Jakarta, Liputan9.id – Khususiyah merupakan rutinan Jamaah Thariqah Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqabandiyah (TSQN) Pondok PETA yang dilakukan setiap malam Selasa dan malam Jum’at. Khususiyah diawali dengan shalat maghrib secara berjaamaah, dzikir, pembacaan aurad thariqah, disambung lagi dengan shalat isya’ berjamaah, lalu dzikir ba’da shalat, pembacaan aurad dan ditutup dengan majelis ilmu.
Dalam rutinan khususiyah kali ini, sebagai Imam Khususiyah KH Agus Salim HS, mengupas tentang ibadah haji dan hubungannya kurban dalam dimensi tasawuf. Khususiyah dilaksanakan pada hari Senin, (26/06/23) malam Selasa.
Baca juga:
KH. Agus Salim HS Menjelaskan Makna dan Manfaat Silaturrahmi
KH. Agus Salim HS menympaikan, besok kita sudah masuk namanya hari Tarwiyah pada tanggal 8 dzulhijjah 27 Juni 2023 sesuai keputusan pemerintah RI. Besoknya lagi hari Arafah, dan besoknya Lebaran hari raya idul adha.
“Umumnya orang-orang tanggal 8 dan tanggal 9 dzulhijjah itu puasa sunat. Yang mau puasa sunat asal ikhlas silahkan saja. Allah berfirman dalam Al quran:
اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
Maknanya: (Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!” Papar Ketua Umum Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU) tersebut.
Jadi pelaksanaan ibadah haji itu pada bulan-bulan yang dimaklumi yang telah ditentukan oleh syariat islam yaitu dibulan haji.
Baca juga:
Ketum LADISNU KH Agus Salim HS Mengecam Keras Kasus Pencabulan Terhadap Santriwati di Jember
“Jadi pada prinsipnya orang berhaji itu di bulan haji gitu. Haji itu ritual ibadah tahunan, setahun sekali,” katanya.
Sekarag ini Jemaah haji di Mekkah sedang menuju ke padang Arafah. Setelah dari Arafah nanti berangkat ke muzdhalifah, kemudian diangkut ke Mina, dan melontar jumrah.
“Haji itu فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ yang penting haji itu tidak boleh berbuat yang tidak senonoh. Jaga omongan yang benar dan baik-baik saja. Jangan asal-asalan, kelakuan harus dijaga, jangan ngomong kotor, jangan berbuat dosa,” paparnya didepan para murid dan jemaahnya.
Berangkat menunaikan ibadah haji ke Baitullah itu tidak mudah danberat ujiannya. Baik itu ujian fisik maupun ujian mental dan iman.
Baca juga:
Khususiyah TSQN Pondok PETA: KH Agus Salim HS Terangkan Tentang Zuhud dan Sombong
“Di Mekkah dan Madinah cewek cakep-cakep disana jangan larak-lirik perempuan di Mekkah masya allah. Perempuannya cantik mancung-mancung dan jangkung-jangkung. Jangan mumpung di Mekkah melotot terus. Ujian banget ceweknya cantik-cantik banget,” tegas Kiai Agus, menasehati.
Melaksanakan ibadah suci rukun islam yang kelima haji itu harus mempunyai bekal yang cukup dan legkap.
“Intinya orang ke Mekkah itu harus punya bekal dan berakal. Bekal yang utama adalah takwallah. Seperti firman Allah:
..وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَاأُوْلِي اْلأَلْبَا
Maknanya: Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa, dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 197).
Kata Kiai Agus Keterangan tentang haji itu sudah maklum umum sering didengar. Saya ingn menyampaikan hal yang berbeda, haji dalam perspektif Tasawuf.
Kiai Agus menjelaskan bahwa Haji itu implementasi, manifestasi dari haji batin. Makanya haji itu ada 2:
Haji Batin
Haji Batin yang dimaksud adalah seperti sekarang ini namanya haji batin (Khususiyah dengan munajat dan dzikir kepada Allah). Dimana orang hatinya selalu tawaf hatinya diputar terus dengan asmanya Allah, Allah, Allah itu namanya haji batin. Haji batin itu Intinya selalu ingat Allah.
Haji Lahir
Semnatara haji lahir adalah haji dengan berangkat ke tanah suci Mekah untuk melaksanakan wukuf di Arafah, mabit di Mudhalifah dan Mina, melontar jumrah, Tawaf, Sa’i, dan Tahallul. Jika semua rangkaian wajib dan rukun hajinya sempurna jadi haji yang mabrur.
Berangkat haji itu harus mantapkan hatinya, Allahnya harus diutamakan, Itu namanya bekal. Disana tidak ingat apa-apa. Yang diingat hanya Allah. …..وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَاأُوْلِي اْلأَلْبَا Ungkapannya ya seperti itu.
“Ya disini bekalnya bawa Allah ya disana ingat Allah. Pulang juga bawa Allah. Jadi kita ketika memahami ini, insyaallah syariat hajinya bagus,” uangkapnya.
Selanjutnya Kiai menyampaikan jika syarat rukun hajianya sudah sesuai syariat dan faham semua, orang tersebut sudah melaksanakan dengan betul-betul haji.
