Jakarta, LIPUTAN9.ID – Islam Nusantara Foudation (INF) menggelar acara Pidato Kebudayaan dalam rangka memperingati HUT RI 78 Tahun Merdeka. Pidato Kebudayan disampaikan Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA Dewan Pembina INF. Kegiatan tersebut diselenggrakan di Gedung Joeang 45 Menteng, Jakarta Pusat, Jum’at (11/08/230.
Kegiatan kebangsaaan itu, digagas oleh Islam Nusantara Foundation (INF) didukung oleh LADISNU, HISMINU, P2MI, Aswaja Center, LPOI, LPOK, dan SAS Institue. Para piminan organisasi kemasyarakatan dan keagamaan tersbut hadir ikut serta mensukseskan acara.
Dalam pantauan Liputan9.id hadir para takoh agama dan pejabat negara diantaranya KH. Said Aqil Siroj, H. Helmy Faishal Zaini, Muhaimin Iskandar Ketum PKB, Dr. KH. Marsudi Suhud Wakil Ketua MUI, Saiful Huda Anggota DPRI, KH Agus Salim HS, KH Arifin Junaidi, Dr. KH. Sa’dullah Afandy, dan para tokoh lainnya.
Sementara itu dalam pidatonya, Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj, MA Ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dua periode mengatakan, mensyukuri kemerdekaan berarti wajib mensyukuri dan mengamalkan. Serta melestarikan ideologi dan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan, kenegaraan dan bahkan kedepan harus mampu mengekspor ideologi Pancasila, agar Pancasila mendunia.
“Pancasila itu sangat Islami dan di jiwai dengan spirit keIslaman yang mendalam. Demikian halnya Pancasila selaras dengan prinsip prinsip Agama Agama lain yang ada Indonesia,” ujar Kiai Said saat menyampaikan Pidato kebudayaan di Gedung Joeang 45, Jakarta Pusat, Jumat (11/8/2023) malam.
Inilah teks lengkap Pidato Kebudayaan Kiai Said Aqil Siroj, dalam rangka menyambut HUT RI ke78 Tahun di Gedung Joeang 45.
Pidato Kebudayaan KH. Said Aqil Siroh
KETUA DEWAN PEMBINA
ISLAM NUSANTARA FOUNDATION DAN KETUA UMUM LPOI
DALAM REFLEKSI DAN TASYAKURAN
KEMERDEKAAN INDONESIA KE 78
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Yang Saya Hormati:
- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Gus Muhaimin Iskandar
- Dai Sejuta Umat Gus Miftah Maulana Habiburrohman
- Ketua Umum Islam Nusantara Foundation DR. Helmy Faisal Zaini
- Para Masyayich, Para Kyai, Para Ibu Nyai, Para Habaib, dan Para Sesepuh dan Pimpinan Ormas Ormas Islam dan Ormas Ormas Keagamaan
- Bapak Ibu Kaum Muslimin, Warga Nahdliyin dan Masyarakat Indonesia Yang Berbahagia
1. Kemerdekaan adalah anugerah terbesar dari Allah S.W.T untuk bangsa Indonesia yang wajib senantiasa disyukuri, dijaga dan dijadikan momentum bagi tumbuh dan berkembangnya peradaban Indonesia. Spirit Kemerdekaan harus didedikasikan sebagai misi untuk memakmurkan masyarakat, memajukan negara dan untuk berkontribusi pada pewujudan tatanan dunia yang lebih damai dan beradab.
2. Mensyukuri kemerdekaan berarti harus mampu mensyukuri dan menjaga keberadaan masyarakat Indonesia yang majemuk dengan keragaman suku, budaya, agama, bahasa, tradisi, adat istiadat dan khazanah pengetahuan Nusantara dan menjadi “Fardlu Ain” hukumnya bagi setiap warga negara untuk menjaga Konsensus Bangsa Indonesia (Menjaga Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan Undang Undang Dasar 1945).
