Jakarta, Liputan9.id – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Aswaja Center menggelar acara Pembekalan 1.000 Da’i Tangkal Faham Radikal. Acara yang rencananya dilaksanakan di sepuluh provinsi ini diawali dari Jakarta dengan diikuti 100 Penceramah atau Da’i pada 04 November 2022 di Hotel D’Arcici, Jakarta Utara.
Hadir sebagai narasumber utama Ketua Umum DPP Aswaja Center KH. Misbahul Munir, Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. R. Ahmad Nur Wahid dan Sekretaris Lembaga Dakwah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Kyai Hamdan.
KH. Misbahul Munir yang akrab disapa Kyai Misbah mengatakan kegiatan ini dilaksanakan karena sampai saat ini faham radikal masih berkembang di Indonesia. Menurutnya, hal ini seharusnya menjadi perhatian bagi para ulama untuk terus gigih menyebarkan faham Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
“Belum lama ini kita mendengar ada ibu-ibu berhijab, bercadar membawa senjata dan mau masuk ke Istana Negara. Ini sebagian kecil yang beraksi, kalau kita terus diam tentu akan semakin besar. Kegiatan ini sebagai ikhtiar mengajak para pemuka agama, para da’i untuk selalu berpegang pada ajaran Islam yang benar, yang rahmatan lil ‘alamin, dan itu sudah dianut oleh mayoritas umat Islam Indonesia yaitu ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah,” kata Kyai Misbah saat ditemui setelah acara.
Selain itu, Kyai Misbah juga berharap peran serta pemerintah dalam menghadapi masih berkembangnya faham islam yang cenderung arogan. Dimana, menurutnya ada sebagian umat Islam yang cenderung kaku atau gemar menyalahkan amaliyah yang tidak sejalan.
“Kalau di Indonesia kita kenal dengan ajaran Wahabi Takfiri. Menyalahkan, memusyrikan bahkan yang lebih parah lagi mengkafirkan amaliyah mayoritas umat Islam Indonesia seperti Ziarah Kubur, Tawssul, Maulidan dan puncaknya akan menghalalkan darahnya. Menutut kami, inilah embrio radikal yang bernahaya,” imbuhnya.
Sementara, Brigjen Pol. R. Ahmad Nur Wahid menyampaikan, orang yang terpapar teroris hampir semua berfaham sama. Mereka yang anti tawasul dan anti thoreqoh.
“Semua teroris yang saya tangkap semua berfaham Wahabi,” tegas Nur Wahid.
Selain itu, Nur Wahid juga mengapresiasi kegiatan ini. Dimana, para Da’i adalah pintu masuk sekaligus pintu keluar radikalisme.
“Kami dari BNPT dan Densus 88 sangat mengapresiasi kegiatan ini. Faham yang menjadi embrio terorisme harus dilarang. Bangsa Indonesia yang mayoritas Aswaja insyaallaah akan tetap aman, damai dan baldatun toyibatun warobbrun ghoffur,” pungkasnya.