Mekah, Liputan9.id – Medan magnet merupakan area di sekitar magnet yang mendapatkan pengaruh dari gaya magnet. Dengan adanya gaya magnet, benda atau partikel bermuatan listrik akan ditarik ke pusat magnet.
Medan magnet terdapat di dunia nyata. Kekuatannya bahkan mampu membuat mobil dalam keadaan mati bisa berjalan sendiri. Contohnya, Jabal Magnet di Madinah, Arab Saudi, di Pulau Jeju, Korea Selatan, dan di Mooresville, Indiana, Amerika Serikat Amerika, yang terkenal dan cukup menghebohkan. Namun setelah diteliti, daerah yang diduga medan, ternyata tidak ditemukan medan magnet seperti yang ada di Jabal Magnet, Madinah, melainkan hanya ilusi gravitasi yang membentuk ilusi optik.
1. Jabal Magnet, Madinah
Saat saya ke lokasi Jabal Magnet di Madinah, panasnya mencapai 47 derajat Celcius. Kelembapannya juga sangat rendah, hanya sekira 6-10 derajat Celcius. Jadi, saya tidak leluasa untuk jalan-jalan jauh di sekitar medan Jabal Maghnet di Madinah.
Jabal Magnet, bukit di luar kota Madinah yang dikenal dengan nama Wadi al-Baida atau Wadi al-Jinn, berjarak sekitar 60 km dari masjid Nabawi yang ditempuh dalam waktu kurang lebih 45 menit. Tempatnya dipenuhi dengan perkebunan kurma, perbukitan, dan gurun pasir. Hal yang paling misterius, di daerah ini dipercaya memiliki daya magnet yang tinggi. Mobil yang mati bisa tiba-tiba bergerak menanjak atau menuruni bukit. Jika membawa kompas, jarumnya juga akan berputar hilang arah. Namun, tidak sedikit juga orang yang berpendapat bahwa kejadian di Jabal Magnet hanyalah ilusi optik. Selain keunikan magnetiknya, pengunjung Jabal Magnet yang kebanyakan adalah para jemaah haji bisa menikmati wisata di tempat ini dengan naik unta, selfi dengan onta, dan motor ATV.
Asal-Usul Jabal Magnet Di Arab Saudi
Jabal magnet kian populer di Arab Saudi. Tempat ini menjadi lokasi favorit bagi para jama’ah haji maupun umroh terutama dari Asia. Orang-orang takjub akan berbagai fenomena langka yang terjadi di Jabal Magnet, salah satunya mobil yang bisa mundur sendiri.
Jabal Magnet (Magnetic Hill) terletak kira-kira 60 kilometer dari Kota Madinah. Perjalanan menuju kawasan Jabal Magnet dari Madinah dipenuhi sejumlah perkebunan kurma dan hamparan bukit berbatuan. 10 kilometer menjelang Jabal Magnet, ada sebuah danau buatan yang besar. Gunung Magnet didominasi warna hitam dan merah bata.
Di Jabal Magnet jarum penunjuk kompas tidak bekerja sebagaimana mestinya. Arah Utara-Selatan menjadi kacau. Selain itu, telepon seluler bisa kehilangan sinyal bahkan rusak di lokasi itu. Warga setempat menyebutnya ‘Manthiqa Baidha,’ yang berarti perkampungan putih. Namun, banyak yang menamainya Jabal Magnet. Daya dorong dan daya tarik magnet di berbagai bukit di sebelah kiri dan kanan jalan, membuat kendaraan yang melaju dengan kecepatan 120 kilo meter per jam, ketika memasuki kawasan ini, kecepatannya perlahan-lahan turun menjadi 5 kilo meter per jam. Dalam posisi mesin dimatikan, mobil yang hendak meninggalkan area bisa melaju kencang hingga 100 km/jam hingga berjarak empat kilometer dari lokasi. Sebaliknya, saat mendatangi area, kendaraan bermotor yang hendak mendekatinya bakal terasa dipacu lebih berat seakan kendaraan bermotor menanjak atau menuruni bukit, padahal medan terlihat horizontal.
