Jakarta, Liputan9.id – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Aswaja Center KH Misbahul Munir, menyikapi ramaimnya rekomendasi pelarangan penyebaran ajaran wahabi oleh Lembaga Dakwah PBNU.
Hal tersebut disampaikan Kiai Misbah di kantor DPP Aswaja Center, Jalan Patra II, Jakarta Pusat, Rabu, (02/11).
Menurut Kiai Misbah, selama ini yang menjadi korban adalah amaliah NU, orang NU, organisasi NU atas kebrutalan dari kelompok wahabi dimana mereka membid’ahkan, mensyirikkan, mengkafirkan, dan menghalakan darah sesama umat islam utamanya orang NU.
“Tahlilan bid’ah, maulidan bid’ah, ziarah kubur musyrik, istighotsah bid’ah,”ujar Kiai Misbah saat ditemui jurnalis liputan9.id.
Kiai Misbah juga menyampaik bahwa setiap saat amaliah kita, amaliah NU menjadi bulan-bulanan bualan mereka dimimbar-mimbar dan kanal media sosial mereka.
“Jadi hari-hari kita itu didzalimi kalau pengurus NU kemudian menangkis bahkan sekali saja kita memukul balik atas serangan bertubi-tubi yang tiada henti itu, baru mereka bilang kami kok didzalimi, kami kok dilarang dan seterusnya,” ucap Kiai dengan ciri khas imamah dan tongkatnya tersebut.
Menurutnya, sejatinya yang menjadi korban adalah kita. Kita tidak pernah usil dengan hujjah amaliah mereka.
“Mau gak tahlilan, mau gak ziarah, mau gak qunut, mau gak tarawih 20 rakaat, NU gak pernah punya urusan, lana a’maluna, kita punya kereja mereka kerja ya urusan masing-masing gitu,” papar Kiai Misbah dengan lugas.
Ketika kita punya momen untuk memukul balik itu sebeanrnya akibat dari mereka memukul kita, kita menangkis bahkan memukul balik.
“dalam moment diskusi, ketika kita serang balik hujjah mereka, biasanya mereka langsung bilang, aturan kita bersatu. Padahal kita dari awal sudah menunjukkan sikap toleran menhargai hujjah mereka,” cerita Kiai Misbah.
Sekali lagi kita tidak pernah usil meski mereka memilih tidak baca usholli dalam shalat dan lain sebagainya, tutup Kiai Misbah.