Kemajemukan dan Konsensus Nasional Indonesia, selaras dengan Kemajemukan yang dibangun dan dicontohkan Rosulullah Ketika membangun Kota Yatsrib dengan konsep “Masyarakat Mutamaddin” (Masyarakat yang beradab/ civilize, adil, plural, dan menghormati perbedaan suku & agama) dengan Sistem Muwathonah /Sistem Kewarganegaraan/ Citizenship yang dirajut dalam Konsensus Piagam Madinah. Sebagaimana Berikut:
بسم الله الرحمن الرحيم
هذا كتاب من محمد النبي صلى الله عليه وسلم بين المؤمنين والمسلمين من قريش ويثرب ومن تبعهم فلحق بهم وجاهدمعهم انهم امة واحدة من دون الناس
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Ini adalah Piagam dari Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, di kalangan mukminin dan muslimin (yang berasal dari) Quraisy dan Yatsrib (Madinah), dan yang mengikuti mereka, menggabungkan diri dan berjuang bersama mereka. Sesungguhnya mereka satu umat, dari komuitas manusia.
Dari Pernyataan ini tegas, bahwa Rosulullah Tidak Membangun Negara Arab dan Tidak Pernah Memerintahkan untuk Membangun Negara Islam. Rosulullah Membangun Negara Madinah (Negara yang Humanis dan Beradab). Negara yang Bhinneka berbasis kesamaan Visi, Misi dan Tujuan.
Selaras dengan Ajaran dan Tuntunan Rosulullah yang telah terbukti sukses membangun Negara Madinah, Para Founding Fathers Kita Membangun dan Mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan konsep Negara
“Darussalam Bukan Darul Islam”, Negara yang berbasis Mu’ahadah /Konsensus bersama. Maka mendasar spirit ini; siapa saja yang berusaha menyebarluaskan Ideologi dan atau bermaksud merongrong Konsensus Bangsa Indonesia dan mencoba coba membuat Negara Islam Wajib Diusir dari Indonesia.
3. Para Founding Fathers Juga telah bersepakat untuk membuat Negara Bangsa Indonesia Yang Nasionalis-Religius (Bukan Nasionalis Sekuler model Michael Aflaq dan atau Negara Bangsa ala Ernas Renan). Para Founding Fathers membangun Negara Bangsa yang secara harmonis mampu memadukan antara “Spirit Teologi dan Politik Kebangsaan”, Mengintegrasikan antara “Nasionalisme dengan Iman” dan menselaraskan “agama dan budaya”. Para Founding Fathers telah berhasil menanamkan “Harmoni Kehidupan Yang Nasionalis-Religius”. Maka kini dan seterusnya, Negara Bangsa yang Nasionalis-Religius Wajib di jaga untuk selama lamanya.
Jargon“Hubbul Wathon Minal Iman” yang dicetuskan dan digelorakan oleh Hadrotusyech Kyai Hasyim Asyari adalah tonggak sejarah ditancapkannya spirit “Nasionalis-Religius & Religius Nasionalis”. Hadrotusyech Kyai Hasyim Asyari dan Para Ulama melihat dengan Ainul Bashiroh dan Itsbatul Yaqin pada zamannya telah memprediksi kehancuran kekhilafahan Turki Utsmani dan berpandangan futuristik dan kemudian memilih model dan konsep bernegara yang paling tepat mencontoh model Negara Madinah. Hadrotusyech Kyai Hasim Asyari menolak tunduk pada penjajahan dari manapun. Seiring Berjalannya waktu, sesuai Prediksi Hasrotusyech, pada tahun 1924 Kekhilafahan Turki Utsmani Hancur, banyak negara-negara muslim kehilangan arah, hancur dan mengalami konflik berkepanjangan.