“Maka kata nabi,
مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَمَا وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
…Siapa yang haji dan tidak berkata jorok dan tidak berbuat fasik, dia akan kembali seperti dilahirkan ibunya. Maka orang haji itu betul-betul seperti seorang bayi yang baru dilahirkan. Itu kalo hajinya benar, makanya gak gampang,” ujarnya tegas.
Lalu, Kiai Agus menceritakan keterangan Hadlratussyeikh, bahwa orang haji setiap tahun jatah yang diterima hanya 60 ribu, jatah yang makbul hanya segitu. Kalo mabrur banyak asalkan sayarat wajib rukun hajinya dilaksanakan sudah mabrur itu.
“Yang susah itu makbulnya, artinya makbul itu yang diterima ini jatahnya 60 ribu. Seandainya gak genap 60 ribu akan diisi oleh para malaikat,” jelasnya.
“Idealnya orang berangkat haji itu harus haji batin dulu. Paham dulu tujuan hajinya. Nanti hajinya secara syariat bagus secara batin tercapai,” imbuhnya.
Kemudian, Kiai Agus mengajak berdoa. Mudah-mudahan yang sekarang haji mabrur dan makbul semua. Amin.
“Mudah-mudahan kamu yang doain ini berangkat haji semua gitu. Menurut saya jika batinnya sudah haji tinggal nunggu syariatnya saja. Allah pasti tolong. Asal kamunya yakin berangkat haji. Bernagkat ya! Berangkat kata pakIwan menjawab,” pesan Kiai Agus memotivasi.
Sekali lagi ini kamu sdh haji batin, tinggal haji syariatnya. Haji syariat harus punya bekal biaya, badan sehat, pikiran sehat dan menunggu antri puluhan tahun.
“Prinsipnya haji adalah Arafah. Al Hajju Arafah haji itu arafah kenal Allah. Secara syariat haji itu sah setelah wukuf di arafah. Secara batin haji itu hakekatnya kenal Allah,” jelasnya.
Baca juga:
Dalam Perjalanan Ruhani, KH. Agus Salim HS: Awali ke Makam Hadratussyeikh Mahfudz Syafi’i Dulu
Kurban
Haji itu selalu gandeng dengan namanya kurban. Rangkaian ibadah haji adalah napak tilas terhadap peristiwa yang dialami oleh keluarga nabi Ibrahim.
“Kurban sapi untut 7 orang. Pahlanya bisa buat sekampug. Kurban Kambing, Gibas, Domba untuk 1 orang, pahalanya bisa buat sekeluarga,” Kiai Agus menjelaskan pada jemaah yang menjadi panitia kurban.
Seperti Rasulallah ketika bekurban sapi, karena istri Rasulallh ada 9 pahalanya untuk semua istri-istri Rasulallah.
Praktek Berkurban itu Dua Kali Akad
Untuk mencapai derajat kurban sahnya itu dilakukan dengan dua kali akad. Kalo satu kali akad nilainya hanya sadakah. pada umumnya kurban dilaksanakan dengan sekali akad. Bawa sapi diserahkan ke panitia langsung ditinggal.
“Ini ketika di sembelih sama aja ghasab hukumnya. Tidak mencapai derajat kurban,” tegas Kiai Agus.
Lafadz Akad
Akad Pertama, (Jika Sapi) Tolong potongin/sembelih hewan kurban saya atas nama saya sendiri (sebutkan atas nama pengorban 7 orang). Setelah di potong oleh tukang potong. Tukang potong meyerahkan kembali kepada pengorban dengan mengatakan, Hawen kurban atas nama sebutkan! sudah saya potong. sekarang saya serahkan kembali. dijawab saya terima (oleh pengorban).
Akad Kedua (Tasharuf), Tolong bagikan daging kurban saya atas nama, sebutkan nama-nama pengorban. Lalu panitia yang ditunjuk untuk membagikan menjawab Ya! akan saya bagikan sesuai syariat islam.
Rasulallah Berkurban
Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad selalu berkurban setiap setiap tahun. Mulai dari kambing hingga puluhan ekor unta, Nabi Muhammad menyembelih hewan kurbannya dengan tangannya sendiri. Seperti dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnumajah.
“Nabi menyembelih dua ekor kambing belang (putih hitam) dan bertanduk, lalu beliau membaca basmallah dan bertakbir. Sungguh aku telah melihat beliau menyembelih hewan kurbannya dengan tangannya sendiri sambil meletakkan kakinya di atas leher hewan kurbannya”. [HR. Ibnumajah].
Pada lain waktu, Nabi Muhammad juga pernah berkurban 100 ekor unta. Hal ini dilakukan pada tahun terakhir pelaksanaan haji sebelum beliau meninggal.
Beliau menyembelih 63 ekor unta sesuai dengan umurnya saat itu. Sedangkan sisanya disembelih oleh Ali bin Abi Thalib RA. Selain menyembelih hewan kurban untuk umatnya semasa hidup, Nabi Muhammad juga menyembelih kurban sapi atas nama istri-istrinya.
Daging dari hewan-hewan kurban itu pun kemudian dibagikan kepada para umat yang membutuhkan. (RDW)