“Kami atas nama keluarga, murid, dan warga Tunisia mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas penghormatan kepada kakek dan ulama besar Tunisia. ‘Allamah Muhammad Thahir bin ‘Asyur adalah pencinta ilmu, kemanusiaan, dan rendah hati. Ajaran cinta itulah, membuatnya dicintai oleh warga Tunisia dan dunia, khususnya warga Indonesia”,
Tunisia, Liputan9 – KBRI Tunis menggelar haul wafatnya ulama besar Tunisia dan dunia, ‘Allamah Muhammad Thahir bin ‘Asyur: Pelopor Reformasi dan Pembaruan di Dunia Isman, di Wisma Dubes RI (3/8). Kegiatan ini dihadiri oleh keluarga besar Ibnu ‘Asyur: Rafa’ bin ‘Asyur, mantan Dubes Tunisia untuk Maroko: Muhammad ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Asyur, mantan Menteri Kebudayaan Tunisia; ‘Iyyad bin ‘Asyur, peneliti Baitul Hikmah, dan Rabia bin ‘Asyur, profesor di Universitas Carthage.
Di samping itu, hadir juga al-Arusi al-Mizuri dan Ahmad ‘Adhum, keduanya mantan Menteri Agama Tunisia, ulama Universitas Zaitunah dan WNI yang sedang kuliah di Universitas Zaitunah.
Dua ulama Tunisia menyampaikan presentasi sebagai narasumber, yaitu Syaikh Hisyam bin Mahmud, Imam Besar Masjid Zaitunah dan Syaikh ‘Afif Shababati, Imam Besar Masjid Anas bin Malik.
Dubes Zuhairi Misrawi menyampaikan, bahwa kegiatan memperingati hari wafatnya ‘Allamah Muhammad Thahir bin ‘Asyur sebagai doa dan apresiasi atas karya-karyanya yang telah menginspirasi Moderasi Islam Indonesia.
“Allamah Muhammad Thahir bin ‘Asyur dikenal luas di Indonesia melalui karya-karyanya yang sangat brilian, khususnya Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir, Maqashid al-Syari’ah al-Islamiyyah, dan Ushul al-Nidham al-Ijtima’i fi al-Islam. Ia merupakab salah satu peletak fondasi moderasi Islam. Pemikirannya terus dikaji dan disebarluaskan, sehingga mempunyai pengaruh luas di dunia Islam, khususnya Indonesia”, ujar Dubes RI yang juga sebagai Katua Bidang Hubungan Antar Agama, Baitim Muslimin Indonesia.
Dubes Zuhairi Misrawi juga menyampaikan, bahwa ‘Allamah Muhammad Thahir bin ‘Asyur dapat menjadi jembatan persahabatan Indonesia-Tunisia, khususnya dalam memperluas horison moderasi beragama.
“Melalui pemikiran ‘Allamah Muhammad Thahir bin ‘Asyur, kita dapat memperkokoh hubungan Indonesia-Tunisia, khususnya dalam menyebarluaskan moderasi beragama. Sebab itu pula, para mahasiswa Indonesia di Universitas Zaitunah sudah membentuk forum kajian “Asyurian” dan setiap hari membaca kitab tafsir al-Tahrir nwir wa al-Tanwir, karya ‘Allamah Muhammad Thahir bin ‘Asyur”, ujar Dubes RI yang akrab dikenal Cendekiawan Nahdlatul Ulama.
Sementara itu, Rafa’ bin ‘Asyur atas nama keluarga dan cucu ‘Allamah Muhammad Thahir bin ‘Asyur menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Dubes RI untuk Tunisia yang telah memberikan penghormatan kepada ulama besar Tunisia ini.
“Kami atas nama keluarga, murid, dan warga Tunisia mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas penghormatan kepada kakek dan ulama besar Tunisia. ‘Allamah Muhammad Thahir bin ‘Asyur adalah pencinta ilmu, kemanusiaan, dan rendah hati. Ajaran cinta itulah, membuatnya dicintai oleh warga Tunisia dan dunia, khususnya warga Indonesia”, pungkasnya.