Pada Tahun 1936 Hadrotusyech Kyai Hasyim Asyari Bersama Para Kyai dalam Muktamar NU Banjarmasin mematangkan dan Menegaskan Kembali Konsepsi Darussalam dalam Bernegara. Bahkah pada tahun 1945, Hadrotusyech Kyai Hasyim Asyari lebih keras dan lebih tegas lagi dalam fatwanya menyatakan; “Man Mata Liajli Wathonihi Mata Syahidan (Siapa yang mati demi tanah airnya maka mati syahid) Wan Man Khona Li Watoniho Halalun Damuhu (Siapa yang Berkhianat terhadap Bangsanya maka halal darahnya). Fatwa Hadrotusyech Kyai Hasyim Asyari dalam Resolusi Jihad Melawan Penjajah dipegang teguh kaum muslimin dan warga Nahdliyin di Indonesia, serta berhasil menjadi landasan ideologis spiritual bagi setiap perjuangan melawan penjajah. Fatwa Ini Terus bergelora dan berlaku hingga kini dan harus di dibumikan selamanya untuk menjaga Tanah Air Indonesia Tercinta. Tidak Boleh Ada Pengkhianatan Kepada Bangsa dan Negara, Siapa saja yang Berkhianat dan Mengkhitanati Indonesia, dia musuh Agama dan musuh Negara.
4. Mensyukuri kemerdekaan berarti wajib mensyukuri, mengamalkan dan melestarikan Ideologi dan Nilai Nilai Pancasila dalam kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan dan bahkan kedepan harus mampu Mengekspor Ideologi Pancasila, agar Pancasila Mendunia.
Pancasila itu sangat Islami dan di jiwai dengan spirit keIslaman yang mendalam. Demikian halnya Pancasila selaras dengan prinsip prinsip Agama Agama lain yang ada Indonesia. Oleh karenanya, Kehidupan Beragama yang ramah damai dan toleran harus dijaga (Maka Jangan Biarkan Benih Benih Radikalisme dan Intoleransi Berkembang menjadi Terorisme dan Ekstrimisme), Kebhinnekaan harus dirawat, persatuan harus diperkokoh, perwusyawaratan harus dijalankan secara demokratis (Jangan hanya menjadi topeng dan kedok kepentingan golongan tertentu semata), serta keadilan dan kemakmuran harus dimeratakan (Tidak Boleh ada monopoli dan praktek oligarki yang merugikan negara dan memiskinkan rakyat Indonesia).
كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنكُمْ
Rosulullah SAW telah menegaskan prinsip toleransi, kesetaraan, kemanusian, persatuaan, permusyawaratan dan keadilan yang secara komperhenship di terapkan di Negara Madinah. Prinsip Prinsip Inilah yang menjiwai Pancasila.
1. Tidak boleh ada permusuhan karena perbedaan suku dan agama
فَلَا عُدُونَ إِلَّا عَلَى الظَّلِمِينَ
2. Tidak boleh ada pemaksaan beragama
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَأمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيْعًا فَانْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِيْنَ
3. Wajib Memuliakan manusia dan memanusiakan manusia
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيَ عَادَمَ وَحَمَلْتُهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْتُهُم مِّنَ الطَّيِّبَتِ وَفَضَّلْتُهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
4. Perkokoh persatuan dan kesatuan
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
5. Tidak boleh ada pilih kasih dalam penegakan keadilan
أَنَّ قُرَيْشًا أَهَمَّهُمْ شَأْنُ الْمَرْأَةِ الْمَخْزُومِيَّةِ الَّتِي سَرَقَتْ، فَقَالُوا :مَنْ يُكَلَّمُ فِيهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَقَالُوا :وَمَنْ يَجْتَرِئُ عَلَيْهِ إِلَّا أُسَامَةُ، حِبُّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَلَّمَهُ أَسَامَةُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَشْفَعُ فِي حَدٍ مِنْ حُدُودِ اللَّهِ؟ «ثُمَّ قَامَ فَاخْتَطَبَ، فَقَالَ : أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمِ الشَّرِيفُ «تَرَكُوهُ، وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمِ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ، وَايْمُ اللهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا
“Sesungguhnya orang-orang Quraisy mengkhawatirkan keadaan (nasib) wanita dari bani Makhzumiyyah yang (kedapatan) mencuri. Mereka berkata, ‘Siapa yang bisa melobi rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?’ Mereka pun menjawab, ‘Tidak ada yang berani kecuali Usamah bin Zaid yang dicintai oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Maka Usamah pun berkata (melobi) rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (untuk meringankan atau membebaskan si wanita tersebut dari hukuman potong tangan). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian
bersabda, ‘Apakah Engkau memberi syafa’at (pertolongan) berkaitan dengan hukum Allah?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdiri dan berkhutbah, ‘Wahai manusia, sesungguhnya yang membinasakan orangorang sebelum kalian adalah jika ada orang yang mulia (memiliki kedudukan) di antara mereka yang mencuri, maka mereka biarkan (tidak dihukum), namun jika yang mencuri adalah orang yang lemah (rakyat biasa), maka mereka menegakkan hukum atas orang tersebut. Demi Allah, sungguh jika Fatimah binti Muhammad mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya’” (HR. Bukhari no. 6788 dan Muslim no. 1688).
