Jakarta, LIPUTAN9.ID – Jakarta diguyur hujan lebat di malam hari. Seperti yang telah diprediksi BMKG, hujan turun di sebagian wilayah di Jakarta pada Minggu malam. Hujan bahkan turun dengan intensitas deras, Minggu (27/08/23).
Akhirnya, siraman hujan membuat polusi udara di Jakarta tercuci signifikan, terbukti dari nilai indeks kualitas udara seperti yang terukur di situs IQAir. Berdasarkan situs itu, Jakarta turun ke ranking 5 dalam daftar kota besar di dunia dengan polusi udara terburuk pada malam ini.
Dilansir liputan9.id dari metro.tempo.co, daftar menyebut indeks kualitas udara Jakarta sebesar 119 atau tergolong tidak sehat untuk kelompok yang sensitif. Ini berbeda dari pagi tadi, misalnya, yang menempatkan Jakarta dengan indeks kualitas udara 169 atau terburuk kedua di dunia.
Stasiun-stasiun pemantauan kualitas udara di jaringan IQAir mengukur kualitas udara terutama dari konsentrasi polutan PM2,5. Di Jakarta pada pagi tadi, jenis polutan itu terukur sebesar 89,9 mikrogram per meter kubik, setara 18 kali nilai ambang yang ditetapkan WHO.
Pada malam ini hampir separuhnya, yakni 46,9 mikrogram per meter kubik. Ini juga setara sekitar 9 kali nilai ambang WHO.
Jika dilihat dari antara sebaran 23 stasiun atau alat pemantaunya, kualitas udara tidak sehat (merah) masih ditunjukkan di titik-titik di Jakarta Utara dan Barat. Di Jakarta Selatan juga ada namun lebih didominasi tidak sehat hanya untuk kelompok sensitif (oranye).
Lebih jauh, kategori yang terakhir juga banyak terdapat di Jakarta Pusat dan Timur. Khusus di Jakarta Timur bahkan ada satu stasiun yang mengukur kualitas udara kategori sedang (kuning).
Seperti diketahui, hujan menjadi sangat diharapkan setelah polusi udara memburuk beberapa pekan belakangan di tengah musim kemarau.
Pemerintah DKI Jakarta didukung pemerintah pusat sebelumnya berusaha melakukan modifikasi cuaca untuk membuat hujan buatan namun tidak berhasil atau tidak memberi dampak signifikan. (HZ)