Pengaruh magnet pada logam juga terasa pada kompas. Jarum kompas langsung memutar seakan kehilangan arah. Mengutip Arab News, Jabal Magnet sejatinya ialah kawasan berupa endapan lava alkali basaltik yang kemudian terbentuk dan memberi pengaruh magnetik. Magnetic Hill, atau warga setempat menyebutnya manthiqa baidha, berarti perkampungan putih. Namun, banyak yang menamainya Jabal Magnet. Secara geologis, fenomena Jabal Magnet di Madinah bisa dijelaskan dengan logika ilmiah.
Madinah dan sekitarnya berdiri di atas Arabian Shield tua yang sudah berumur 700-an juta tahun. Kawasan itu berupa endapan lava “alkali basaltik” (theolitic basalt) seluas 180.000 km persegi yang berusia muda (muncul 10 juta tahun silam dengan puncak intensitas 2 juta tahun silam). Lava yang bersifat basa itu muncul ke permukaan bumi dari kedalaman 40-an kilo meter melalui zona rekahan sepanjang 600 kilo meter yang dikenal sebagai “Makkah-Madinah-Nufud volcanic line”.
Selain itu, otoritas Saudi Geological Survey (SGS) pada 1999 sempat dikejutkan dengan adanya aktivitas swarm (gempa kecil terus-menerus) di Harrah Rahat yang merupakan pertanda naiknya sejumlah besar magma. Bahkan, di sekitar Madinah diketahui ada kegempaan aktif di Harrah Rahat, yang sangat dimungkinkan terjadinya migrasi magma dan sebagian di antaranya diduga menyusup ke bawah Jabal Magnet, sehingga muncul “medan magnet” (daya tarik bumi) di kawasan itu.
Memang banyak gunung berapi terbentuk di sepanjang zona rekahan itu. Seperti Harrah Rahat, Harrah Ithnayn, Harrah Uwayrid dan Harrah Khaybar. Tidak seperti di Indonesia yang gunung-gunungnya berbentuk kerucut, sehingga memberi pemandangan eksotis, gunung-gunung di Arab berbentuk melebar dengan puncak rendah. Kompleks semacam ini cocok disebut volcanic field atau harrah dalam bahasa Arab.
Cerita mengenai jabal magnet ini, sebenarnya awalnya ditemukan secara tidak sengaja seorang arab baduy, yang menghentikan mobilnya tanpa menarik rem tangan di lokasi magnet tersebut. Sejak saat itu, cerita menyebar ke berbagai pelosok arab maupun negara-negara lain. Pemerintah Arab Saudi bahkan menjadikan jabal magnet ini sebagai salah satu objek wisata, namun melarang orang-orang untuk melakukan ritual agama di lokasi tersebut.
Kerajaan Arab Saudi sudah membangun jalan raya yang sangat lebar, agar pengunjung bisa merasakan dorongan magnet ketika melaju dengan kendaraannya.
Di bagian ujung dibuat jalan melingkar untuk putaran ketika pengaruh medan magnet sudah terasa lemah. Selain itu, di kedua sisi jalan pun telah dibangun tenda-tenda untuk pengunjung dan ditanami pepohonan agar pemandangan lebih hijau. Di kawasan yang terhitung hijau karena banyak ditumbuhi pohon kurma itu, juga dilengkapi sarana wisata lainnya. Ada Onta yang bisa disewa untuk dinaiki dan selfi dengan hanya membayar 10 Reyal, tenda-tenda untuk pengunjung, selain ada mobil mini yang bisa disewa untuk merasakan tarikan medan magnet itu.. Jalan dari kota Madinah ke lokasi magnet sudah mulus, sehingga untuk mencapai lokasi hanya memerlukan waktu sekitar 45 menit dengan mobil atau bus.
Jabal magnet, kini telah menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang dari berbagai negara. Fenomena jabal magnet ini seperti melengkapi fenomena penemuan posisi Mekkah sebagai poros bumi atau berada pada titik 0 sesuai hadits Nabi “(Baitullah) Al-Haram adalah tanah suci poros tujuh langit dan tujuh bumi “. Apalagi jika mengingat bahwa kompas yang dibawa ke tanah suci tidak akan bergerak ke utara maupun selatan.
