Khutbah Pertama
ألحمد لله, ألحمد لله الذى هدانا للإيمان, و أنار قلوبنا بالقرآن, و ألزمنا كلمةَ التقوى, و جنّبنا الكفر و الفجور و العصيان.
أشهد ان لا إله إلاّ الله وحده لا شريك له, مالك السماوات و الأرض و ما بينهما. و أشهد أنّ سيدنا محمدَ بنِ عبد الله خاتمُ أنبياءِ الله و رُسله.
صلوات الله و سلامه على النبي العربي العمي الأمين, المصطفى و المجتبى, سيدنا محمدٍ و على آله و أصحابه و من اتبعه إلى يوم الدين.
قال الله تعالى في الكتاب العزيز:
يَأيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ لاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
صدقَ الله العظيم.
أوصيكم و إيّاي نفسي بتقوى الله فقد فاز المتّقون. أمّا بعد.
Zumratal Muwahhidîn rahimakumullâh.
Rasulullah Saw. berwasiat kepada kita semua:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا, وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا. أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ. (رواه مسلم و أبو داود و الترمذي و أحمد)
Diriwatkan oleh Abi Hurayrah ra., ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Kalian tidak masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak beriman sehinnga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian melakukannya maka kalian dapat saling mencintai? Tebarkanlah salâm di antara kalian. (HR. Muslim, Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ahmad)
Semua orang yang beriman kepada adanya surga, termasuk kita semua, tentu ingin memasukinya, dengan segala fasilitas kenikmatan dan keabadian yang disediakannya. Namun, apakah semua orang layak untuk memasukinya untuk kemudian berdomisili di dalamnya?
Dari hadits di atas, setidaknya tiga syarat kausatif harus dipenuhi oleh siapa saja yang berkehendak untuk menikmati surga. Pertama, iman. Namun keimanan tidak akan sempurna tanpa adanya sikap dan rasa saling mencintai, sebagai syarat kedua. Sikap dan rasa saling mencintai pun tidak terwujud tanpa adanya salâm, sebagai syarat ketiga, yang bertebaran menghiasi setiap perilaku dan tutur kata kita. Maka, salâm adalah kunci pintu surga. Lalu, apakah salâm itu?
Merujuk kepada kamus Arabic-English Hans Wehr, misalnya, maka kata salâm setidaknya mengandung lima arti dasar. Pertama, greeting dan salutation (ucapan selamat dan penghormatan). Kedua, peace (kedamaian). Ketiga, secure (keamanan). Keempat, safety (keselamatan). Kelima, welfare (kesejahteraan).
Dengan greeting dan salutation (arti pertama dari kata salâm), kita berharap dan kita doakan orang lain agar selalu diliputi segala kebaikan. Mengucapkan salam atau selamat juga melatih kerendahan hati kita dan menegaskan penghormatan kita terhadap orang lain. Dengan mengucapkan selamat penuh penghormatan, ketulusan jiwa dan kelembutan sanubari semakin terasah.
Peace atau kedamaian adalah arti kedua dari kata salâm. Tentu setiap manusia mendambakan kedamaian. Tidak akan damai tetangga kita ketika hangar-bingar suara musik dari sound system kita mengganggu tidur malamnya.
Rasa aman (secure; yang merupakan arti ketiga dari kata salâm) merupakan kebutuhan dasar manusia. Namun, misalnya, bagaimana mungkin seorang istri merasa aman ketika harus selalu gemetar ketakutan terhadap suaminya yang selalu memukul tubuhnya di saat sang suami marah.
Banyak peraturan dibuat demi safety atau keselamatan kita (sebagai arti keempat dari kata salâm). Lampu merah yang kita terabas, atau motor dan mobil kita yang melaju di jalur bus way, apapun alasannya, melanggar hak orang lain dan mengancam keselamatan jiwa kita dan orang lain. Sampah atau limbah yang kita buang di sungai, kemudian menumpuk dan mendangkalkan serta menghambat laju airnya, meracuni berbagai biota di dalamnya, tentu tidak salâm secara ekologis, bahkan juga untuk kita sendiri.
