Jakarta, Liputan9.id -Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Dimyati Rois wafat di Rumah Sakit Telogorejo, Semarang, Jawa Tengah pada Jumat (10/6/2022) dini hari.
Pemakamannya disambut ribuan jemaah. Banyak para tokoh datang ke kediaman almarhum. Mendiang dikenal sebagai tokoh sepuh NU yang sangat kharismatik. Tak hanya itu, Dimyati juga dikenal sebagai ketua dewan syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Kiai Cholish juga mengingatkan sepeninggal Dimyati Rais, kursi dewan syuro PKB mengalami kekosongan kepemimpinan. Demi kestabilan partai politik, Cak Imin harus mengambil tindakan untuk mengisi ketua dewan syuronya.
“Tentunya sepeninggal Mbah Dim ini orang NU kehilangan orang tuanya, terkhusus PKB sebagai partainya warga NU. Kursi dewan syuro PKB harus segera diisi oleh Ulama sekaliber Mbah Dim karena Pemilu 2024 semakin dekat. Dewan syuro dalam PKB adalah simbol paling penting. Ketua dewan syuro PKB harus Kiai yang alim allamah dan kharismatik karena ruhnya PKB ada pada ulama” tandasnya.
Dalam posisi kekosongan dewan syuro PKB ini, Kiai Cholish menyarankan agar pengganti Dimyati Rais adalah Said Aqil Siroj.
“Saya menyarankan KH. Said Aqil sebagai pengganti Mbah Dim. Secara kapasitas, Kiai Said orang alim dan tidak ada masalah dengan Cak Imin. Lebih banyak cocoknya daripada cekcoknya. Sepertinya akan matching jika PKB dipimpin Kiai Said dan Cak Imin,” kata Cholish.
Tak sedikit Tokoh NU yang merasa ditinggalkan beliau termasuk Syuriah PWNU DKI Kiai Muzakki Cholish. Kiai Cholish menceritakan sosok Dimyati Rais sebagai pejuang NU tanpa kenal lelah.
“Kita semua warga NU berduka dan kita mengenang kesederhanaan beliau, kealiman, dan segala sifat baik yang ada pada diri beliau. Satu hal yang perlu kita pegang pelajaran dari beliau, beliau adalah pejuang NU yang tak kenal lelah” ujar Kiai Cholish kepada wartawan. (*)