri, budaya dan identitas nasional, serta kecintaan terhadap tanah air, agar cara pandang dan gaya hidupnya tak terpengaruh ideologi budaya dan identitas asing,” papar Said Aqil Siroj, Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) tersebut.
Keanekaragaman budaya dan kearifan lokal Bangsa Indonesia sebagai modal kuat dari segi kultural dan sosial sehingga harus dioptimalkan dan dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia untuk di promosikan ke seluruh penjuru dunia apalagi spirit keislaman Nusantara yang ramah, damai nan toleran sukses diterapkan di Indonesia.
“Pemerintah harus lebih agresif mempromosikan dan menyebarluaskan dan mengimpor Kebudayaan Indonesia, menyebarkan spirit Islam Nusantara serta mengekspor Ideologi Pancasila keseluruh penjuru Dunia. Sehingga Indonesia mampu menjadi lokomotif peradaban dunia, dan bukan menjadi pengimpor ideologi dan budaya asing yang meruntuhkan peradaban bangsa,” sarannya.
Spirit Islam Nusantara harus terus digaungkan dan dikembangkan demi kemajuan peradaban Indonesia dan dunia. Maka dari itu, Masjid, Sekolah dan Lembaga-Lembaga Dakwah harus bersinergi dan hadir menjadi pusat penelitian dan pengembangan peradaban.
“Akhirnya tugas utama HISMINU, LADISNU, P3MI yang di lahirkan dari Rahim Islam Nusantara Foundation, harus mampu menjadi Gerakan, menjadi advokator rakyat dan memihak pada kemajuan bangsa serta harus mampu menjadi pilar penyangga peradaban dunia berspirit Islam Nusantara,” pungkasnya.
Kotributor: Faisal As’adi
Editor: Yuzep Ahmad