Yusuf al-Qaradawi, seorang ulama Mesir yang dikenal di seluruh dunia Islam karena acara televisi populernya, “Syariah dan Kehidupan” menilai Mekkah lebih cocok menjadi meridian utama karena keselarasan yang sempurna dengan medan magnetis Utara. Beliau menyebut kota suci adalah “zona magnet nol” dan telah memenangkan dukungan dari beberapa ilmuwan Arab seperti Abdel-Baset al-Sayyed dari Pusat Penelitian Nasional Mesir yang mengatakan gaya magnet di Mekkah kecil. “Itu sebabnya jika seseorang melakukan perjalanan ke Mekah atau tinggal di sana. Orang itu akan ada peluang hidup lebih lama, lebih sehat, dan kurang dipengaruhi gravitasi bumi,” katanya.
2. Dokkaebi Road, Korea Selatan
Di Pulau Jeju-Do, Korea Selatan, ada kawasan yang disebut sebagai Myterious Road atau Dokkaebi Road. Letaknya berada di bukit bawah kaki gunung. Banyak yang sudah membuktikan bahwa jalanan ini bisa membuat mobil berjalan sendiri, padahal jalannya cenderung menanjak. Konon, cerita berawal dari sepasang suami istri sekitar 30 tahun lalu yang sedang liburan di Jeju. Ketika mereka berhenti sejenak untuk mengambil foto, mobil mereka bergerak tanpa pengemudi dan mesin mati. Sejak saat itu, Dokkaebi Road dianggap memiliki “kekuatan magis”. Bahkan ada pengunjung yang pernah menuang air di jalanan dan air tersebut malah mengalir ke atas, bukan ke bawah. Belum ada penjelasan ilmiah tentang “kemistisan” Dokkaebi Road.
3. Bukit Radar, Indonesia
Indonesia juga punya tempat yang dipercaya memiliki daya magnet tinggi. Lokasinya terletak di Jalan Blangbintang (Bukit Radar), tembus ke arah Simpang le Suum, Krueng Raya, Aceh Besar. Keberadaannya pertama kali ditemukan polisi bernama Aipda Pariadi. Kala itu, Aipda Pariadi bersama istrinya pergi membawa dua mobil untuk menjemput keluarga mereka dari Aceh Utara. Ketika menuju ke Suum Krueng Raya, spion mobil yang dikemudikan istri Pariadi bersinggungan dengan mobil lain, sehingga Pariadi yang juga membawa mobil berpenumpang sanak saudaranya berhenti dan menunggu sang istri. Pariadi menunggu di dalam mobil dengan mesin mobil menyala. Tiba-tiba saja, mobil tersebut tertarik ke belakang, ke arah yang lebih menanjak. Bahkan kecepatannya bertambah hingga 35 km per jam. Sejak saat itu, Bukit Radar diyakini memiliki daya magnetik. Bahkan sinyal handphone bisa hilang dan sulit tersambung ke jaringan internet. Banyak wisatawan, lokal maupun orang luar Aceh datang untuk membuktikan fenomena medan magnet di kawasan Jalan Bukit Radar tersebut.
Fenomena medan magnet di kawasan Blangbintang, Kabupaten Aceh Besar bukan hanya menyedot perhatian masyarakat tetapi juga ‘menggelitik’ para pakar untuk pembuktian secara ilmiah. Fenomena gunung magnet seperti yang ditemukan di kawasan Blang Bintang sebenarnya bukan hal yang pertama terjadi di dunia. Masih banyak simpang-siur penyebab kejadian tersebut. Terjadi berbagai pemahaman masyarakat, tetapi pada kondisi yang sangat berbahaya ketika peristiwa tersebut dikaitkan dengan hal-hal yang mistis. Perlu penjelasan ilmiah tentang fenomena yang viral tersebut.
Untuk memastikan penyebab utamanya, perlu dilakukan observasi di lapangan secara geofisika, misalnya dengan melakukan pengukuran elevasi, baik secara sederhana menggunakan waterpass, theodolite, maupun peralatan GPS geodetik. Peralatan semacam ini diperlukan jika diduga bahwa peristiwa pergerakan kendaraan yang seolah-olah melawan arah gravitasi tersebut terjadi karena faktor perubahan ketinggian. Dugaan yang paling mudah diprediksi terhadap fenomena tersebut adalah karena pengaruh perbedaan ketinggian, sehingga terjadi gaya tarik gravitasi.
