Di sekitar Kota Makkah, terdapat sejumlah tempat untuk dijadikan sebagai miqat (tempat dimulainya ihram untuk umroh), Tan’im (kl.6 km) Hudaibiyah (kl. 24 km) dan Ji’ranah (kl. 30 km) dari Makah.
Ji’ronah, perkampungan di Wadi (lembah) Saraf, kurang lebih 30 kilometer dari Masjid Al Haram, Makah, sebelah Timur Laut yang dihubungkan jalan Ma’bad, 5 kali lebih jauh dari miqat Tan’im, yang berjarak kl. 6 km dari kota Makah.
Ji’ranah hanya sekian puluh meter keluar dari tanah Haram, masuk area tanah Halal. Ingat, miqat Umroh wajib keluar dari tanah Haram, meskipun hanya berjarak sekian puluh meter. Tampilan masjid Ji’ranah tidak banyak mengalami perubahan, sejak saya ke Mekah tahun 2007, 2013, 2018, dan tahun ini 2022. Yang membedakan, tempat ini lebih bersih, dan modern, hanya di luar, cuaca terasa ekstrem panas,mungkin sampai 45 derajat Celcius.
Ji’ranah diambil dari nama seorang wanita yang hidup di daerah tersebut sekaligus ada hubungannya dengan surat Al-Nahl/16:92, sbb.:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَى مِنْ أُمَّةٍ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ اللَّهُ بِهِ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (92)
92. Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain[838].
Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.
[838]. Kaum muslimin yang jumlahnya masih sedikit itu telah mengadakan perjanjian yang kuat dengan Nabi di waktu mereka melihat orang-orang Quraisy berjumlah banyak dan berpengalaman cukup, lalu timbullah keinginan mereka untuk membatalkan perjanjian dengan Nabi Muhammad s.a.w. itu. Perbuatan yang demikian itu dilarang Allah s.w.t.
Ayat 92 surat al-Nahl ini diturunkan pada seorang wanita Quraisy dari Bani Taim yang dijuluki dengan Ji’ranah. Wanita itu disinyalir sebagai seorang yang terkenal dungu (jadi inget si Gerung yang sering menyebut dungu lawan diskusinya kalau di TV).
Tidak begitu banyak jamaah haji Indonesia yang mengambil miqat dari Ji’ranah ini. Saya nyampe Ji’ranah sekitar jam 10.00 pagi waktu Mekah. Suasana jama’ah tidak terlalu padat, termasuk ketika solat sunah Ihram di masjid Ji’ranah ini. Pemandangan seperti ini berbeda dengan Masjid Aisyah di Tan’im. Di sana, terlihat banyak jama’ah haji Indonesia dan jamaah dari negara lain yang mengambil miqat di masjid itu.
Masjid Ji’ranah berukuran sedang, tengah-tengah antara bangunan Masjid Aisyah di Tan’im (paling besar) dan Masjid Hudaibiyah yang ukuran bangunannya paling kecil. Kebersihan dan kenyamanan di masjid ini sangat terasa. Pendingin udara yang sejuk di tengah musim panas ekstrem yang terasa panas membakar, bahkan panasnya sampae 45 derajat celcius. AC dingin dengan permadani yang lembut, menambah kenyamanan saat melakukan shalat sunah ihram sebelum melakukan umrah sunnah.
Masjid Ji^ranah ini juga dilengkapi karpet lembut, selain tempat minum modern, fasilitas kamar mandi dan toilet cukup banyak dan bersih. Tempat parkir di area masjid ini cukup luas, yang sebagian area parkir diisi pedagang musiman. Mereka berjualan kurma Muda, tasbih, baju, sajadah, mainan anak-anak, parfum, kayu ‘arak, rumput Fatimah, dll.
Masjid Ji’ranah biasanya digunakan untuk miqat ihram Umroh bagi jama’ah haji yang tinggal di Makah. Masjid ini telah direnovasi Raja Fahd dengan biaya kurang lebih 2 juta Riyal Saudi dengan luas bangunan 430 meter persegi dan dapat menampung kurang lebih 1.000 jamaah. Masjid ini diengkapi sanitasi air modern, sebagai tempat minum dengan pipanisasi air yang modern, tempat wudlu, dan toilet yang ditata sedemikian rupa. Masjid ini sangat nyaman digunakan sebagai tempat sholat, untuk i’tikaf, atau tempat untuk mengambil miqat Umroh.
Di sebelah masjid ini setelah menyeberang jalan, ada area yang tidak begitu luas ditumbuhi pepohonan cukup lebat, yang ternyata di dalamnya ada sumur ajaib yang diciptakan Rasulullah dengan memukul tongkatnya. Air sumur itu dulunya digunakan sebagai minum para sahabat. Dalam perjalanannya muncul cerita-cerita tentang keajaiban dan mukjizat dari air sumur tadi, yang dipercaya airnya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sampai akhirnya, Wahabi menutup Sumur tadi, digembok, dan tidak ada akses ke sumur. Sumur buatan Nabi saw dengan pukulan tongkatnya, katanya sekarang ini tidak lagi mengalirkan air dan terlihat kumuh. Sangat disayangkan, sumur Ji’ronah yang menjadi bukti mukjizat Rasulullah Muhammad SAW, saat ini sulit ditemukan bekas-bekasnya setelah otoritas Arab Saudi (baca: Wahabi) menutup akses sumber mata air sumur itu.