5. Mensyukuri Kemerdekaan berarti wajib mensyukuri dan menjaga keberadaan Indonesia sebagai Negara Demokrasi berpenduduk muslim terbesar di dunia, yang memiliki corak kehidupan beragama yang ramah, damai, toleran serta memiliki kekhasan Ke Islaman Nusantara, yang mampu berdampingan sekaligus berakulturasi dengan budaya local secara harmonis. Demikian halnya Indonesia telah nyata mampu menjalankan kaidah-kaidah demokrasi secara konsisten. Kedepan, Indonesia harus mampu menjadi Role Model negara Demokrasi yang religious damai dan toleran, yang menjadi rujukan dunia.
Mendasar pada hal tersebut, sudah saatnya Masyarakat Muslim (Khususnya Nahdliyin) dan Warga Indonesia (pada umumnya) harus mampu mengambil peran strtategis baik didalam dan luar negeri untuk memainkan peran strategis sebagai pemain utama dalam Syuhudan Diniyan (Peran Keagamaan) Syuhudan Insaniyan (Peran Sosial dan Kemanusiaan) Syuhudan Tsaqofiyan wa Hadzhoriyan (Peran Ilmu pengetahuan dan Budaya) dan syuhudan Siyasiyan (Peran Politik). Sehingga menjadi Umat dan Bangsa yang maju dan Berperadaban. Agar kedepan tidak hanya menjadi buih yang mudah di ombang ambing dan menjadi pelengkap penderita saja dalam setiap momentum dan permainan. Kedepan Harus Menjadi Pemenang dan Memimpin !!
وَكَذَّلِكَ جَعَلْتُكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
6. Anugerah letak geografis, keberadaan geoekonomi, dan geopolitik Indonesia yang berada pada titik silang dunia, adalah bagian yang harus disyukuri, sehingga kita sebagai bangsa bisa menjalankan diplomasi bebas aktif dan non blok, sudah barang tentu harus dibarengi dengan Kewaspadaan akan keberadaan Indonesia pada posisi terbuka bagi dunia, yang sangat memungkinkan untuk di infiltrasi, dipengaruhi dan dijadikan pasar atau menjadi dimungkinkan untuk dijadikan tempat pembuangan sampah peradaban dari negara negara maju. Indonesia wajib Menjadi Global Player dan menjadi titik keseimbangan dunia.
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَحِدَةً وَلَكِن لَيَبْلُوَكُمْ فِي مَا عَاتَكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرُتِ & إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
7. Penting bagi kita semua untuk mensyukuri karunia sumberdaya alam yang berlimpah dan dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa, dengan cara menyadari keberadaan Indonesia sebagai Negara Megabiodiversity terbesar di dunia, sebagai paru paru dunia dengan keberadaan hutan dan banyak cagar biosfer. Sehingga pada saatnya di jadikan kekuatan untuk menegosisasikan kepada banyak pihak di seluruh dunia, untuk lebih memihak dan melindungi Indonesia, baik melalui mekanisme carbon trade, clean development mechanism maupun mekanisme mekanisme lain yang disepakati dunia. Di sisi lain kekuatan mega biodiversity dapat dijadikan modal bagi pengembangan ekonomi dan Kesehatan melalui pengembangan Indonesian Herbal Medichine, Industri atsiri dan minyak wangi, diversivikasi pangan dan lain lain. Serta yang terpenting lagi adalah bagaimana dengan potensi yang ada dapat mewujudkan pembangun berkelanjutan yang pro lingkungan dan penghidupan berkelanjutan yang manusiawi. Sehingga tak ada lagi alasan bagi kemiskinan berkembang di Indonesia. Dan tidak ada alasan lagi ketergantungan dengan import kebutuhan pangan dan Kesehatan.
وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلُحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا أَ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
الْمُسْلِمُونَ شُرَكَاءُ فِي ثَلَاثٍ فِي الْمَاءِ وَالْكَلَا وَالنَّارِ وَثَمَنَهُ حَرَامٌ
8. Sebagai Negara Kepulauan dengan anugerah pulau dan bentang lautan yang sangat luas, kekayaan laut dan berkah didalamnya harus mampu dijadikan benteng pertahanan ekonomi, ekologi dan kemanan. Dengan lebih berorientasi kelaut dan mengedepankan diplomasi laut sudah sepantasnya Indonesia, menjadi bangsa dan negara yang disegani sebagai kekuatan ekonomi maritim yang diperhitungkan.
اللَّهُ الَّذِي سَخَّرَ لَكُمُ الْبَحْرَ لِتَجْرِيَ الْفُلْكُ فِيهِ بِأَمْرِةِ وَلِتَبْتَغُوا مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
9. Keberadaan wilayah udara, ruang angkasa dan antariksa Indonesia harus di syukuri dan menjadi masa depan yang harus diprioritaskan, diperkuat dan di pertahankan. Pengembangan Human and robotic space serta pengembangan kekuatan wilayah udara untuk pertahanan dan keamanan dan lainnya mendesak untuk disegerakan. Agar Indonesia yang memiliki visi dirgantara dikagumi dan di segani dunia.
يُمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَن تَنفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَوتِ وَالْأَرْضِ فَانفُذُوا 8 لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَنٍ
10. Kecerdasan sumberdaya manusia Indonesia, baik yang didalam negeri maupun masyarakat diaspora Indonesia yang telah tersebar di berbagai negara di seluruh dunia dan memiliki track record serta pengakuan dalam banyak karya karya yang mendunia, adalah kekutaan strategis sekaligus akselerator bagi kemajuan bangsa. Keberdaannya harus mendapatkan perhatian serius dan harus di afirmasi, serta difasilitasi oleh semua pihak, agar mampu menjadi ujung tombak diplomasi sekaligus sebagai daya saing dan daya tawar Indonesia di mata dunia.
Potensi sumberdaya digital Indonesia dan agresifitas pengguna digital Indonesia dapat di jadikan kekuatan untuk bangkit dari ketertinggalan. Demikian halnya potensi digital Indonesia dapat dijadikan sebagai Quantum leap bagi kemajuan masyarakat bangsa dan negara. Disisi lain, usaha untuk menegakkan kedaulatan digital Indonesia adalah prioritas utama, selarasa dengan pentingnya ekspansi digital market ke seluruh dunia. Namun demikian, jangan sampai generasi generasi yang cerdas yang telah kita miliki, tidak berkarakter dan tidak berakhlaq. Berilmu tapi tidak berakhlaq sangat berbahaya. Oleh karenanya wajib bagi setiap keluarga dan rumah tangga Indonesia menjaga generasinya, agar generasi Indonesia menjadi generasi emas yang unggul dan berakhlaq.
