“Judul ini mungkin tidak tepat dengan deskripsi cerita yang ingin saya tulis. Tetapi semoga mewakili atau setidaknya mempresentasikan apa yang terjadi dan saya saksikan sendiri di tempat yang mulia di dunia, di Masjidil Haram”
MASJID AL-HAROM, MEKAH
Rutinitas Jama’ah Haji termasuk jama’ah Haji dari Indonesia, 2 jam sebelum masuk waktu Subuh, sekitar jam 3 pagi mereka sudah keluar dari hotel, meluncur ke Masjid al-Haram naik bus Shalawat untuk sholat Subuh berjama’ah. Hampir semua sudut masjid al-haram di situ ada jama’ah Haji dari Indonesia, mulai di pelataran masjid, area di sekitar Ka’bah, bangunan baru proyek pengembangan ke-3 Masjid al-Haram arah masjid Jin atau arah makam Ma’la, tidak sulit menemukan jama’ah haji Indonesia, berbaur dengan jama’ah haji dari ratusan negara di seluruh dunia.
Jama’ah shalat Subuh pada Jum’at 22 Juli 2022, imamnya di rakaat pertama setelah selesai membaca surat al-Faatihah meneruskan baca surat al-Sajadah. Lalu di raka^at ke dua, setelah Imam membaca surat Al-Fatihah, diteruskan dengan membaca surat Al-Insan ini. Inilah salah satu kebiasaan Nabi saw ketika jadi imam sholat Subuh hari Jumat, Imam-imam masjid al-Haram, nampaknya mengikuti salah satu kebiasaan Rasulullah ketika menjadi Imam sholat Subuh berjama’ah di masjid.
Rasulullah SAW terbiasa membaca sejumlah surat tertentu dalam Al Qur^an pada hari Jum^at khususnya ketika jadi Imam sholat subuh. Hari Jum^at sendiri merupakan salah satu hari yang istimewa bagi umat Islam di bandingkan hari lainnya, bahkan hari Jum’at itu disebut sebagai sayyid al-Ayyam (penghulu hari). Bayak riwayat hadis yang menjelaskan keutamaan hari Jum’at. Salah satunya disebut sebagai sebaik-baiknya hari selama dalam seminggu, sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Artinya: “Sebaik-baik hari yang disinari matahari adalah hari Jum^at. Pada hari itu, Nabi Adam AS diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu pula dikeluarkan dari Surga. Kiamat tidak terjadu kecuali pada hari Jumat,” (HR al-Tirmidzi).
Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam kitabnya, al-Fiqih al-Islamy wa Adillatuhu menulis, Hari Jum’at sebagai hari pengampunan. Sebab itu, tidak keliru umat Islam memperbanyak amalan kebaikan, termasuk meneladani Rasulullah dengan membaca surat-surat al-Qur’an pada hari Jum’at antara lain:
1. Surat Al-Kahfi.
Disebutkan dalam riwayat hadits, orang yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat akan diampuni dosanya di antara dua Jumat, sbb.:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ، سَطَعَ لَهُ نُورٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءِ، يُضِيءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وغُفر لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, akan memancar cahaya dari telapak kaki hingga ke langit yang memberikan sinar kelak di hari kiamat, dan diampuni semua dosa di antara dua hari Jumat.” (HR al-Nasa’i dan al-Baihaqi).
2. Surat Yasin dan Al-Saffat
Hari Jumat sebagai momen di mana Allah akan mengabulkan doa orang-orang yang membaca surat Yasin dan Al-Shaffat. Rasulullah SAW bersabda,
من قرأ سورة يس والصافات ليلة الجمعة أعطاه الله سؤله
Artinya: “Siapa yang membaca Surat Yasin dan Al-Saffat pada hari Jumat lalu memohon kepada Allah SWT, niscaya Allah akan mengabulkan permohonannya,” (Abu Dawud).
3. Surat Al-Sajdah dan Al-Insan
Surat Al-Sajdah dan Al-Insan menjadi dua surat yang biasa dibaca Rasulullah SAW pada saat sholat Subuh hari Jumat, berdasarkan hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah sbb.:
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقْرَأُ فِى الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ (الم تَنْزِيلُ) فِى الرَّكْعَةِ الأُولَى وَفِى الثَّانِيَةِ هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا
Artinya: “Rasulullah SAW biasa membaca surat al-Sajdah (Alif lam miim tanziil) dan surat Al Insan (Hal ataa ‘alal insaani),” saat salat Fajar (Subuh) hari Jum^at (al-Bukhari dan Muslim).
