JAKARTA | LIPUTAN9NEWS
Ketua Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga (KPRK) MUI Dr Siti Ma’rifah menyesalkan tindakan dan perilaku seorang pendakwah asal Kediri, Gus Elham, mencium anak perempuan. Aksinya itu kemudiaan viral di media sosial dan mendapatkan kecaman keras dari publik.
Siti Ma’rifah mengingatkan bahwa anak-anak harus dijaga kehormatannya. Sebab, peristiwa yang dilakukan oleh Gus Elham ini menyangkut harkat dan martabat manusia.
Menurutnya, anak-anak tidak boleh diperlakukan semena-mena, apalagi sampai dilecehkan. Dia menegaskan anak-anak harus dijaga kehormatannya sesuai dengan prinsip maqashid syariah.
“Harus dijaga kehormatannya sesuai dengan prinsip maqashid syariah dan rahmatan lil alamin. dalam berdakwah harus mencerminkan akhlakul karimah, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda tetap dalam batas-batas tuntunan yang ada dalam Alquran yang harus dipedomani oleh seluruh pendakwah,” ujar Siti Ma’rifah dikutip dari MUIDigital, Sabtu (15/11/2025).
Putri Wakil Presiden ke-13 RI ini mengingatkan tindakan di luar batas tidak dapat dibenarkan apapun alasannya. Sebab, anak juga memiliki martabat dan kehormatan yang harus dijaga.
Dia juga mengingatkan cerminan kasih sayang bisa dilakukan dengan berbagai cara sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
“Dakwah bil lisan juga harus diikuti dakwah bil hal. Oleh karena itu program seperti Standardisasi Dai yang dilaksanakan oleh MUI penting terus didukung untuk melahirkan para pendakwah agar dalam melaksanakan tugas dakwah berpedoman pada Alquran dan sunnah, juga memperhatikan etika dan budaya dalam masyarakat Muslim,” terangnya.
Siti Ma’rifah berharap pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama RI terus melakukan langkah-langkah pengawasan dan penertiban agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi.
“Kami Komisi PRK MUI yang konsen mengawal perlindungan anak dan keluarga dalam program-programnya melakukan langkah-langkah seperti pendampingan pesantren ramah anak, program perlindungan anak dengan bekerja sama dengan pemerintah dan mitra strategis lainnya,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis menilai perbuatan itu tidak patut dilakukan oleh siapapun, termasuk seorang pendakwah bernama Gus Elham.
“Saya pikir perbuatan itu tidak patut dilakukan oleh siapapun, apalagi dilakukan oleh pendakwah atau juga orang pesantren, bahkan mungkin anaknya kiai tentu tidak patut dilakukan. Tidak ada yang membenarkan itu,” ucap tegas Kiai Cholil Nafis.
Kiai Cholil juga menilai permintaan maaf Gus Elham merupkan langkah yang tepat. Kiai Cholil berpesan agar perbuatan itu jangan diulangi lagi.
“Berkenaan hukum untuk kategori pelecehan kita kembalikan kepada ahli hukum apakah perlu diproses atau tidak,” tutur Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat.
Kiai Cholil mengingatkan bahwa pendakwah harus memastikan apa yang disampaikannya benar, sehingga pendakwah harus rajin belajar.
“Selain benar yang disampaikan, tapi juga melaksanakan karena akan dinilai oleh masyarakat. Bagi seorang pendakwah, tidak cukup meninggalkan yang haram dan mengerjakan yang wajib, tapi kepantasan dan kesopanan menjadi ukuran,” tegasnya.
Kiai Cholil menekankan dai sudah menjadi tren setter atau orang yang membimbing umat, sehingga seorang dai harus lebih aware atau menyadari berkenaan dengan kebaikan.
Selain itu, Kiai Cholil menghimbau kepada orang tua untuk tidak segan-segan apabila ada tingkah laku kepada anakya yang tidak wajar untuk melarangnya.
“Meskipun dia gus. Siapapun dia. Tentunya harus mengawasi apalagi orang perokok bagi anak kecil kurang sehat, orang tua perlu tegas,” pungkasnya.
