إِنَّمَا الْأُمَمُ الْأَخْلَاقُ مَا بَقِيَتْ … فَإِنْ هُمُ ذَهَبَتْ أَخْلَاقُهُمْ ذَهَبُ
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعْفًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
11. Resesi Global, Krisis Pangan dan Krisis Energi Dunia, telah nyata dan didepan mata, Ancaman Perang Asimetris (Asymetryc War) dan Perang Siber (Cyber War) semakin tak terhindarkan, ditengah kompetisi global antar Blok-Blok Ideologi, dalam merebut hegemoni politik, ekonomi, budaya, teknologi dan menguasai pasar global. Perdamaian menjadi barang yang sangat mahal untuk di perjuangkan. Oleh karenanya, Indonesia harus mampu memenangkan Perang Kebudayaan Pop (Pop Culture War), Perang Mata Uang (Digital, Currency), Perang Biologi (Biological war), Perang makanan, air dan Energi (food, water, and energi war) dan Perang iklim dan bencana (climate and disaster war), yang tengah dan sedang terjadi. Yakinlah, Dengan Optimalisasi sumberdaya yang miliki, dengan kemauan yang kuat untuk mewujudkan “Indonesia Hebat” dan mengesampingkan kepentingan pribadi atau kelompok, serta melakukan kerja-Kerja Kebangsaan secara Berjamaah (antara pemerintah, organisasi masyarakat sipil, pelaku usaha, parpol, akademisi dan media), kita akan mampu merubah ancaman menjadi peluang untuk di menangkan.
12. Menjaga dan melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, dengan menjaga kedaulatan nasional di segala bidang; dari kedaulatan territorial, Kedaulatan pangan dan energi, kedaulatan mata uang, kedaulatan digital, kedaulatan angkasa dan sampai kedaulatan di berbagai hal lainnya adalah prioritas bagi kerja kerja pembangunan yang harus dilakukan pemerintah dan wajib didukung oleh seluruh stakeholders bangsa.
13. Momentum Politik di depan Mata. Pemerintah dan Seluruh stakeholders bangsa harus siap melakukan mitigasi sosial menghadapi kemungkinan terjadinya turbulensi politik. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini menghadapi kemungkinan rekayasa dan sekenario global, berkembangnya radikalisme dan intoleransi serta berbagai penyesatan informasi dan adu domba antar pihak, harus dilakukan, agar Indonesia tetap Bersatu, berdaulat dan utuh selamanya. Penyelenggaraan Pemilu harus dikawal secara damai, demokratis, transparan, jujur, adil dan tanpa kekerasan. Kita Harus Cerdas, Agar Kita mampu memilih dan melahirkan pemimpin bangsa yang memiliki kualifikasi unggul sesuai dengan Syuruthul Imam (Syarat Syarat Pemimpin) menurut fiqih: yakni harus Aliman (Berilmu dan Berpengetahuan luas serta mendalam), Adilan (Bersikap Adil), Zahidan (sederhana tidak rakus serta memihak kepentingan masyarakat luas), Sujaan (pemberani menghadapi resiko dan berstartegi dalam berdiplomasi), dan Salima Jism (Sehat Lahir Batin) serta Memiliki Sifat Roufur Rohim (Peduli dan belas kasih pada masyarakat).
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
14. Kerja Bersama untuk membendung dan melawan segala bentuk infiltrasi, rekayasa dan pemaksaan kehendak dari berbagai pihak dari dalam maupun luar negeri, yang nyata nyata merugikan kepentingan nasional di segala bidang terutama dibidang Ekonomi, Kesehatan, Politik dan Keamanan, harus disegerakan. Demikian halnya perlu meluruskan Kembali arah dan prioritas kebijakan yang dirasa bertentangan dengan cita cita kemerdekaan Indonesia, adalah agenda yang bersifat mendesak. Para Penyelenggara Negara wajib meninggalkan Legacy Kebijakan yang Pro Rakyat Kecil, Membangun Monumen Kerakyatan, serta membuat peta jalan pembangunan yang realistis dan visioner bagi kemajuan bangsa Indonesia. Berbagai Buih Buih Demokrasi harus segera dibereskan. Agar kedepan tidak menjadi batu sandungan pembangunan berkelanjutan.