4. Surat Al-Jumu’ah dan Al-Munafiqun
Rasulullah SAW biasa membaca dua surat ketika salat Jumat, yaitu surat Al-Jumu^ah dan Al-Munafiqun. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, “Aku mendengar Rasulullah SAW membaca kedua surat itu pada hari Jum’at. (HR Muslim).
5. Surat Al-Ghasyiah
Rasulullah SAW membaca surat Al-Ghasiyah pada hari Jum^at. Berdasarkan riwayat yang menjelaskan, Al-Dhahhak bin Qais menulis surat kepada Al Nu’man bin Basyair, “Surat apa yang dibaca Rasulullah SAW pada hari Jumat selain surat Al Jumu’ah?” Al Nu’man menjawab, “Beliau membaca surat Al-Ghasyiah,” (HR Muslim).
6. Surat Al-A’la.
Nabi saw membaca surat ini ketika salat Idul Fitri, Idul Adha, dan salat Jum^at.
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْعِيدَيْنِ وَفِي الْجُمُعَةِ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِي الصَّلَاتَيْنِ
Artinya: Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir RA, berkata, “Pada dua hari Raya dan salat Jum’at, Rasulullah SAW membaca surat Al A’la dan surat Al Ghasyiah.
Jika hari raya dan shalat Jum^at bertemu dalam satu hari, beliau membaca dua surat tersebut dalam dua salat itu.” (HR Muslim dan Al-Nasa’i).
Surat-surat yang dibaca pada hari Jum^at tersebut hanyalah keutamaan dari Rasulullah SAW dan tidak lantas menjadi kewajiban atau pun syarat sahnya sholat, baik solat Subuh maupun solat Id.. Bahkan mayoritas ulama mengatakan, Imam yang melanggengkan membaca surat ini setiap Subuh –seakan-akan hanya surat itu yang wajib dibaca bukan surat lain, hukumnya malah makruh. (Fatwa MUI DKI Jakarta).
Di dalam Al-Qur’an terdapat 15 surat yang di dalamnya terdapat ayat Sajadah yang ditandai dengan ‘kubah’. Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam selalu membacakan Al-Qur’an pada kami, apabila melewati bacaan ayat Sajadah beliau bertakbir dan sujud, lalu kami sujud bersama beliau.
Kesunahan Sujud Sajadah di Subuh Hari Jum^at salah satunya berdasarkan hadis riwayat Abu Hurairah, berkata:
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقْرَأُ فِى الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ (الم تَنْزِيلُ) فِى الرَّكْعَةِ الأُولَى وَفِى الثَّانِيَةِ هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا
Artinya: Rasulullah SAW membaca ‘alif lam miim tanzil..’ (surat al-Sajdah) pada raka’at pertama shalat Subuh di hari Jum’at. Sementara pada raka’at kedua, beliau membaca ‘hal atâ ‘alal insâni…” (surat Al-Insan),” (HR Muslim).
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ، ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ” ﺇﺫا ﻗﺮﺃ اﺑﻦ ﺁﺩﻡ اﻟﺴﺠﺪﺓ ﻓﺴﺠﺪ اﻋﺘﺰﻝ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻳﺒﻜﻲ، ﻳﻘﻮﻝ: ﻳﺎ ﻭﻳﻠﻪ ﺃﻣﺮ اﺑﻦ ﺁﺩﻡ ﺑﺎﻟﺴﺠﻮﺩ ﻓﺴﺠﺪ ﻓﻠﻪ اﻟﺠﻨﺔ، ﻭﺃﻣﺮﺕ ﺑﺎﻟﺴﺠﻮﺩ ﻓﺄﺑﻴﺖ ﻓﻠﻲ اﻟﻨﺎﺭ “
Aerinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda: Jika manusia membaca ayat Sajadah lalu sujud, syetan menyingkir dan menangis. Ia berkata: “Celaka aku. Manusia diperintah sujud kemudian sujud, maka surga baginya. Sementara aku diperintah sujud tetapi aku menolak, neraka bagiku” (HR Muslim)
Apakah hanya Surat Sajadah yang sebaiknya menjadi rutinitas dibaca pada saat sholat Subuh hari Jum’at? ? Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan dalam kitab Fath ul Bari, “Dibolehkan bagi Imam untuk membaca surat apa saja yang terpenting di dalamnya ada Sajadahnya, misalnya surat Al-Alaq atau lainnya:
ﻋﻦ ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ ﺟﺒﻴﺮ، ﻗﺎﻝ: «ﻣﺎ ﺻﻠﻴﺖ ﺧﻠﻒ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ، ﻳﻮﻡ اﻟﺠﻤﻌﺔ اﻟﻐﺪاﺓ، ﺇﻻ ﻗﺮﺃ ﺑﺴﻮﺭﺓ ﻓﻴﻬﺎ ﺳﺠﺪﺓ»
Artinya: Sa’id bin Zubair berkata: “Tidaklah aku salat bermakmum pada Ibnu Abbas saat Subuh di hari Jum^at kecuali beliau membaca surat yang ada sajadahnya” (Ibnu Abi Syaibah).
