Tunisia, Liputan9 – Duta Besar RI untuk Tunisi, Zuhairi Misrawi mengisi program dialog “al-Asyawiyyah” di Insen TV, Tunisia (19/7). Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia mendapatkan perhatian khusus dan banyak yang ingin tahu lebih jauh perihal latar historis dan karakter utama umat Islam Indonesia. Dubes Zuhairi Misrawi menjelaskan perihal kekhususan dan kekhasan Islam Indonesia yang dikenal moderat, toleran, dan berkemajuan.
“Indonesia mulai dikenal sebagai sahabat Tunisia. Dalam enam bulan ini, saya selalu menyegarkan kembali ingatan kolektif, bahwa Indonesia-Tunisia sudah bersahabat sejak tahun 50-an hingga sekarang, khususnya melalui persahabatan Sukarno dan Habib Bourgaiba. Namun, bersamaan dengan itu pula ada keinginan dari warga Tunisia untuk mengenal latar historis dan karakter utama Islam Indonesia. Sebab itu, saya mengenalkan Islam moderat ala Indonesia yang disokong penuh oleh kedua ormas, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah”, ujar Dubes RI lulusan Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir.
Dubes Zuhairi Misrawi juga menjelaskan perihal akulturasi antara Islam dan budaya, sehingga corak keislaman di Indonesia berkebudayaan.
“Saya menjelaskan perihal dakwah Walisongo yang menggunakan kebudayaan sebagai instrumen untuk menyebarluaskan ajaran Islam. Saya sengaja membawa wayang ke studio Insen TV untuk mengenalkan latar historis dan karakter utama Islam Indonesia. Islam tersebar di seantero Nusantara melalui budaya, bukan pertumpahan darah”, ujar Dubes RI yang akrab dipanggil sebagai Cendekiawan Nahdlatul Ulama.
Ia juga menjelaskan pentingnya akhlak ditanamkan kepada umat Islam sejak dini, karena hal tersebut dapat memperkokoh fondasi Islam moderat.
“Kami sejak di pesantren-pesantren diajarkan, bahwa akhlak dan keteladanan lebih penting daripada retorika. Ada pesan berbunyi, keteladanan lebih utama daripada retorika. Sebab itu, Islam yang ramah, murah senyum, merangkul, dan berpihak pada kaum lemah menjadi hal yang menonjol di Indonesia”, pungkasnya.