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا ، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
15. Kini saatnya Warga Bangsa segera melakukan Konsolidasi Nasional dan membangun Kembali Konsensus bersama, untuk merajut kesatuan dan persatuan bangsa, mengkonstruk Strategi Kebudayaan Secara Komperhenship, Sehingga Bangsa Indonesia tidak kehilangan nilai dan jati dirinya. Identitas nasional harus diperkuat sembari terus memngembangkan kearifan local yang mampu menopang keragaman. Virus Virus Budaya dan Dekadensi Moral segera di Berantas. Mapping Ancaman, Tantangan, Gangguan dan Hambatan (ATGH) dan Acctin untuk Indonesia Masa Depan harus segera di tuntaskan. Agar stabilitas nasional dapat terjaga, sekaligus seluruh daya upaya yang mencoba merongrong kedaulatan nasional dapat dicegah dan dihentikan sedini mungkin.
16. Keanekaragaman Budaya dan Kearifan Lokal Bangsa Indonesia adalah modal kultural dan modal sosial (Social and Cultural Capital) yang harus dioptimalkan menjadi senjata strategis, dalam mempengaruhi dan membangun peradaban dunia. Bangsa Indonesia harus lebih agresif mempromosikan, menyebarluaskan dan mengekspor Kebudayaan Indonesia ke berrbagai penjuru dunia. Sehingga pada saatnya, Indonesia mampu menjadi lokomotif peradaban dunia, bukan menjadi pengimpor ideologi dan budaya asing, yang akan meruntuhkan peradaban dan masa depan bangsa.
17. Sudah saatnya kita tingkatkan Penghormatan Kepada Para Pahlawan, Organisasi Organisasi Pejuang Kemerdekan, Para Pendiri bangsa berserta keluarga serta para penerus perjuangannya, dengan memberikan afirmasi, rekognisi, proteksi, fasilitasi yang lebih kongkrit dalam bentuk kebijakan, pemberdayaan dan partisipasi dalam pembangunan. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghormati jasa-jasa pahlawannya dan meneruskan perjuangannya. Jangan Biarkan Pahlawan dan Keluarganya Kelaparan dan berada dalam Kubangan kemiskinan. Jangan Biarkan Organisasi Organisasi Pejuang Kemerdekaan berdarah darah menjaga eksistensinya.
18. Cita Cita Kemerdekaan Indonesia adalah Cita Cita seluruh warga bangsa
Indonesia yang harus terus di perjuangkan sepanjang masa. Mencerdaskan bangsa, Mengentaskan kemiskinanan, membangun kemakmuran dan kemandirian, menegakkan keadilan, menjunjung tinggi peradaban yang luhur serta mewujudkan peradaban yang gemilang adalah bagian dari upaya mencintai Indonesia. Maka, Siapapun mereka yang lahir, hidup dan tumbuh di Indonesia wajib mencitai Indonesia dan wajib menjaga Tumpah darah Indonesia, sampai akhir hayat dikandung badan. Sebaliknya mereka yang bikin onar dan kekacauan serta merugikan bangsa Indonesia harus di usir keluar dari Indonesia.
لَّئِن لَّمْ يَنتَهِ الْمُنْفِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْمُرْجِفُونَ فِى الْمَدِينَةِ لَنُغْرِيَنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لَا يُجَاوِرُونَكَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا
19. Akhirnya mari kita jadikan momentum kemerdekaan sebagai momentum untuk bangkit, mandiri, berdaulat dan mendunia.
Mewakili Segenap Warga Kaum Muslimin, Warga Nahdliyin dan seluruh Jajaran Organisasi Organisasi Islam dan Organisasi Organisasi Keagamaan, mengucapkan Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia yang ke 78. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan merohmati Indonesia selamanya.
Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamithoriq
Wassalamualaikum Wr.Wb
Jakarta 11 Agustus 2023.
Prof. DR. Said Aqil Siroj, MA
Demikinlah Teks Pidato Kebuyaan yang disampaikan KH Said Aqil Siroj, MA dalam rangka menyambut HUT RI ke78 Tahun Indonesia Merdeka. Teks dalam bentuk PDF dapat di download dengan KLIK disini.