Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهْ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ الله، اُوْصِيْنِي نَفْسِي بِتَقْوَى الله، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الّذين آمنوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
kaum muslimin rahima kumullah
Hari ini tepatnya tanggal 19 Agustus 2022, bertepatan dengan 21 muharam 1444, hijriyah, di satu sisi kita sedang dalam suasana memperingati Hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 77, disisi lain kita sedang di bulan Muharram sebagai bulan pertama di tahun qomariah, 77 tahun bila itu adalan manusia maka itu adalah usia senja, sedangkan 77 tahun usia kemerdekaan bisa ini merupakan usia yang matang untuk sebuah bangsa, dimana mana kita kibarkan bendera merah putih, Merah artinya berani, putih artinya suci, maka sebuah keberanian harus di gerakkan dalam hal-hal yang suci, ksucian hati, kemurnian jiwa dan kejernihan fikiran, hal ini akan menghantarkan kita menjadi manusia yang mulia dan bermartabat.
Jika kita perhatikan bendera kita tidak ada tulisan, atau bacaan merah putih karena memang tanpa di tulispun semua tahu itu warna merah dan warna putih, tapi didalamnya ada Ruh, setidaknya ada tiga Kehormatan bangsa, Jati diri bangsa dan Harga diri bangsa, Jika ada yang melecehkan bendera merah putih itu, maka kehormatan kita terasa ternodai, jati diri kita terasa diinjak, rasa seperti itu adalah bagian dari kecintaan kita kepda tanah air.
Kaum muslimin jamaah jumat yang berbahagia
Ketika kita mampu meresapi ruh yang terkandung dalam bendera merah putih, maka akan melahirkan rasa nasionalisme, untuk menumbuh kembangkan rasa nasionalisme itu, setiap generasi harus mengenal sejarah, kita harus sadar bahwa kemerdekaan itu bukan hadiah penjajah, tapi dia di perjuangkan dengan nyawa para syuhada, tumpahan darah dan curahan air mata, terutama atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa, 350 tahun bukan waktu yang pendek untuk memeperjuangkan itu semua, maka jika sekarang ada orang yang demi keuntungan pribadi dan golongannya, tapi mengorbankan kehormatan bangsa, merugikan negara dan mensengsarakan rakyat, sesungguhnya dia telah menghianati perjuangan para pejuang kemerdekaan.
Kaum muslimin jamaah jumat yang berbahagia
Rasulullah bersabda:
(مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللّهَ. (رواه أحمد والترمذي
“Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.” (HR. Ahmad & Tirmidzi)
Selayaknya kita berterima kasih kepda para pejuang kusuma bangsa, dengan cara mengisi kemerdekaan ini dengan semangat yang tinggi, menjadikan bangsa ini berdiri sama tinggi diantara bangsa-bangsa lain, menjadikan bangsa ini disegani oleh dunia, sejujurnya dalam banyak hal kita belum bisa membuat para pejuang kemerdekaan tersenyum, tingkat pendidikan yang masih rendah, tingkat korupsi yang masih tinggi, tingkat kesejahteraan masih jauh dari harapan, rakyatnya masih banyak yang menjadi tenaga kerja asing yang pada umumnya menjadi buruh kasar, kareana tak dapat hidup layak di negerinya sendiri, sementara negeri tanah airnya banyak di kuasai oleh asing, seakan kita telah menjadi penonton di negeri kita sendiri.
Kaum muslimin jamaah jumat yang berbahagia
Namun kita tak boleh patah semangat, karena Cuma semangat itulah yang kita miliki sekarang, kita harus percaya tidak ada yang tidak mungkin jika terus berusaha tanpa kenal menyerah, bendera yang kita naikkan akan terus berkibar saat di terpa angin yang kencang, artinya apapun tantaangan yang kita hadapi sekarang, mungkin berat dirasa haruslah kita jadikan motivasi untuk bangkit dari semua keterpurukan yang terjadi, kuatkan persatuan, teruslah bergandengan tangan, teruslah mengevaluasi semua kegagalan sampai kita bisa berdiri tegak didepan siapapun, ibarat lidi jika di satukan dia akan menjadi kuar dan mampu menyapu semua kotoran, tapi jika lidi itu bercerai baerai, maka lidi itu akan menjadi sampah. Jika kita bersatu maka kita akan menjadi kuat, namun jika kita bercerai berai maka kita akanj menjadi sampah.
Rasulullah bersanda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ, وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
Artinya: “Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang mengevaluasi dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Swt.” (HR Tirmidzi. Ia berkata, “Ini hadits hasan”).
Dalam ayat lain Allah Swt berfirman:
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ (46
Artinya: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Kaum muslimin jamaah Jumat yang berbahagia
Demikianlah khutbah kita hari ini, semoga HUT Kemerdekaan kita tahun ini bukan hanya eforia sesaat, kegembiraan dengan beraneka permainan dan hiburan yang tidak sedikitpun menumbuhkan nilai perjuangan, dan penanaman rasa nasionalisme, tapi lahirnya sebuah sikap kesatria pewarisan sifat para pejuang dan tumbuhnya rasa cinta kepada negeri ini, sesuai dengan motto “Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih kuat”. Yang menggambarkan angka 77 yang mencerminkan rasa optimis dari bangsa yang dinamis, bersinergi, tegas, dan lugas.
بارك الله لى ولكم فى القرأن العظيم، وجعلني واياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم. إنه هو البر التواب الرؤوف الرحيم. أعوذ بالله من الشيطن الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم، وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3) ـ وقل رب اغفر وارحم وأنت ارحم الراحمين
Khutbah Kedua
الحمد للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Oleh : KH. Ramli Abdullah (Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Jambi)