Yogyakarta | LIPUTAN9NEWS
Kondisi bangsa yang sedang berjuang melawan krisis multidimensi membutuhkan partisipasi aktif segenap lapisan masyarakat. Korusi, kolusi dan nepotisme yang masih terjadi menjadi faktor yang memperparah situasi ekonomi, sosial dan masa depan bangsa.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Ormas Lintas Agama, Budaya danTradisi Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal).
Menurut Gus Wal kritik dan saran dari berbagai pihak dilakukan dalam rangka mengingatkan Pemerintah akan kondisi nyata yang terjadi.
“Dampak dari perilaku KKN yang merasakan bukan para elite, tetapi masyarakat awam berbagai golongan dari kota hingga ke pelosok desa. Kebijakan impor beras ribuan ton proyek mafia pangan, otomatis akan mematikan usaha petani pedesaan. Korupsi ratusan triliun mengakibatkan hilangnya pendapatan negara dan cara mengatasinya dengan menaikkan pajak. Semuanya serba kena pajak hingga pendapatan masyarakat yang sudah minim masih kena potongan pajak. Ini kondisi nyata yang dialami masyarakat” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Liputan9news, Senin (14/04/2025).
Gus Wal juga menyoroti kondisi ekonomi yang mengalami gejolak pasca transisi kepemimpinan. Menurut Gus Wal, Pemerintah sebagai pemegang segala kebijakan seharusnya lebih memikirkan realita di bawah karena masyarakat yang gelisah akan melahirkan kerawanan sosial.
“Pedagang gorengan, tukang parkir, petani singkong, nelayan kecil tidak akan pernah paham tentang Index harga Saham, naik turun kurs Dollar, rasio utang atau efisiensi. Yang mereka tahu adalah hasil keringat mereka dihargai murah, harga barang tinggi hingga susah mendapatkan fasilitas bantuan subsidi. Mereka juga yang paling duluan heran, bahwa negara pemilik tambang emas dan nikel terbesar di dunia, pengekspor kelapa sawit, batu bara dan SDA lain paling besar. Namun rakyatnya masih banyak yang hidup di jaman batu. Kemana larinya semua hasil kekayaan alam?” jelas Gus Wal bernada geram.
Dalam kondisi sosial kemasyarakatan yang terpuruk, menurut Gus Wal ada satu hal yang juga patut diwaspadai. Yaitu marak masuknya paham ideologi asing dalam rangka memperkeruh situasi.
“Rakyat yang menderita dan kecewa menjadi makanan empuk pengasong ideologi janji surga. Kelompok Wahabi dan khilafah dengan leluasa akan memprovokasi rakyat untuk saling membenci. Sebagian lagi mendidik masyarakat untuk menjadi teroris sebagai solusi hidup susah. Ini juga agenda besar yang butuh diberantas selain koruptor dan perdagangan narkoba,” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, Gus Wal kembali mengingatkan resiko situasi terburuk apabila bangsa ini semakin terpuruk. Chaos dan kerusuhan massal menjadi sesuatu yang paling dihindari.
“Kami bersuara menyampaikan aspirasi bukan berniat menurunkan kepercayaan kepada pemerintah. Kami warga waras di bawah mewaspadai bangsa ini bisa terpecah belah bahkan perang saudara jika persoalan di atas tidak bisa diatasi oleh pemegang kekuasaan. Jika itu benar terjadi, golongan kita jugalah yang paling duluan merasakan kerusakannya. Sementara para elite dan kaum kapitalis menjadi golongan yang paling duluan kabur ke luar negeri membawa harta bendanya, meninggalkan kepulan asap dan reruntuhan kerusakan. Miris kan?” pungkasnya.
آشنایی با دبیرستان انرژی اتمی ایران،
به عنوان یکی
از برجستهترین مراکز آموزشی در
سطح کشور شناخته میشوند و هر ساله با برگزاری آزمونهای ورودی پذیرای
دانشآموزان مستعد میباشند.
آشنایی با دبیرستان انرژی اتمی ایران،
به عنوان یکی از برجستهترین مراکز آموزشی
در سطح کشور شناخته میشوند و هر ساله با برگزاری آزمونهای ورودی پذیرای
دانشآموزان مستعد میباشند.
آشنایی با دبیرستان انرژی اتمی ایران،
به عنوان یکی از برجستهترین مراکز آموزشی
در سطح کشور شناخته میشوند و هر ساله با برگزاری آزمونهای ورودی پذیرای
دانشآموزان مستعد میباشند.