Jakarta, Liputan9.id – Islah Bahrawi mengungkapkan mengapa orang-orang Wahabi tidak menyukai kalangan Habaib, kalangan dzruriah kanjeng Nabi. Karena pesaing utama keluarga Ibnu Saud itu adalah Ibnu Rasyidin dari kalangan Habaib yang menguasai kota Hail.
“Terjadi perang antara keluarga Ibnu Saud dan Ibnu Rasyidin delapan kali perang membunuh 14.000 kalangan muslim di Saudi yang di adu domba. Hingga akhirnya keluarga Ibnu Rasyidin terusir ke Yordania, dan tidak bisa menguasai Saudi,” ungkap Tenaga Ahli Pencegahan Radikalisme, Ekstremisme dan Terorisme Mabes Polri itu.
Sejak saat itulah dalam cerita Gus Islah keluarga Ibnu Saud diperkuat oleh ulama ulama, contohnya Syaikhona Cholil Bangkalan, Mbah Hasyim Asya’ari ketika mondok ke Mekkah ajarannya masih Ahlussunah Waljamaah.
“Ketika itu kekuatan politik Ibnu Saud belum kuat, sehingga yang menguasai berbagai halaqah-halaqah dan daurah daurah di Masjidil Haram dan di Madinah adalah keluarga ASWAJA termasuk keluarga Imam Al Maliki,” sambungnya.
Gus Islah lebih gamblang menjelaskan setelah keluarga Ibnu Saud berkuasa, semua ajaran Aswaja termasuk Jam’iyah semua diharamkan. Ulama ulama Ahlussunah dikarangkeng didalam gudangnya dan juga mereka mengharamkan maulid, karena mereka tidak mau segerombolan masyarakat yang kemungkinan akan melakukan perlawanan terhadap kerajaan.
“Jadi, semua fatwa fatwa ajaran Salafi Wahabi adalah By Order (sesuai pesanan). Jadi semua ushul fiqih dan fatwa fatwa Salafi Wahabi sesuai pesanan kerajaan. Kalau kerajaan merasa terancam, buatkan fatwa melarang itu dan ketika raja merasa terancam politiknya buatkan fatwa pelarangan,” ucap alumni Pondok Pesantren Syaikhona Moh Cholil Bangkalan ini.
Saat itu, menurutnya berbagai kebangkitan politik di Timur Tengah didahului dengan gerakan gerakan kebudayaan. Termasuk di Mesir pada zaman Presiden Gamal Abdul Nasir, kelompok Salafi Wahabi mengharamkan yang tidak disukai oleh mereka.
“Jadi jangan heran kalian misalkan Khalid Basalamah mengharamkan Wayang, itulah produknya karena mereka memang sudah terbiasa dari Arab Saudi mengharamkan budaya budaya rakyat,” pungkasnya. (MFA)