Jakarta, LIPUTAN 9
Said Aqil Siroj (SAS) Institute bekerjasama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar acara Launching dan Bedah Buku “Kiai Pesantren Membangun Peradaban: 70 Tahun Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA”. Buku ini ditulis oleh Dr. Sa’dullah Affandy Direktur Eksekutif SAS Institute. Kegiatan dilaksanakan pada Kamis, (22/02/24), bertempat di Aula Latif Hendraningrat, Gedung Dewi Sratika Lantai 2, Kampus A UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur.
Bertindak sebagai Keynote Speech dalam launching dan bedah buku ini adalah Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin. Sementara, sebagai narasumber Cendikiawan Muslim Fachry Ali, Cendikiawan Nahdlatul Ulama Prof. Nadirsyah Hosen, Ph.D dan Prof. Rokhmin Dahuri.
Hadir pula pada kegiatan ini, Prof. Komarudin Rektor UNJ beserta pimpinan di lingkungan UNJ. Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh dosen dan mahasiswa UNJ, tokoh agama, perwakilan organisasi masyarakat (ormas) seperti LPOI, LADISNU, HISMINU, P2MI, SAS Institue, Aswaja Center, KODI DKI Jakarta, PWNU DKI Jakarta, insan media, tokoh NU, dan masyarakat umum.

Buku ini terdiri dari lima BAB yang secara beruntun bercerita tentang perjalanan hidup Prof. Said Aqil Siroj. BAB 1 berisi riwayat hidup, BAB 2 perjuangan dan pemikiran, BAB 3 meneguhkan sikap nasionalisme, BAB 4 membangun keindonesiaan, dan BAB 5 konsistensi bersikap dan bertindak. Buku ini juga dilengkapi lampiran pidato pada Pembukaan Muktamar Ke-34 NU di Bandar Lampung 2021.
Tokoh yang akrab dipanggil Kang Said, demikian sapaan khas “Wong Cerbon”, merupakan salah satu “ulama besar” yang dimiliki kaum Nahdliyyin. Buku ini mengulas perjalanan hidup, kisah perjuangan, dan cakrawala pemikirannya.Tidak hanya itu, pengabdian, perjuangan, dan pengorbanan untuk kemanusiaan juga dibahas. Banyak hal yang dapat pembaca ambil dari tauladan sosok Kang Said sebagai pecinta ilmu, penggemar baca kitab dan buku, senang berdiskusi dan berorganisasi, serta berwawasan luas.
Kang Said juga akrab dengan Gus Dur. Dimana Gus Dur mengajak Kang Said untuk beraktivitas di Nahdlatul Ulama. Pada saat itu pula, di tahun pertamanya aktif, Kang Said diamanahi sebagai Wakil Katib Aam PBNU. Gusdur mempromosikan Kang Said dengan sebutan “Doktor muda NU yang berfungsi sebagai Kamus berjalan dengan disertasi lebih dari 1000 referensi”.
Pada sambutan pembuka, Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ mengatakan bahwa sosok Buya Said adalah ulama dan guru bangsa yang pemikirannya orisinil dan komprehensif. Beliau merupakan jembatan dan teladan dalam memperjuangkan keislaman yang moderat dalam bingkai kebhinekaan NKRI.
“Buku biografi Prof. Said Aqil Siroj yang ditulis oleh Dr. Sa’dullah Affandy ini menjadi oase pembuka sekaligus petunjuk jalan bagi generasi kedepan, khususnya mengenai Islam Nusantara,” kata Komarudin.

Pada kesempatan ini, Prof. Said Aqil Siroj dalam sambutannya mengatakan bahwa kehadiran buku biografi ini bukan bermaksud untuk pamer, riya’ atau ujub, apalagi membanggakan diri. Tapi semata-mata hanya sekedar catatan perjalanan hidup saya yang penuh liku, baik yang sukses maupun yang tidak.
“Dari buku ini, semoga ada yang bisa diambil manfaat dan hikmahnya untuk menjadi pelajaran para pembaca, khususnya anak-cucu saya dan santri-santri saya sendiri,” tutur Muassis Ponpes Luhur Al-Tsaqafah tersebut.
Sementara itu Dr. Sa’dullah Affandy pada kesempatan bedah buku karyanya mengatakan bahwa Kang Said adalah tokoh istimewa yang dimiliki NU. Sumbangsih pemikiranya untuk bangsa ini tak terbilang, mulai dari masalah nasionalisme berkeadilan, Islam yang toleran dan damai, pendidikan yang maju dan berperikemanusiaan, hingga humanisme universal.
“Semua itu adalah cerminan dari ide-ide pokok Kang Said yang tertuang dalam konsep Islam Nusantara. Selaku penulis, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu terbitnya buku ini, diantaranya Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ. Semoga buku ini bermanfaat dan memberikan pencerahan kepada pembacanya. Aamin, ” ujar Sa’dullah Affandy yang merupakan dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Sosial UNJ. (ASR)