Bab Enam Bagian 01
الباب السادس فى آداب العالم فى دروسه
Tentang Adab Seorang Ulama dalam Pengajarannya
اذا عزم العالم ان يحضر مجلس درسه يتطهر من الحدث والخبث ويتنظف ويتطيب ويلبس احسن ثيابه اللائقة بين اهل زمانه، قاصدا بذلك كله تعظيم العلم وتبجيل الشريعة وينوى بتعليمه التقرب الى الله تعالى ونشر العلم الشريف وإحياء دين الاسلام، وتبليغ احكام الله تعالى التى اؤتمن عليها وامر ببيانها، والازدياد من العلم بإظهار الصواب والرجوع الى الحق، والاجتماع على ذكر الله تعالى والسلام على اخوانه المسلمين والدعاء للسلف الصالحين.
Apabila seorang ulama berniat untuk menghadiri majelis pengajarannya, hendaklah ia bersuci dari hadas dan najis, membersihkan diri, memakai wangi-wangian, dan mengenakan pakaian terbaik yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat di zamannya. Semua itu ia lakukan dengan niat untuk mengagungkan ilmu, memuliakan syariat, dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala melalui pengajarannya, serta untuk menyebarkan ilmu yang mulia, menghidupkan agama Islam, menyampaikan hukum-hukum Allah Ta’ala yang telah dipercayakan kepadanya dan diperintahkan untuk menjelaskannya. Ia juga berniat untuk menambah ilmu dengan menampakkan kebenaran dan kembali kepada yang haq, berkumpul dalam rangka mengingat Allah Ta’ala, memberi salam kepada saudara-saudara sesama muslim, dan mendoakan para ulama salaf yang saleh.
واذا خرج من بيته دعا بالدعاء الوارد عن النبى صلى الله عليه وسلم، وهو اللهم انى اعوذ بك ان اضل او اضل او ازل او ازل او اظلم او اظلم او اجهل او يجهل على عز جارك وجل ثناؤك ولا اله غيرك،
Ketika keluar dari rumahnya, hendaklah ia membaca doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW:
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tersesat atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, menzalimi atau dizalimi, berbuat bodoh atau dibodohi. Maha mulia perlindungan-Mu, agung pujian-Mu, tidak ada Tuhan selain Engkau.”
ثم يقول بسم الله امنت بالله اعتصمت بالله وتوكلت على الله ولا حول ولا قوة الا بالله اللهم ثبت جنانى وادر الحق على لسانى،
Kemudian ia berkata: “Dengan nama Allah, aku beriman kepada Allah, aku berlindung kepada Allah, dan aku bertawakal kepada Allah. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Ya Allah, tetapkanlah hatiku dan jadikan kebenaran mengalir di lisanku.”
ويديم ذكر الله تعالى إلى ان يصل مجلس التدريس.
Ia hendaknya terus berdzikir kepada Allah Ta’ala hingga sampai ke majelis pengajarannya.
فاذا وصل اليه يسلم على الحاضرين ويجلس مستقبل القبلة ان أمكن بوقار وسكينة وتواضع وخشوع متربعا او غير ذلك من الجلسات الحسنات،
Ketika sampai di sana, ia memberi salam kepada orang-orang yang hadir, lalu duduk menghadap kiblat jika memungkinkan, dengan penuh wibawa, tenang, tawadhu’, dan khusyuk, dengan duduk bersila atau posisi duduk baik lainnya.
وليصن بدنه عن الزحف عن مكانه ويديه عن العبث والتشبيك وعينيه عن تفريق النظر من غير حاجة،
Hendaknya ia menjaga tubuhnya agar tidak bergerak-gerak dari tempat duduknya, tangannya dari perbuatan sia-sia dan menyilangkan jari, serta matanya dari memandang ke sana ke mari tanpa kebutuhan.
وليباعد عن المزاح وكثرة الضحك، فانه يقلل الهيبة ويسقط الحشمة
Ia juga hendaknya menghindari bercanda dan tertawa berlebihan, karena hal itu akan mengurangi wibawa dan menjatuhkan kehormatan.
ولا يدرس وقت جوع وعطش شديدين اوهم او غضب او نعاس او فى حال برد مؤلم وحر مزعج.
Jangan mengajar ketika sedang lapar atau haus yang amat sangat, atau sedang cemas, marah, mengantuk, ataupun dalam kondisi sangat dingin atau panas yang menyusahkan.
ويجلس بارزا لجميع الحاضرين وليوقر فاضلهم بالعلم او السن او الصلاح او الشرف، ويرفعهم على حسب تقديمهم فى الامامة، ويتلطف بالباقين ويكرمهم بحسن الكلام وطلاقة الوجه وحسن مزيد الاحترام،
Dan hendaknya ia duduk di tempat yang terlihat oleh seluruh hadirin, agar semua bisa menyaksikannya dengan jelas. Ia juga harus memuliakan orang yang lebih utama di antara mereka, baik karena ilmunya, usianya, kesalehannya, atau karena kemuliaan nasabnya. Ia memberikan kedudukan yang sesuai dengan urutan mereka dalam keimaman (kepemimpinan dalam agama), dan bersikap lembut terhadap yang lainnya, menghormati mereka dengan ucapan yang baik, wajah yang ramah, dan penghormatan yang lebih sempurna.
