Jakarta | LIPUTAN9NEWS
Naskah khutbah Jum’at dengan judul Khutbah Jumat: Menyingkap Tabir Rahasia Kedahsyatan Shalawat ini, disampaikan pada sidang shalat Jumat di Masjid Riyadhul Jannah MNC STUDIOS, Jalan Raya Perjuangan Kebon Jeruk Jakarta Barat, pada 08 Sya’ban 1446 H/07 Pebruari 2025 M.
Naskah materi Khutbah yang disusun oleh Hasan Yazid Al-Palimbangy, M.Ag. ini, dalam bentuk PDF dapat di download dengan KLIK disini.
Khutbah pertama
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاتُهُ.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِالِلّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا¸ مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ الِلّٰهِ¸ أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ¸ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللّٰهُ الْعَظِيمْ.
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Subhanahu wata’aalaa
Menjadi prioritas utama bagi khatib dalam mengawali khutbah ini untuk senantiasa mengingatkan, mengajak, dan berwasiat kepada diri khatib dan para jamaah untuk terus dan tak henti-hentinya berusaha dengan sungguh-sungguh meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wata’aalaa.
Wujud peningkatan ketakwaan ini adalah dengan penguatan komitmen untuk menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Subhanahu wata’aalaa
Alhamdulillah, saat ini kita sedang berada di hari dan bulan sholawat. Disebut hari sholawat karena Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam sangat menganjurkan kita untuk memperbanyak bersholawat di hari dan malam Jum’at. Namun demikian kita dianjurkan untuk bersholawat setiap saat
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda:
أكثروا عليَّ من الصَّلاةِ في يومِ الجمعةِ وليلةِ الجمعةِ ، فمَن صلّى عليّ صلاةً صلّى الله عليه عشرًا
Artinya: “Perbanyaklah kalian untuk bersholawat kepadaku di hari Jumat dan Malam Jumat. Barangsiapa yang bersholawat kepadaku (Nabi Muhammad) sekali, Allah akan bershalawat kepadanya sebanyak sepuluh kali.” (HR. Imam Baihaqi).
Disebut bulan sholawat karena turunnya ayat 56 surat al-ahzab terkait perintah bershalawat datang pada bulan Sya’ban. Hal ini berdasarkan penjelasan para ulama diantaranya, Imam Syihabuddin Al-Qusthulani dalam kitabnya yang berjudul Al-Mawahib dan Ibnu Abi Al-Shayf al-Yamani, sebagaimana dikutip Sayid Muhammad Al-Maaliky. Allah Subhanahu wata’aalaa berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’aalaa dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Subhanahu wata’aalaa
Shalawat merupakan amalan yang teramat sangat mulia yang memiliki keistimewaan-keistimewaan khusus yang tidak dimiliki ibadah-ibadah lainnya. Dan sholawat juga memiliki keutamaan serta keajaiban yang sangat luar biasa dahsyatnya.*
Bershalawat kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam merupakan salah satu bentuk ketaatan yang luar biasa kepada Allah subhanahu wata’ala karena Allah memang Allah memerintahkan kita bersholawat. Sekaligus menunjukkan bukti mahabbah (kecintaan) yang mendalam kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam
Di penghujung matan hadits Aisyah Radhiallahu Anha Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda:
ومن احبَّ النبىَّ عليه السلام اكثرَمن الصلاة عليه وثمرتُه الوصولُ الى شفاعتِه و صُحبتهِ فى الجنة (كذافى الجامع الصغير
Artinya: “Dan barang siapa mencintai Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam, maka dia banyak bershalawat kepadanya, sedang buahnya ialah akan mendapatkan syafaatnya dan bersamaNya di surga,” (Al-Jami ‘us-Shagir)
A. Makna sholawat
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
1. Secara leksikal (bahasa), kata as-shalawât ( الصلوات ) merupakan bentuk jamak (plural ) dari kata as-shalât (الصلاة ) yang berarti DO’A.
