Jakarta, Liputan9.id – Iman perupakan media dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Azzawajallah. Iman melahirkan pengakuan-pengakuan atas ke Maha Esaan Allah, dengan sering-sering menyebut nama Allah, Allah, Allah, dan atau Laa ilaaha Ilallah. Allah berfirman dalam QS. Al-Anfal Ayat 2 yang tertulis:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal”, (QS. Al-Anfal Ayat: 2)
Dengan mengutip Kitab Al-Hikam, KH. Agus Salim HS, Imam Khususiyah Pondok PETA Tulungagung, menyampaikan, Sesungguhnya nikmat itu meskipun beraneka bentuk warnanya hanya disebabkan oleh karena melihat dan dekat kepada Allah swt, dan sempurna nikmat itu adalah melihat kepada dzat Allah yg maha agung lagi mulia. Seperti Firman Allah Ta’ala:
وجوه يومئذ ناضرة إلى ربها ناظرة.
“Berapa wajah manusia kelak berseri seri, dapat melihat wajah tuhan nya.”
Lebih lanjut Kiai Agus, mejelaskan bahwa nikmat dekat kepada Allah, lebih-lebih melihat kepada Allah itu memang tiada bandingnya, sehingga apabila manusia di surga di tanya oleh Allah, apakah yang kamu rasa kurang, dan yang akan kamu minta? Jawab mereka, kami cukup puas dan tidak ada hasrat untuk minta apapun lagi, sebab sudah cukup puas. Dengan tiba-tiba dibukakan oleh Allah Swt hijab untuk melihat wajah (dzat) Allah Swt. Maka di situlah mereka merasa tidak ada nikmat yg lebih besar dari pada melihat kepada dzat Allah Swt.
Perjalanan menuju Allah tidak bisa melalui angan-angan, kita harus bergerak, aktifitas sesuai profesi masing-masing, berlomba, bahkan harus lebih dari itu yakni berlari. Seperti firman Allah SWT yang artinya, “Dan untuk (memperoleh kenikmatan surga) yang demikian itu, hendaklah berlomba orang-orang yang berlomba.” (QS. Al Muthaffifin: 26). Juga firman Allah SWT, “Maka berlarilah kalian kepada Allah” (QS. Adz Dzarriyat:50).
Berlomba dan berlari, berarti bukan diam juga bukan bersantai dengan berjalan biasa. Ibnu Athaillah, menyebutnya dengan kata hijrah yang artinya perpindahan dari apapun selain Allah, menuju kepada Allah SWT. Dan akhirnya kita bisa menikmati indahnya dekat dengan Allah. Hari-hari bahagia yang datang beriring ombak keharuan yang menggetarkan jiwa. Kebahagiaan yang senantiasa menenggelamkan kita dalam lautan dzikrullah. (ASR)