• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Ayik Heriansyah: Doktrin al Wala wal Bara Sebabkan Prasangka Buruk Terhadap Umat Islam

Ulama Berpolitik

November 5, 2022
Siti Ma'rifah

MUI Sesalkan Tindakan Gus Elham, Anak Harus Dijaga Kehormatannya

November 15, 2025
Foto Ilustrasi melamar JANDA

Bolehkah Melamar Janda yang Masih Jalani Masa Iddah?

November 16, 2025
Terus Hadir di Tengah Masyarakat, Rudy Heryansyah Wujudkan Program Nyata untuk Warga

Terus Hadir di Tengah Masyarakat, Rudy Heryansyah Wujudkan Program Nyata untuk Warga

November 15, 2025
Media Sembilan Nusantara

JATMAN Akan Menggelar Baiat Syadziliyah Ad Dalhariyyah Watucongol

November 15, 2025
Wamenag Romo Muhammad Syafii saat ditemui awak media di gedung parlemen Senayan, Jakarta.

Viral Video Gus Elham Cium Anak Perempuan, Wamenag Katakan tidak Pantas

November 14, 2025
Sardi Effendi, Ketua DPRD Kota Bekasi

Kabar Gembira! Insentif RT/RW Resmi Naik, Ketua DPRD: Komitmen Pemimpin Harus Dibuktikan

November 14, 2025
Istriku Pahlawanku

Istriku Pahlawanku

November 14, 2025
Sulaiman-Djaya

Simbolisme Kepahlawanan Keteladanan

November 14, 2025
Foto: Ilustrasi Ai

Menyikapi Perbedaan Menggapai Persatuan

November 14, 2025
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Muda Qur’ani di Era Digital

Khutbah Jumat: Membangun Generasi Muda Qur’ani di Era Digital

November 14, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Sunday, November 16, 2025
  • Login
Liputan9 Sembilan
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan9 Sembilan
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Ulama Berpolitik

Oleh: Ayik Heriansyah

Abdus Saleh Radai by Abdus Saleh Radai
November 5, 2022
in Uncategorized
A A
0
Ayik Heriansyah: Doktrin al Wala wal Bara Sebabkan Prasangka Buruk Terhadap Umat Islam

Ayik Heriansyah, Pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa Barat, Aktivis kontra terorisme dan radikalisme, Mahasiswa Kajian Terorisme SKSG UI, dan Direktur Eksekutif CNRCT, Penulis artikel produktif yang sering dijadikan rujukan di berbagai media massa, pemerhati pergerakkan Islam transnasional, khususnya HTI yang sempat bergabung dengannya sebelum kembali ke harakah Nahdlatul Ulama. Kini aktif sebagai anggota LTN di PCNU Kota Bandung.

501
SHARES
1.4k
VIEWS

Disclamer dulu.
“Tulisan ini dibuat guna menjawab kritikan terhadap pencawapresan Kiai Ma’ruf Amin dan keterlibatan sejumlah Kiai sebagai tim sukses 2019. Pada saat itu peran Kiai bersifat individual, bukan mewakili kepengerusan NU di setiap level.”

“Artinya, NU sebagai institusi tetap konsisten pada jalurnya yang tidak terlibat politik praktis, namun Kiai tidak mungkin melepaskan peran politiknya sebagai waratsatul ambiya.”
______

Ada yang genit dalam menyikapi partisipasi ulama NU pada kontestasi politik nasional. Genit karena mereka mengkritisi keterlibatan ulama NU berpolitik praktis sembari mereka sendiri ulama yang berpolitik praktis.

Mereka melarang perkara yang mereka lakukan. Tapi ini tidak lebih dari perang urat syaraf yang dilancarkan pihak lawan. Tidak perlu ditanggapi secara berlebihan.

Harus diakui pemilihan Presiden kali ini (2019) melibatkan ulama secara penuh. Ulama menjadi andalan kedua pasangan calon sebab ulamalah elit masyarakat yang masih terjaga integritasnya.

BeritaTerkait:

Rezim Soeharto, Pahlawan Nasional, dan Kebangkitan Ketiga NU

Ketua PBNU Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Gus Mus: Orang NU Ikut Dukung Tidak Ngerti Sejarah

Take Down Wahabi dari Muka Bumi

Jejak Tinta Para Ulama (Ketika Keterbatasan Melahirkan Karya)

Setelah dilanda berbagai kasus, mulai dari kasus korupsi, kriminalitas, seksual dan lain sebagainya, partai politik kurang percaya diri untuk tampil di depan. Kepercayaan masyarakat kepada pengurus partai menyusut drastis. Wajar kalau ulama menjadi ujung tombak kedua kontestan.

Keterlibatan ulama dalam politik bukan hal yang tabu. Esensi aktivitas politik adalah ri’ayah su’unil ummah (pengatur semua urusan umat). Aktivitas yang dibebankan Allah swt kepada Nabi-nabi-Nya.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw: “Dulu Bani Israel diurus oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal, ia digantikan oleh nabi yang lain. Sesungguhnya tidak ada nabi sesudah aku. Yang akan ada adalah para khalifah dan mereka banyak.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dan Ibn Majah).

Dari 25 orang Nabi dan Rasul, empat orang yang menjadi penguasa yaitu Nabi Yusuf, Nabi Daud as, Nabi Sulaiman as dan Nabi Muhammad saw. 21 orang nabi lainnya melaksanakan peran dan fungsi politik mereka tanpa kekuasaan formal.

Hubungan nabi dengan penguasa sebagian oposisi setelah penguasa menolak dakwah mereka lalu ingin membinasakan nabi tersebut. Nabi Musa as dan nabi Isa as mengalami hal yang demikian.

Sebagai ahli waris para nabi, ulama juga memikul amanah ilahiah untuk mengurus, mengatur dan melindungi umat. Setelah para nabi tidak ada, ulama yang menjadi “ayah” bagi masyarakat. Kebanyakan ulama berpolitik di jalur non formal. Mereka tidak punya kekuasaan formal. Selain itu ada juga ulama yang menjadi penguasa.

Akan tetapi nilai dari aktivitas politik ulama tetap terletak pada ri’ayah bukan karena punya kekuasaan formal atau tidak. Kekuasaan politik formal bukan syarat melainkan penyempurna.

Aktivitas politik melekat dalam diri ulama. Eksistensi ulama tergantung ada tidaknya umat yang mereka urus. Oleh karena itu saling sindir antar ulama terkait aktivitas politik mereka satu sama lain, lebih disebabkan oleh faktor kompetisi dalam rangka memenangkan kandidat yang mereka dukung.

Dukung mendukung kandidat bagian upaya ulama menyempurnakan tugas politik mereka kepada umat menurut ijtihad politik masing-masing yang kesemuanya demi mewujudkan kemashlahatan bersama. Mendukung salah satu kandidat bukan aib kecuali dilakukan dengan menghalalkan segala cara.

Politik sangat dinamis, tergantung tipikal penguasa di samping situasi dunia internasional. Awal tahun 80-an dimana Soeharto sedang kuat-kuatnya, pilar-pilar demokrasi: ABRI, birokrasi, pers, partai politik dan ormas Islam ada digenggamannya.

Keberadaan partai politik dan ormas Islam dalam perpolitikan nasional tidak begitu berpengaruh sehingga kedekatan ulama NU dengan Soeharto lebih banyak mudharatnya ketimbang mashlahat, berimbas kepada kondisi internal NU yang semrawut.

Belum lagi friksi antara syuriah dengan tanfizhiyah. Keadaan ini yang melatarbelakangi keinginan Khittah 1926 yang ditetapkan di Munas Alim Ulama tahun 1983 di Situbondo.

36 tahun kemudian Indonesia mengalami banyak perubahan. Soeharto lengser 1998. Reformasi di segala bidang dilakukan. Iklim demokrasi lebih terbuka. Pemilihan Presiden secara langsung. Posisi partai politik, ormas Islam dan pers diperkuat.

NU kembali bisa memainkan peran aslinya menjadi penyeimbang yang dinamis dan katalis bagi transformasi sosial. Peran politik NU sangat dibutuhkan di tengah arus panas globalisasi dan radikalisasi yang senantiasa mengancam keutuhan bangsa dan negara.

Di internal, NU solid, kaderisasi berjalan dan NU berhasil membuat proyek-proyek pendidikan, sosial dan dakwah. Syuriah dan tanfizhiyah kompak. Banyak kemashlahatan yang diperoleh NU sekarang.

Realitas ini sudah barang tentu bertolak belakang dengan kondisi NU waktu di awal tahun 80-an. Jika gerakan Khittah maksudnya agar NU menarik diri dari politik, maka gerakan ini selain tidak kontekstual juga tidak relevan dengan misi propetik ulama. Bersikap apolitik bukan karakter ulama.

Dari sinilah kita bisa menilai bahwa upaya untuk mendepolitisasi NU merupakan kegiatan yang kontra produktif serta berpotensi menimbulkan banyak mudharat. Dan sebenarnya bukan itu maksud kembali ke Khittah 1926.

Oleh: Ayik Heriansyah, Mahasiswa Kajian Terorisme SKSG UI, dan Direktur Eksekutif CNRCT

Tags: Ayik HeriansyahKH. Ma'ruf AminNUUlamaUlama Berpolitik
Share200Tweet125SendShare
Abdus Saleh Radai

Abdus Saleh Radai

Media Sembilan Nusantara Portal berita online yang religius, aktual, akurat, jujur, seimbang dan terpercaya

BeritaTerkait

Ilustrasi NU pada Pemilu 1971 (Foto: tangkapan layar jilid buku Reorientasi Politik NU pada Masa Orde Baru)
Opini

Rezim Soeharto, Pahlawan Nasional, dan Kebangkitan Ketiga NU

by liputan9news
November 7, 2025
0

JAKARTA | LIPUTAN9NEWS Pada 2015, ketika diundang di Cirebon untuk sebuah acara, saya berbicara bersama seorang kiai ternama di wilayah...

Read more
Ketua PBNU Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Gus Mus: Orang NU Ikut Dukung Tidak Ngerti Sejarah

Ketua PBNU Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Gus Mus: Orang NU Ikut Dukung Tidak Ngerti Sejarah

November 6, 2025
Ibnu Saud di Arab saudi pada 1911.(Getty Images)

Take Down Wahabi dari Muka Bumi

October 18, 2025
Jejak Tinta Para Ulama (Ketika Keterbatasan Melahirkan Karya)

Jejak Tinta Para Ulama (Ketika Keterbatasan Melahirkan Karya)

October 13, 2025
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2468
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

757
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

141
Siti Ma'rifah

MUI Sesalkan Tindakan Gus Elham, Anak Harus Dijaga Kehormatannya

November 15, 2025
Foto Ilustrasi melamar JANDA

Bolehkah Melamar Janda yang Masih Jalani Masa Iddah?

November 16, 2025
Terus Hadir di Tengah Masyarakat, Rudy Heryansyah Wujudkan Program Nyata untuk Warga

Terus Hadir di Tengah Masyarakat, Rudy Heryansyah Wujudkan Program Nyata untuk Warga

November 15, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In