Di kalangan masyarakat, fenomena ini dikenal dengan istilah gravity hill. Fenomena gravity hill adalah tempat yang hakikatnya merupakan daerah yang menurun tetapi seolah-olah terlihat seperti tanjakan karena adanya ilusi optik di sekitar lokasi. Ini, katanya bisa terjadi pada alam yang terbuka dengan intensitas cahaya matahari cukup tinggi. Pada kondisi seperti ini orang akan terkecoh melihat lintasan yang berupa turunan seolah-olah berupa tanjakan. Pada kasus yang lebih ekstrem, tidak hanya mobil yang seolah-olah bergerak ke arah tanjakan (melawan arah gravitasi), tetapi juga dapat terlihat seolah-olah air mengalir ke tempat yang lebih tinggi.
Di kalangan masyarakat awam, istilah gravity hill ini juga dikenal dengan nama magnetic hill atau yang dikenal luas sekarang dengan jabal magnet. Magnet memang dapat menarik benda-benda magnetik seperti logam. Sebagian besar material mobil terbuat dari logam. Pada fenomena ‘jabal magnet’ ini dipercaya karena ada tarikan magnet bumi yang kuat. “Akan tetapi, jika benda-benda lain seperti botol plastik juga bergerak, dapat dipastikan fenomena ini bukan disebabkan tarikan medan magnetik, tetapi tarikan gravitasi bumi yang terjadi akibat perbedaan ketinggian atau daerah turunan (meskipun seolah-olah terlihat seperti tanjakan) akibat ilusi optik. Untuk membuktikan benar tidaknya pengaruh medan magnet, dapat dilakukan pengukuran medan magnet bumi dengan menggunakan magnetometer. Peralatan tersebut dapat mengukur perbedaan medan magnet bumi dalam skala nanotesla terhadap variasi jarak.
Oleh karena itu, jika dilakukan pengukuran berbentuk lintasan yang memotong lokasi yang diduga sebagai ‘jabal magnet’, akan diketahui ada atau tidaknya perubahan yang mencolok intensitas medan magnet bumi pada kawasan tersebut dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Pengukuran ini dapat dilakukan secara cepat, dalam satu hari sudah dapat diketahui hasilnya. Untuk keperluan tersebut, Laboratorium Geofisika pada Program Studi Fisika dan Program Studi Teknik Geofisika di kampus-kampus ternama biasanya memiliki pakar dan peralatan yang handal. Demikian juga peralatan yang mampu mengukur variasi perubahan percepatan gravitas terhadap jarak, beberapa kampus dunia yang maju, pasti memiliki perlatan gravitymeter yang sangat canggih dengan skala pengukuran sampai pada satuan milliGal. Kedua perlatan ini mampu mendeteksi perubahan medan dalam jumlah yang sangat kecil secara akurat. Selama ini peralatan tersebut digunakan untuk eksplorasi sumber daya alam dan mitigasi bencana.
Keberadaan medan magnet di Aceh Besar ini menurut ilmuan Unsyiah disimpulkan di sana tidak terdapat medan magnet. Menurut para ilmuwan geomagnetic tersebut, video yang memperlihatkan mobil dan beberapa benda ditarik ke jalanan mendaki yang beredar luas, itu karena struktur tanahnya miring.
4. Gravity Hill, Amerika Serikat
Dikutip dari Atlas Obscura, terdapat jalanan berbukit yang berada di Mooresville, Indiana, Amerika Serikat. Jalanan ini diberi nama Gravity Hills, karena dipercaya kawasan ini “menentang” gravitasi. Banyak yang sudah membuktikan, mobil diparkir di bawah bukit dalam posisi mesin mati, mobil tersebut bergerak naik ke atas menuju bukit. Fenomena ini juga menciptakan legenda, di mana bus sekolah yang sedang terparkir di dasar bukit, tiba-tiba bergerak mundur melintasi rel dan ditabrak kereta api. Karena itu, penduduk setempat percaya bahwa arwah dari anak-anak yang meninggal akan menolong para pengendara dengan mendorong mobil menjauhi dasar bukit. Mereka juga menyarankan untuk membawa tepung dan menaburkannya di bemper mobil supaya terlihat “jejak tangan” anak-anak tersebut. Sebagian besar mempercayai bahwa fenomena anti-gravitasi di Gravity Hill ini adalah ilusi optik, tetapi ada juga yang mengatakan, kawasan ini memiliki daya magnet yang tinggi.
