Jakarta, Liputan9– Seperti diketahui bahwa gelaran Kongres ke-XIX Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), diwarnai keributan saat pelaksanaan Kongres di di Asrama Haji Jakarta Timur selama empat hari dari kamis (12/8). Acara tersebut, dihadiri oleh Ketum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, Menag Yaqut Cholil Qoumas, serta Menkopolhukam H.Mahfud MD.
Terkait kejadian itu, jurnalis Liputan9.id berusaha menghubungi Pengurus PWNU DKI Jakarta sebagai shihibul walayah dalam gelaran kongres pelajar NU tersebut. Saat dihubungi melalui Handphone Kiai Ahmad Shodiq, memberikan tanggapannya.
“Waalaikum salam wr WB. Enggih, dinamika kongres merupakan hal yg biasa jika ramai, itu menunjukkan bahwa NU semakin seksi dan kaum pelajar sudah banyak yang mencintai NU, sehingga banyak yang merebut, jika ricuh itu hal yang wajar,” ujar Kiai Shodiq, Wakil Sekretaris PWNU DKI Jakarta.
Saat disinggung terkait motif atau penyebab terjadinya kegaduhan dan keributan dalam kongres pelajar NU, menyatakan bahwa IPPNU dan IPNU itu merupakan kaum milenial, sehingga banyak yang tertarik dan berhasrat ikut serta di dalamnya mengingat gelaran pemilu 2024 sangat butuh pemilih milenial.
“Tahun ini merupakan tahun pemanasan pilpres, sehingga banyak pihak punya kepentingan terhadap pemilih melinial, IPNU/ IPNU dianggap wadah yang strategis untuk mempengaruhi pemilih melinial, mereka berusia 18 sampai 25 tahun, dan di tahun 2024 pemilih melinial sangat banyak. Kebetulan masa hikmad IPNU dan ippnu 2022 sampai 2025,” ungkap Kiai Shodiq, yang juga Wakil Panglima Santri.
Beredar luas dikalangan media bahwa Ketua PWNU DKI Jakarta tidak diundang dalam acara kongres yang digelar di Asrama Haji Jakarta Timur. Kiai Shodik mengatakan itu merupakan kelalaian dan keteledoran dari panitia.
“Benar bahwa pwnu dki memang tidak di undang, saya kira ini ketelidoran panitia, kita maklumi karena mereka masih anak muda yang kadang-kadang egonya lebih menonjol,” pungkasnya tegas.
Liputan9.id berusaha mengkonfirmasi kebenaran berita tersebut kepada pengurus teras PWNU DKI Jakarta, yang tidak mau disebutkan namanya.
“itu urusan mereka, tanya aja mereka,” ucapnya singkat. (Red)