Sahalat Subuh pada hari Jum’at 22 Juli 2022 di masjid al-Haram terjadi peristiwa yang memilukan. Lebih separoh jama^ah yang jumlahnya ribuan, mereka yang berjama’ah Subuh berada di lapangan dekat bangunan baru Masjid al-Haram tahab ke-3, pada saat imam membaca ayat Sajadah di raka’at pertama dan mengomando dengan takbir, Allahu Akbar, jama’ah ternyata malah pada ruku’ (mungkin baca do’a Qunut) bukan sujud Sajadah. Begitu imam bangun dari sujud Sajadah dengan mengomando Allahu Akbar, mayoritas jama’ah justeru bangun dari Ruku’.
Betul-betul NESTAPA….???? Kok sampai ribuan jama’ah tidak tahu, sujud Sajadah? Yang dilakukan seharusnya mengikuti imam, sujud Sajadah, bukan Ruku’?. Apalgi imam ketika bangun dari Sujud, tidak mengomando dengan mengucapkan, sami’allahu liman hamidah……????? Kok juga ribuan Ma’mum itu tidak sadar???? BENAR-BENAR NESTAPA……………
Bagaimana hukum solat jama’ah Subuh seperti ini? Apakah solatnya ma”mum yang tidak mengikuti imam yang lagi sujud Sajadah, ma’mum malah ramai-ramai ruku’ tidak ikut imam sujud Sajadah, solat Subuh mereka MENJADI BATAL? Sekali lagi, batalkah Shalat makmum yang tidak mengikut sujud Tilawah Imam? Bagaimana pandangan Fuqaha’ (ulama Fiqih) tentang masalah seperti ini?
Salah satu yang disunnahkan ketika solat adalah melakukan sujud Tilawah saat Imam membaca ayat Sajdah. Syeikh Zainuddin Al-Malibari dalam kitabnya Fathul Mu’in mengatakan:
تسن سجدة التلاوة لقارئ وسامع جميع آية سجدة، ويسجد مصل لقرآء ته إلا مأموما فيسجد هو لسجدة إمامه
Artinya: “Sujud tilawah disunnahkan bagi orang yang membaca atau mendengar ayat sajdah. Begitu pula orang yang sedang mengerjakan shalat dianjurkan sujud ketika membaca ayat sajdah, kecuali bagi makmum, karena dia mesti sujud mengikuti sujud imamnya”.
Sujud tilawah dianjurkan saat mengerjakan shalat atau di luar shalat, baik bagi orang yang shalat sendirian atau shalat berjamaah. Hanya saja, bagi yang shalat berjamaah, dia tidak boleh sujud sendirian kalau imamnya tidak sujud Tilawah. Artinya, makmum baru boleh sujud kalau imamnya mengerjakan sujud Tilawah.
Pada waktu shalat berjamaah, makmum diwajibkan untuk mengikuti gerakan imam, baik gerakan yang sifatnya wajib ataupun sunnah. Meskipun sujud tilawah hukumnya sunnah, bukan bagian dari kewajiban atau rukun shalat, ketika imam melakukan sujud Tilawah, makmum harus mengikutinya. Kalau makmum tidak megikuti imam pada saat sujud Tilawah, shalat yang dilakukan dihukumi batal.
