Tunisia menjadi salah satu negara yang lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar. Tunisia menjadi salah satu negara yang sangat istimewa dalam perhelatan sepakbola terakbar di panggung dunia, karena sudah enam kali lolos dan bermain di Piala Dunia, sejak tahun 1978, 1998, 2002, 2006, 2018, hingga 2022. Ia berjaya menghadapi tim nasional negara-negara Afrika lainnya.
Pada tahun ini, Tunisia lolos ke putaran final Piala Dunia di Qatar dalam suasana penuh gegap-gempita. Saya menyaksikan euforia tersebut, saat Tunisia berhasil menahan imbang Mali di Stadion Olympique, Rades, Tunis pada 29 Maret 2022 lalu, setelah dalam pertandingan tandang berhasil mengalahkan Mali 1-0. Semalam suntuk, warga Tunisia tenggelam dalam kegembiraan. Mereka merayakan kelolosan ke Piala Dunia di Qatar dengan memenuhi jantung kota Tunis, Jalan Bourgaiba.
Suasana seperti ini, euforia, akan dilalui warga Tunisia selama pergelaran Piala Dunia 2022 di Qatar, karena mereka akan menyaksikan “Elang Carthage”, tim kesayangan mereka berlaga melawan Denmark, Australia, dan Perancis. Sebagai olahraga yang paling populer, sepakbola mempunyai magnet dan peran penting untuk menurunkan tensi sosial-politik dan ekonomi. Pasalnya, Tunisia akan menggelar pemilu parlemen pada 17 Desember 2022 yang akan datang.
Memang, sepakbola mempunyai pesona dan magnet tersendiri, apalagi dalam perhelatan sekelas Piala Dunia. Warga Tunisia pantas berpesta dan bergembira, karena kesebelasan “Elang Carthage” berhasil menembus putaran final Piala Dunia 2022 di Qatar, yaitu Piala Dunia untuk pertama kalinya digelar di bumi Arab. Dukungan warga Qatar dan negara-negara Arab akan sangat besar terhadap Tunisia. Solidaritas Arab menjadi keuntungan tersendiri bagi Tunisia.
Adapun negara-negara Arab yang bertanding pada putaran final Piala Dunia 2022 di Qatar, yaitu Qatar, Arab Saudi, Maroko, dan Tunisia. Warga Arab, baik yang tinggal di Qatar maupun di negara-negara Arab lainnya, bahkan di seantero dunia akan memberikan dukungan penuh terhadap negara-negara Arab yang akan berlaga, khususnya Tunisia. Sebab itu, “Elang Carthage” akan bertanding dengan penuh semangat untuk menampilkan permainan terbaik dan menjadikan momen Piala Dunia di Qatar sebagai bagian dari tinta emas sejarah mereka.
Dalam pertandingan terakhir, sebelum melawan Denmark, Tunisia berhasil mengalahkan Iran dengan skor yang sangat meyakinkan, 2-0. Sebelumnya, Tunisia juga berhasil mengalahkan Jepang dengan skor 3-0. Kekalahan telak diterima Tunisia, yaitu saat ditekuk Brazil 1-5. Apapun Tunisia terus berusaha meningkatkan performanya, di bawah besutan pelatih asal Tunisia, al-Qadiri.
Harian al-Shorouk dalam dua hari terakhir menurunkan headline tentang kesiapan “Elang Carthage” menyongsong Piala Dunia 2022 di Qatar. Berita-berita tersebut, di antaranya: Awja’ Rai’ah fi al-Muntakhab, Suasana Menggembirakan dalam Tim Nasional. Hadzini Khiththah al-Qadiri li Iqaf al-Denmark, Inilah Strategi al-Qadiri dalam Menghentikan Denmark. Intinya, Tunisia sangat siap untuk menampilkan permainan terbaiknya saat melawan Denmark, Australia, dan Perancis pada babak penyisihan.
Untuk lolos pada babak selanjutnya bukanlah hal yang mudah bagi Tunisia. Sebab kualitas negara-negara yang akan menjadi lawan dalam babak penyisihan merupakan negara-negara yang mempunyai kemampuan lebih baik. Tetapi yang menjadi kekhasan dari Tunisia, yaitu spirit bertanding dan memenangkan pertandingan. Hal tersebut sudah ditunjukkan mereka selama babak kualifikasi yang berhasil mengalahkan negara-negara Afrika, yang juga dikenal tangguh dengan komposisi para pemain yang sudah bergabung dengan klub-klub besar di Eropa.
Tidak hanya itu, dalam Piala Arab tahun lalu di Qatar, Tunisia juga berhasil mengalahkan Mesir yang dikenal sangat tangguh dan salah satu kesebelasan kaya prestasi, baik di kawasan Arab maupun Afrika. Toh, pada akhirnya Tunisia berhasil mengalahkan Mesir. Spirit inilah yang dimiliki oleh Tunisia dalam menghadapi laga-laga besar. Mereka mempunyai spirit kolektivitas yang sangat baik untuk mengharumkan negara-bangsa.
Tunisia ingin menegaskan kepada dunia, bahwa mereka adalah salah satu peradaban besar di dunia, khususnya peradaban Carthage. Sebutan “Elang Carthage”, yang dalam bahasa Arabnya nusur Carthage, memberikan pesan khusus kepada dunia, bahwa mereka adalah anak kandung peradaban Romawi yang pernah berjaya di panggung dunia, di masa lampau. Mereka ingin menghadirkannya kembali melalui sepakbola.
Wahbi Khazri, penyerang Montpellier, yang dipercaya al-Qadiri untuk menjadi kapten sekaligus penyerang “Elang Carthage” akan menjadi andalan Tunisia pada Piala Dunia 2022 di Qatar. Dibantu Ali Ma’lul, play maker yang saat ini bermain di al-Ahly, Mesir, Tunisia akan mempersembahkan pertandingan kolektif, atraktif, sekaligus ofensif.
Selebihnya, dukungan dan doa warga Tunisia merupakan keuntungan dan keunggulan tersendiri. Sebab bisa berlaga dalam Piala Dunia merupakan momen yang tidak bisa diikuti oleh semua negara dan semua orang. Hanya mereka yang berprestasi dan mampu menunjukkan kualitas terbaiknya, yang dapat bertanding di Piala Dunia.
Piala Dunia 2022 di Qatar merupakan momen terbesar, yang akan mengetengahkan pertandingan-pertandingan besar bagi kita semua. Euforia Tunisia dalam mendukung tim kesayangannya, “Elang Carthage” akan diikuti euforia seluruh warga dunia. Kita semua akan menonton pertandingan-pertandingan yang akan mengajarkan pada kita semua, bahwa hidup ini indah asalkan didukung sportivitas, kolektivitas, kolaborasi, dan kerja keras.
Zuhairi Misrawi, Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia