Tunisia, Liputan9.id – Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Tunisia menggelar kuliah umum tentang Moderasi Beragama Indonesia-Tunisia di Wisma Duta Besar RI di kawasan Lac, Tunis (20/12).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Zuhari Misrawi, Duta Besar RI untuk Tunisia, Hammadi Mas’udi, Cendekiawan Muslim dan mantan Rektor Universitas Kairouan, Tunisia, dan Asep Saepudin Jahar, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat Jakarta.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh mahasiswa pascasarjana asal Indonesia di Universitas Zaitunah, Tunisia dan mahasiswa pascasarjana program sandwich UIN Syarif Hisayatullah, Jakarta.
Dubes Zuhairi Misrawi menyampaikan moderasi beragama merupakan karakter utama warga Indonesia sejak berabad-abad lamanya, dan menjadi bagian penting dalam kemajuan dan kedamain umat beragama di Indonesia.
“Kami selalu bangga dengan eksistensi moderasi beragama di Indonesia, karena sudah menjadi karakter dan arus utama. Sebab itu perlu kiranya, moderasi beragama ini didukung oleh gagasan dan akademisi yang brilian, sehingga mampu merespons perkembangan pada tataran global, khususnya dampak geopolitik dan gerakan transnasional. Moderasi beragama merupakan tulang punggung bagi kemajuan dan kedamaian Indonesia”, ujar Dubes RI yang akrab dikenal sebagai Cendekiawan Nahdlatul Ulama.

Sementara itu, Hammadi Mas’udi, Cendekiawan Muslim asal Tunisia menyampaikan perlunya rasionalitas dalam beragama.
“Di dalam Islam, ijtihad merupakan salah satu gagasan besar yang harus terus dihidupkan dalam rangka menggali mutiara yang amat kaya dalam khazanah Islam. Rasionalitas merupakan kunci untuk menggali khazanah moderasi Islam”, ujar Mantan Rektor Universitas Kairouan, Tunisia yang sangat populer dengan karya-karyanya.
Asep Saepudin Jahar menyampaikan Indonesia-Tunisia dapat menjadi contoh bagi dunia perihal pentingnya moderasi beragama.
“Di Indonesia dan Tunisia, moderasi beragama tidak hanya dikaji, melainkan sudah dibumikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab itu, perlu kajian dan pendalaman agar menginspirasi dunia. Para mahasiswa pascasarjana yang kuliah di Indonesia dan Tunisia dapat melakukan riset dan kajian yang serius dan mendalam”, ujar Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta. (Red)