Kalau ma’mum baru mengetahui imamnya ternyata bangun dari sujud Tilawah, ma’mum tidak perlu sujud, tetapi menunggu imam berdiri tegak, lalu mengikuti gerakan imam selanjutnya.
Syekh Zainuddin Al-Malibari menjelaskan dalam kitabnya, Fath al-Mu’in, sbb.:
: فإن سجد إمامه وتخلف هو عنه أو سجد هو دونه بطلت صلاته ولو لم يعلم المأموم سجوده بعد رفع رأسه من السجود لم تبطل صلاته ولايسجد بل ينتظر قائما
Artinya: “Apabila imam sujud Tilawah, sementara makmum tidak sujud, atau makmum sujud sendiri tanpa imam, shalatnya batal. Kalau makmum tidak mengetahui sujudnya imam, dan baru tahu (sadar) setelah imam mengangkat kepalanya, tidak batal shalatnya dan makmum tidak perlu sujud Tilawah, tetapi tunggu saja imam berdiri tegak.”
Dengan demikian, kalau makmum tidak ikut sujud bersama imam, padahal dia mengetahui imam sedang sujud Tilawah, shalatnya batal. Tetapi kalau makmum tidak mengetahui dan baru sadar setelah imam bangkit dari sujud, shalatnya tidak batal dan makmum tidak perlu sujud Tilawah, tetapi tunggu saja imam berdiri tegak, dan baru mengikuti gerakan imam berikutnya.
Bagaimana cara sujud Tilawah? Sujud Tilawah adalah sujud yang di lakukan karena membaca atau mendengar ayat-ayat Sajdah yang terdapat dalam Al-Quran. Disunahkan (bahkan sunah Muakkad) sujud Tilawah tersebut, baik di lakukan ketika shalat ataupun di luar salat. Tata cara sujud Tilawah ketika berada dalam shalat; setelah musholli (orang sholat) selesai membaca ayat Sajdah, langsung sujud dengan disertai niat sujud tilawah tanpa melakukan takbirotul ihram, lalu sujud dan setelah selesai sujud, musholli kembali bangun dengan disertai takbir untuk meneruskan salatnya.
Sujud tilawah di dalam salat tidak memakai takbirotul ihram dan salam. Bagi makmum tidak boleh mengerjakan sujud Tilawah apabila imamnya tidak sujud Tilawah, sekalipun makmum mendengar atau membaca ayat-ayat sajdah.
Bagaimana cara sujud Tilawah di luar shalat? Setelah selesai membaca atau mendengarkan bacaan ayat Sajdah, langsung menghadap Kiblat. Kemudian takbir di sertai niat lalu sujud, kemudian takbir untuk duduk lalu salam.
Niat sujud Tilawah:
نَوَيْتُ سُجُوْدَ التِّلاَوَةِ سُنَّةً للهِ تَعَالىَ
Bacaan sujud tilawah:
سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصُوَّرَهُ وَشَقَ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ.
Apabila tidak memungkinkan sujud Tilawah karena ada kesibukan atau lainnya, gantinya dianjurkan membaca tasbih 4 kali.
Apa sih keutamaan sujud Tilawah? Dalam hadits riwayat Muslim dijelaskan, manfaat sujud Tilawah untuk mengusir setan dan menjauhkan manusia dari godaannya. Rasulullah saw berkata:
إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ, اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِي , يَقُولُ: يَا وَيْلَهُ أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ، وَأُمِرْتُ بِالسُّجُودِ فَأَبَيْتُ فَلِيَ النَّارُ
Artinya: “Ketika anak Adam membaca ayat al-Sajdah kemudian sujud, setan menyendiri dan menangis. Lalu berkata: Celaka, anak Adam diperintah untuk bersujud dan ia pun bersujud, baginya Surga. Aku telah diperintah untuk bersujud namun aku menolak, akupun akhirnya dimasukkan ke Neraka.”
Nahhhhhh……Apakah kemarin hari Jum’at tanggal 22 Juli ketika saudara setelah subuhan Thawaf Wada’. Saudara ikut jama’ah shalat Subuh di masjid al-Haram?
Sebagai makmum, apa sudah benar solat Subuhnya pada saat imam sujud Tilawahnya? Ayoo…dinget-dinget…..
Wallahu a‘lam bi al-shawab…….
Dr. KH. Fuad Thohari, MA, Wakil Ketua Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU) dan Wakil Rois Syuriah, PWNU DKI Jakarta.