ويقوم لاكابر اهل الاسلام على سبيل الاكرام، ويلتفت الى الحاضرين التفاتا قصد بحسب الحاجة، ويخص من يكلمه او يسأله بمزيد التفات اليه واقبال عليه وان كان صغيرا او وضيعا، فان ترك ذلك من افعال المتكبرين.
Ia juga sebaiknya berdiri untuk menyambut tokoh-tokoh besar kaum Muslimin sebagai bentuk penghormatan. Ia hendaknya menoleh kepada para hadirin sesuai kebutuhan, dan ia mengkhususkan seseorang yang mengajaknya bicara atau bertanya dengan memberikan perhatian lebih, dengan menghadapkan tubuh dan pandangannya kepada orang tersebut, meskipun orang itu masih muda atau berasal dari kalangan bawah. Sebab meninggalkan hal tersebut termasuk perbuatan orang yang sombong.
ويقدم على الشروع فى التدريس قراءة شيء من كتاب الله تعالى تبركا وتيمنا، ويدعو عقيب القراءة لنفسه وللحاضرين ولسائر المسلمين ولو اقف مكانه ان كان فى مدرسة موقوفة او نحوها جزاء لحسن فعله وتحصيلا لقصده،
Dan hendaknya ia memulai sebelum memulai pelajaran dengan membaca sebagian dari Kitab Allah Ta’ala, sebagai bentuk mengambil berkah dan harapan kebaikan. Setelah membaca, ia berdoa untuk dirinya, para hadirin, dan seluruh kaum muslimin, dan juga mendoakan orang yang mewakafkan tempatnya jika ia berada di tempat yang merupakan wakaf, seperti madrasah atau semisalnya, agar orang yang mewakafkan mendapatkan pahala atas perbuatannya yang baik dan untuk mencapai tujuan mulia dari yang mewakafkannya.
ثم يستعيذ بالله من الشيطان الرجيم ويسمى الله تعالى ويحمده، ويصلى على النبى صلى الله عليه وسلم وعلى اله وصحبه، ويترضى عن ائمة المسلمين
Kemudian ia berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, menyebut nama Allah Ta’ala, memuji-Nya, dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga dan para sahabatnya, dan juga memohonkan keridhaan bagi para imam kaum muslimin.
وان تعددت الدروس قدم الاشرف فالاشرف والاهم فالاهم، فيقدم تفسير القرآن ثم الحديث ثم اصول الدين ثم اصول الفقه ثم كتب المذهب ثم النحو، ويختم الدرس بكتب رقائق ليفيد الحاضرين تطهير الباطن،
Dan apabila pelajaran yang diberikan lebih dari satu, maka hendaknya dimulai dari yang paling mulia kemudian yang mulia berikutnya, dan dari yang paling penting ke yang kurang penting. Maka dimulai dengan tafsir Al-Qur’an, lalu hadits, kemudian ilmu ushuluddin (aqidah), ushul fiqh, kemudian kitab-kitab mazhab, dan setelah itu ilmu nahwu (tata bahasa Arab). Hendaknya ia menutup pelajarannya dengan kitab-kitab yang membahas tentang kelembutan hati (raqa’iq), agar para hadirin mendapat manfaat berupa penyucian batin.
ويصل فى درسه ما ينبغى وصله ويقف فى مواضع الوقف ومنقطع الكلام، ولا يذكر شبهة فى الدين فى درس ويؤخر الجواب عنها الى درس اخر، بل يذكرهما جميعا او يدعهما جميعا لما فيه من المفسدة، لا سيما ان كان الدرس مجمع الخواص والعوام،
Dalam menyampaikan pelajaran, ia menyambung bacaan pada bagian yang memang seharusnya disambung dan berhenti pada tempat-tempat berhenti atau saat kalimat sudah selesai. Jangan sampai ia menyebutkan suatu syubhat (kerancuan atau kesamaran dalam agama) dalam pelajaran lalu menunda jawabannya ke pelajaran berikutnya. Jika ingin menyebutkan syubhat, maka harus sekaligus dengan jawabannya, atau tidak disebutkan sama sekali, karena ada potensi kerusakan, terlebih jika pelajaran itu dihadiri oleh kalangan umum maupun orang awam.
ولا يطيل الدرس تطويلا مملا ولا يقصر تقسيرا مخلا، ويراعى فى ذلك مصلحة الحاضرين فى الفائدة فى التطويل، ولا يبحث فى مقام او يتكلم على فائدة الا فى موضع ذلك فلا يقدمه عليه ولا يؤخره عنه الا لمصلحة تقتضى ذلك.
Ia tidak boleh memperpanjang pelajaran dengan panjang yang membosankan, dan juga tidak boleh memendekkannya dengan kependekan yang membuat pemahaman menjadi rusak. Hendaknya ia mempertimbangkan manfaat yang diperoleh hadirin dari panjangnya pelajaran. Ia juga tidak membahas suatu topik atau menyampaikan faedah tertentu kecuali pada tempatnya, tidak mendahulukannya dan tidak pula menundanya kecuali bila ada maslahat yang mengharuskan. Bersambung…
Agus Amar Suchaemi AlBarbasy (Gus Amar), Nyantri di Lirboyo Alumni IKAHA (UNHASY) Tebuireng Jombang.