Saat saya datang ke Ji’ronah, pinggiran Kota Makkah (Sabtu, 16 Juli 2022), sekitar jam 10.00 pagi, sudah tidak ada lagi plang penunjuk jalan ke arah letak sumur Ji’ronah. Penanda kawasan itu, sudah dibuang (mungkin kerjaan Wahabi). Yang tertinggal saat ini hanya penunjuk dan papan nama Masjid Ji’ronah yang menjadi titik mula (miqat umroh).
Dulu, di Ji’ranah, Rasulullah SAW meninggalkan para tawanan dan harga rampasan perang yang diambilnya dari Hawazin, dalam peperangan Hunain pada 8 Hijriyah. Kira-kira selama 10 malam berada di Ji’ranah, Rasulullah tidak membagikan rampasan perang tersebut, sambil menunggu orang-orang Hawazin yang bertobat datang menyusulnya.
Ketika Rasulullah selesai membagikan ghanimah, barulah datang beberapa utusan Hawazin memohon kepada Rasulullah SAW agar membebaskan para tawanan beserta hartanya. Rasulullah lalu bertanya kepada para utusan itu, “Silakan pilih, tawanan atau harta?”. Mereka ternyata memilih tawanan, dan Rasulullah pun meminta kepada kaum Muslimin untuk membebaskan tawanan Hawazin dengan lembut dan secara baik-baik.
Kemudian, pada malam itu juga, dari Ji’ranah, Rasulullah mengambil miqat dan berihram, mengerjakan umrah, dan selesai pada malam itu juga. Rasulullah lalu menyuruh tentaranya untuk kembali ke Madinah.
Dalam pembagian harta rampasan (ghanimah) tersebut, Rasulullah justru memberikannya kepada orang-orang yang baru masuk Islam dan tidak sedikitpun Rasulullah memberikan kepada kaum Anshar sehingga menimbulkan kasak-kusuk dan pertanyaan (protes) di kalangan mereka. Rasulullah menjelaskan duduk perkaranya, sembari bertanya kepada orang Anshar, “Apakah kalian tidak suka hai orang-orang Anshar jika ada orang pergi dengan domba dan untanya, lalu kembali bersama Rasulullah ikut dalam rombongan kalian?” Mendengar apa yang diucapkan beliau itu, orang-orang Anshar kemudian menangis, air matanya bercucuran membasahi jenggot mereka. Serempak mereka menjawab, “Kami rela atas apa yang telah diberikan dan ditetapkan Rasulullah.”
Saudara, mau ke sini? Ajak saya….saya tunjukkan area masjid, dan sumur Ji’ranah yang legendaris itu…Ayoo..saya tunggu..
Dr. KH. Fuad Thohari, MA., adalah Ketua Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU) dan seorang pendakwah juga akademisi yang bergelut dalam bidang Tafisr dan Hadist. Setelah menimba ilmu di Ponpes Salaf Al – Falah, Ploso, Kediri, Jawa Timur, beliau kemudian menempuh pendidikan perguruan tinggi hingga s3 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam bidang Tafsir Hadist. Alumni Pendidikan Kader Ulama (PKU) MUI ini merupakan dosen di Sekolah Pascasarjana almamaternya dan mengisi berbagai kajian keagamaan di masjid, majlis taklim, seminar ilmiah, stasiun televisi dan radio di wilayah Jabodetabek. Di tengah padatnya kegiatan tersebut, beliau juga aktif terlibat dalam organisasi keagamaan Majelis Ulama’ Indonesia wilayah DKI Jakarta dalam bidang fatwa, dan aktif di Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama’ PBNU. Memiliki sejumlah karya yang dapat dilihat di http://penerbitbukudeepublish.com/penulis/fuad-thohari/ dan beberapa judul di bawah ini; 1.Hadis ahkam; kajian hukum pidana islam 2.Kumpulan Fatwa MUI DKI jkt 2000 sd 2018…(5 buku). 3.Manasik Haji dan Umroh 4.Metode Penetapan Fatwa bagi Da’i 5.Artikel jurnal nasional (puluhan judul) 6.Deradikalisasi Pemahaman al Qur”an dan Hadis 7.Khutbah Islam tentang Terorisme 8.talkshow di TV nasional, Radio, dll. Selain itu, beliau pernah melakukan penelitian di berbagai negara, antara lain; Malaysia, Singapore, Thailand, India, China, Mesir, Palestina, Yordania, Iran , Turki, Saudi Arabia, Tunisia, dll. Beliau bisa dihubungi langsung via WA (081387309950)