Jakarta, LIPUTAN9.ID – Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu dari 4 bulan yang mulia (asyhurul hurum). Kemuliaan itu di antaranya terbukti dengan anjuran Nabi Muhammad saw untuk melaksanakan ibadah tertentu di dalamnya. Bahkan, ibadah di bulan terakhir tahun Hijriah ini menyimpan keistimewaan sendiri bagi umat Islam yang dapat menunaikannya.
Ibadah di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini disebutkan oleh Nabi Muhammad saw lebih mulia daripada jihad fi sabilillah. Rasulullah bersabda: “Tidak ada hari dimana amal shalih padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: ‘Tidak juga dari jihad fi sabilillah?’ Beliau menjawab: ‘Jihad fi sabilillah juga tidak, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan satu pun dari keduanya.”
Selain melaksanakan kurban dan shalat Idul Adha, pada sepuluh awal Dzulhijah juga dianjurkan memperbanyak ibadah sunnah semisal puasa dan zikir. Hal ini sebagaimana dijelaskan Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar an-Nawawiyah, bahwa zikir di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah itu disunnahkan.
“Ketahuilah bahwa disunnahkan memperbanyak zikir pada sepuluh awal Dzulhijjah dibanding hari lainnya. Dan di antara sepuluh awal itu memperbanyak zikir pada hari Arafah sangat disunnahkan,” tulis Hengki Ferdiansyah dalam artikel Amalan di Sepuluh Awal Dzulhijjah sebagaimana dikutip NU Online pada Senin (19/6/2023).
Imam Nawawi mendasarkan pandangannya ini pada Al-Qur’an surat al-An’am ayat 28, “Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan…..” Imam An-Nawawi, Ibnu Abbas, As-Syafi’i, dan mayoritas ulama, lanjut Hengki, memahami bahwa kata ayyamam ma’lumat (hari-hari yang telah ditentukan) pada ayat di atas adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
Selain itu, Nabi Muhammad saw sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad juga menganjurkan untuk memperbanyak berzikir di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah itu.
“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah), karenanya perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid di dalamnya,” (HR Ahmad).
Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak zikir pada sepuluh pertama Dzulhijjah, lebih khusus lagi di hari Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijah. Di antara zikir yang diperbanyak adalah melafalkan tahlil, takbir, dan tahmid.
Selain itu, umat Islam juga dianjurkan untuk melaksanakan ibadah puasa dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah. Shalat malam di hari-hari tersebut juga memiliki pahala yang lebih dari biasanya.
Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, bahwa puasa di hari pertama bulan Dzulhijjah ini setara dengan setahun berpuasa sunnah. Sedangkan shalat malam setara shalat pada malam Lailatul Qadar.
“Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar” (HR At-Trmidzi).
Editor: Yuzep Ahmad
Sumber: NU Online