2-KHANDAQ
Khandaq artinya parit. Dalam sejarah Islam yang dimaksud khandaq adalah peristiwa penggalian parit pertahanan sehubungan dengan peristiwa pengepungan kota Madinah yang dilakukan pasukan gabungan (al-ahzaab) kafir Quraisy bersama dengan sekutu-sekutunya dari Yahudi Nadir, Bani Ghathfan, dan lain-lain, sehingga dikenal juga sebagai perang Ahzab. Al-Qur’an menggunakan istilah sekutu (Arab الاحزاب) dalam surah al-Ahzab [Quran 33:9-32] untuk menunjukkan konfederasi Arab pagan dan Arab Yahudi terhadap Islam. Pertempuran Khandaq (bahasa Arab: غزوة الخندق, translit. Ghazwat al-Khandaq), yang juga dikenal sebagai Pertempuran Al-Ahzab (Pertempuran Konfederasi) atau Pengepungan Madinah, terjadi pada bulan Syawal tahun 5 Hijriah (627 Masehi). Pertempuan dan pengepungan Madinah ini dipelopori pasukan gabungan (al-Ahzab, konfederasi) antara kaum kafir Quraisy Makkah, suku-suku Arab lain, sekutu Quraisy, dan Yahudi Bani Nadir. Pengepungan tersebut dimulai pada 31 Maret 627, dan berakhir setelah 27 hari.
Saat itu, Rasulullah SAW mendengar kafir Quraisy dan sekutu-sekutunya akan menggempur kota Madinah. Rasulullah SAW bermusyawarah dengan para sahabat, bagaimana cara menghadapi penyerangan musuh tersebut.
Istilah khandaq selalu dihubungkan dengan salah satu peperangan umat Islam melawan sekutu Kuffar Makah. Perang Khandaq merupakan salah satu perang yang terkenal dalam sejarah Islam. Umat Islam menggelar strategi perang yang unik untuk mengalahkan pasukan musuh. Peristiwa itu bermula setahun setelah perang Uhud pada tahun ke-5 Hijriah, kaum kafir Quraisy menggalang kekuatan untuk menghancurkan kaum muslimin di Madinah. Kaum kafir Quraisy bersekutu dengan Bani Salim, Kinanah, penduduk Tihamah, dan Al-Ahabisy. Mereka menggelar pertemuan di Marru Dzahraan, sekitar 40 kilometer dari Makah, untuk melakukan serangan besar-besaran. Rencana jahat itu terdengar kaum Muslimin di Madinah. Rasulullah SAW lalu mengajak para sahabat untuk bermusyawarah. Kekuatan tentara musuh terbilang sangat besar. Menurut Dr Akram Dhiya Al-Umuri dalam Shahih Sirah al-Nabawiyah, jumlah kekuatan tentara musuh mencapai 10 ribu orang. Mereka membawa serta 300 ekor kuda dan 1.500 ekor unta, ujar Dr Akram. Sementara menurut Ibnu Ishaq dalam Sirah Ibnu Hisyam, jumlah pasukan kaum muslimin hanya 3.000 personel. Bahkan, Ibnu Hazm menyebut jumlah pasukan Islam hanya 900 orang.
Dalam musyawarah itu, Salman Al-Farisi mengajukan usul yang cemerlang, agar umat Islam menggali parit di Utara kota Madinah. Menurut Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith al-Nabawi, parit yang digali kaum Muslimin itu terbentang dari Utara sampai Selatan Madinah. Panjang parit mencapai 5.544 meter, lebarnya 4,62 meter, dan kedalaman 3.234 meter, Parit tersebut menghubungkan antara ke dua ujung Harrah Waqim dan Harrah Al-Wabrah. Daerah ini adalah satu-satunya yang terbuka di hadapan pasukan musuh. Sedangkan sisi lainnya, dipenuhi pohon-pohon kurma, yang dikelilingi perkampungan kecil, menyulitkan unta dan pejalan kaki untuk melewatinya. Menurut Akram, panjang parit mencapai 5.000 hasta dan lebar sembilan hasta. Setiap 10 orang mendapat jatah untuk menggali sekitar 40 hasta.
Usulan Salman Al-Farisi diterima Rasulullah SAW dan sahabat, mengingat jumlah pasukan tentara musuh yang begitu besar. Lalu, dimulailah proses penggalian. Menurut Dr Akram, kaum Muhajirin bertanggung jawab untuk menggali dari sekitar benteng Ratij di sebelah Timur sampai benteng Dzubab. Sedangkan kaum Anshar menggali mulai dari benteng Dzubab sampai Gunung Ubaid di sebelah Barat. Menurut Dr Syauqi, proyek pengerjaan penggalian parit dilakukan secara gotong-royong dan berhasil diselesaikan selama 9-10 hari. Al-Samhudyy dalam Wafa al-Wafa menyebutkan, proses pengerjaan penggalian parit hanya memakan waktu selama enam hari. Tidak mudah bagi kaum Muslimin menggali parit sepanjang lebih dari lima kilometer itu. Dalam Fath ul-Bari dikisahkan, pada saat itu kondisi kota Madinah cuacanya sangat dingin. Tidak hanya itu, kaum Muslimin pun kekurangan bahan makanan sehingga dilanda kelaparan.
Pasukan gabungan musuh membuat kemah di bagian Utara Madinah, karena di tempat itu adalah tempat yang paling tepat untuk melakukan perang. Pada pertempuran Khandaq, terjadi pengkhianatan dari kaum Yahudi bani Quraizhah atas kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya untuk mempertahankan kota Madinah. Tetapi bani Quraizhah mengkhianati perjanjian itu. Setelah terjadi pengepungan selama satu bulan penuh, Na’im bin Mas’ud al-Asyja’i yang telah memeluk Islam tanpa sepengetahuan pasukan gabungan dengan keahliannya memecah belah pasukan gabungan. Lalu Allah mengirimkan angin yang memporakporandakan kemah pasukan gabungan, memecahkan periuk-periuk mereka, dan memadamkan api mereka.
Akhirnya pasukan gabungan kembali ke rumah mereka dengan kegagalan menaklukan kota Madinah. Peristiwa pengepungan kota Madinah ini terjadi pada bulan Syawal tahun ke 5 (lima) Hijriyah atau pada tahun 627 Masehi. Peninggalan perang Khandak yang ada sampai sekarang berupa lima pos yang dulunya berjumlah tujuh, yang menurut sebagian riwayat tempat tersebut bekas pos penjagaan pada peristiwa Khandak, yang pos tersebut sekarang dikenal dengan Masjid Sab’ah atau Masjid Khamsah.
Dr. KH. Fuad Thohari, MA., adalah seorang pendakwah juga akademisi yang bergelut dalam bidang Tafisr dan Hadist. Setelah menimba ilmu di Ponpes Salaf Al – Falah, Ploso, Kediri, Jawa Timur, beliau kemudian menempuh pendidikan perguruan tinggi hingga s3 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam bidang Tafsir Hadist. Alumni Pendidikan Kader Ulama (PKU) MUI ini merupakan dosen di Sekolah Pascasarjana almamaternya dan mengisi berbagai kajian keagamaan di masjid, majlis taklim, seminar ilmiah, stasiun televisi dan radio di wilayah Jabodetabek. Di tengah padatnya kegiatan tersebut, beliau juga aktif terlibat dalam organisasi keagamaan Majelis Ulama’ Indonesia wilayah DKI Jakarta dalam bidang fatwa, dan aktif di Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama’ PBNU. Memiliki sejumlah karya yang dapat dilihat di http://penerbitbukudeepublish.com/penulis/fuad-thohari/ dan beberapa judul di bawah ini; 1.Hadis ahkam; kajian hukum pidana islam 2.Kumpulan Fatwa MUI DKI jkt 2000 sd 2018…(5 buku). 3.Manasik Haji dan Umroh 4.Metode Penetapan Fatwa bagi Da’i 5.Artikel jurnal nasional (puluhan judul) 6.Deradikalisasi Pemahaman al Qur”an dan Hadis 7.Khutbah Islam tentang Terorisme 8.talkshow di TV nasional, Radio, dll. Selain itu, beliau pernah melakukan penelitian di berbagai negara, antara lain; Malaysia, Singapore, Thailand, India, China, Mesir, Palestina, Yordania, Iran , Turki, Saudi Arabia, Tunisia, dll. Beliau bisa dihubungi langsung via WA (081387309950)