Setiap orang pasti mengejar kesejahteraannya (welfare; arti kelima salâm). Ada yang beruntung, namun lebih banyak yang tidak berhasil menggapainya. Sungguh malang nasib seorang nenek renta, ketika ia berdiri mengetuk pintu rumah kita demi mendapatkan sesuatu yang dapat mengganjal perut laparnya, namun yang ia dapatkan hanya caci-maki dan sumpah serapah kita yang merasa tidur siangnya terganggu. Sangat disayangkan jika di saat ketukan pintu itu berhasil membangunkan tidur kita, sehingga membuat kita terpaksa membuka pintu rumah kita, namun ketukan itu tidak berhasil membuka pintu hati kita.
Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah SWT.
“Tebarkanlah salâm,” wasiat Baginda Rasul kepada kita. Salâm membuat kita dan orang lain merasa bahagia dan sejahtera. Salâm menghapus segala benci, iri dan dengki. Salâm mengikis keangkuhan dan keserakahan, mempertajam kerendahan hati dan melahirkan kemuliaan kita, melalui pemuliaan kita terhadap orang lain. Salâm menyelamatkan jiwa dan raga dari kerusakan dan kehancuran. Dengan salâm tercipta cinta kasih dan kedamaian. Salâm lah yang menciptakan surga di dunia.
Sang Maha Salâm (Allah SWT) tentu menginginkan para hamba-Nya untuk meniru salâm-Nya. Itulah keimanan. Itulah kunci surga abadi di Akhirat. Bahkan, Salâm, adalah bahasa komunikasi para penghuni surga, sebagaimana Firman Allah SWT, Surat Yunus ayat 10:
دَعْوَاهُمْ فِيهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَامٌ وَآَخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya: Doa mereka di dalam surga ialah: Maha Suci Engkau wahai Tuham kami, dan ucapan penghormatan mereka adalah: Salâm. Dan penutup do’a mereka adalah: Alhamdulilaahi Rabbil ‘aalamin.
Akhirnya, semoga salâm senantiasa menghiasi setiap perilaku dan tutur kata kita, amin ya Rabbal ’alamin.
بارك الله لى و لكم فى القرآن الكريم. و نفعنى و إيّاكم بما فيه من الآيات و الذّكر الحكيم. و تقبّل منّى و منكم تلاوته, إنّه هو السّميع العليم. أقول قولى هذا فاستغفروه, إنّه هو الغفور الرّحيم.
Khutbah Kedua
الحمد لله الملك العلاّم, الذى أحلّ الحلال و حرّم الحرام, و حذّرنا منِ ارْتكاب الآثام. نحمده تعالى و إنا لنعمائه شاكرون, و له عابدون.
منِ اتّبع دينه فقد اهْتدى, و من خالفه فقد عصى و اعْتدى.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له, و أشهد أن سيدنا محمدا عبده و رسوله, لا نبيّ بعده.
صلّى الله عليه و على آله و أصحابه و سلّم عليهم تسليما كثيرا إلى يوم القيامة.
قال الله تعالى: يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وابتغوا إليه الوسيلة وجاهدوا في سبيله لعلكم تُفلحون.
فاستغفرو الله العظيم و استغفرو الله الكريم. أما بعد .
أللهم صل و سلم و بارك على سيدنا محمد, و على آل سيدنا محمد, كما صليت و سلّمت و باركت على سيدنا إبراهيم, و على آل سيدنا إبراهيم, فى العالمين إنك حميد مجيد.
ربّنا اغفر لنا و لإخواننا الذين سبقونا بالإيمان و لا تجعل في قلوبنا غلاّ للّذين ءامنوا ربّنا إنّك رءوف رحيم.
ربّنا أفرغ علينا صبرا و توفّنا مسلمين.
ربّنا ءاتنا من لدنك رحمة و هيّئ لنا من أمرنا رشدا.
ربّنا آتنا في الدّنيا حسنة, و في الآخرة حسنة وّ قنا عذاب النّار.
عباد الله, إنّ الله يأمر بالعدل و الإحسان, و إيتاء ذي القربى و ينهى عن الفخشاء و المنكر و البغي, يعظكم لعلّكم تذكّرون.
فاذكروا الله العظيم يذكرْكم, و اشكروه على نعمه يزدْكم, و اسئلوه من فضله يعطِكم, و لذكر الله أكبر, و الله يعلم ما تصنعون. أقِمِ الصّلاة.
Penyusun: KH. Ade Muzaini Aziz, Lc., MA., (Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta dan Pengasuh Perguruan Al-Mu’in)