JAKARTA | LIPUTAN9NEWS
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Ketua Umumnya KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat khususnya warga nahdliyin, karena telah mengundang ilmuan Zionis Pro Israel Peter Berkowitz menjadi pemateri dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama di Jakarta pada Jumat, (15/08/2025).
Gus Yahya menjelaskan, PBNU mengundang peneliti dari The Hoover Institutions University of Stanford itu murni karena tertarik dengan penelitian-penelitian yang ditulis oleh Peter Berkowitz. Yahya menceritakan dirinya memang mengenal Peter sudah cukup lama, yakni sejak 2020.
Gus Yahya mengatakan telah mengenal Peter sebagai Commission on Unalienable Rights di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat yang memiliki pemahaman mendalam soal hak asasi manusia. Itu sebabnya, Gus Yahya mengundang Peter dengan harapan para pengurus NU mendapatkan pengetahuan yang lebih luas soal hak asasi manusia.
“Itu yang membuat saya tertarik. Saya enggak perhatikan betul urusan dia sebagai Zionis itu,” ujar Gus Yahya seperti dilansir Tempo.com, Rabu (27/08/2025).
Lebih lanjut, Gus Yahya mengaku tidak mengetahui bahwa akademikus yang mereka undang merupakan orang yang cukup vokal menyuarakan pro-Zionisme di Palestina.
“Saya mohon maaf sekali kepada masyarakat bahwa saya membuat keputusan tanpa pertimbangan yang teliti dan lengkap terkait Peter Berkowitz ini,” katanaya yang disampaikan kepada wartawan Tempo di rumahnya, Jakarta Selatan, pada Selasa (26/08/2025).
Selanjutnya, Gus Yahya menyampaikan bahwa dalam akademi kepemimpinan ini, PBNU tidak hanya mengundang Peter Berkowitz saja. Mereka juga mengundang para akademisi ternama lain dari berbagai negara. Menurutnya, agenda tersebut merupakan program mingguan di organisasi yang bertujuan membekali kader NU dengan pengetahuan yang komprehensif mengenai kondisi dan berbagai permasalahan global.
Kemudian, Gus Yahya menegaskan kehadiran Peter di tengah-tengah forum itu tidak sedikit pun menyinggung soal Israel. PBNU, katanya, tidak mungkin secara sengaja berniat menyebarkan faham Zionisme kepada masyarakat. Ia pun menegaskan sikap NU tidak akan pernah berubah yakni menolak segala bentuk penindasan yang dilakukan oleh Israel serta mendukung keadilan untuk warga Palestina.
“Itu prinsip kami.” tuturnya.
Adapun kehadiran Peter Berkowitz di tengah-tengah para petinggi NU tersebut sebelumnya menuai banyak kecaman dari publik. Sebab, Peter Berkowitz terkenal sebagai akademisi yang cukup vokal membela Israel.
Salah satunya Berkowitz pernah diwawancarai oleh Michael Cromartie dalam sebuah wawancara untuk kepentingan Paw Research Center di 2006. Ketika itu, Berkowitz menjelaskan sejarah singkat zionisme dan menegaskan pentingnya gerakan Zionis yang berkelanjutan.
Berkowitz juga membahas tantangan internal dan eksternal yang dihadapi Israel. Lalu potensi kemampuan nuklir Iran, kebangkitan ideologi “pasca-Zionis” di Israel, kegagalan politik.