Al-Raghib Assirjani mengatakan: “Mayoritas ahli bahasa memaknai al-shalat dengan doa, keberkatan, pujian. Dikatakan, shallaytu ‘alayhi ialah mendoakan dia, wa zakaytu.
عن ابي هريرة رضي الله عنه قَالَ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ): إِذَا دُعِيَ أَحَدُكُمْ إِلَـى طَعَامٍ فَلْيُجِبْ، وَإِنْ كَانَ صَائِمًا فَلْيُصَلِّ. رواه امام مسلم
Artinya: “Apabila seseorang dari kalian diundang makan, maka penuhilah undangan itu. Apabila ia tidak berpuasa, maka makanlah (hidangannya), tetapi jika ia sedang berpuasa, maka hendaklah ia mendo’akan (orang yang mengundangnya)” ( HR. Muslim no. 1431 , Ahmad 2/507, al-Baihaqi 7/263 dari Abu Hurairah)
Pertanyaannya adalah … apa mungkin kita yang bergelimang dosa ini dan tidak ada jaminan masuk sorga, mendoakan Rasulullah shalallahu alaihi yang maksum dari dosa dan sudah dijamin masuk sorga.
2. Makna Shalawat secara Tekhnikal (istilah/Syari’at) Puji-pujian, penghormatan dan pengagungan yang ditujukan kepada baginda Rasulullah saw, sesuai dengan firman Allah SWT yang tercantum dalam surat al-Ahzab ayat 56
B. Tadabbur Ayat Sholawat
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Untuk mengetahui dahsyatnya ibadah sholawat, khatib akan menyampaikan penjelasan ulama tafsir akan firman Allah Subhanahu wata’aalaa terkait perintah bersholawat dalam surat Al-Ahzab ayat 56 berikut ini :
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.
Ayat sholawat ini terdiri dari 2 kalimat. Kalimat Khobar (informasi) dan kalimat Amr perintah. Allah Subhanahu wata’aalaa menginformasikan bahwa diriNya beserta para malaikatNya bersholawat kepada nabi Muhammad. Maka bersholawatlah kalian kepadanya. Maksudnya adalah duhai para hambaKu, Aku yang maha berkuasa dan agung ini beserta seluruh MalaikatKu yang mulia bersholawat kepada nabi. Jika kalian ingin mendapatkan kemuliaan ……Maka caranya istiqmahlah memperbanyak bersholawat kepada nabi Muhammad.
Penjelasan perkata.
Para mufassirun (ahli tafsir) menjelaskan secara grammatikal (ilmu tata bahasa) bahasa Arab huruf dan kata yang terdapat dalam ayat di atas sebagai berikut :
- Huruf إِنَّ (inna) berarti sesungguhnya atau bahwasanya yang dalam tata bahasa Arab disebut حَرْفُ تَوْكِدٍ (harfu taukid) atau huruf yang berfungsi sebagai stressing (penekanan), penguatan dan penegasan. Fungsi huruf inna di awal ayat di atas adalah Allah Subhanahu wata’aalaa ingin menegaskan, menguatkan serta meyakinkan kepada orang-orang beriman khusunya akan kebenaran firmanNya (pernyataanNya) bahwa Dia (Allah Subhanahu wata’aalaa) beserta seluruh MalaikatNya benar-benar bersholawat kepada nabi Muhammad shalallahu alayhi wasallam.
- Lafadz ٱللَّهَ adalah Lafdzul Jalalah “Al-Ilah” dan “Ilah” bermakna “Ma’luh” yaitu zat yang disembah dan diIbadahi. Dalam ayat di atas Allah Subhanahu wata’aalaa langsung menyebut dzatNya “sesungguhnya Allah” bukan “sesungguhnya Aku”, Tujuannya adalah dalam rangka memuliakan dan mengagungkan nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam.
- Kata مَلَـٰۤىِٕكَة (para Malaikat) berbentuk jama’ (plural). Bentuk tunggalnya adakah مَلَكٌ (seorang Malaikat). Allah Subhanahu wata’aalaa sengaja menyertakan para MalaikatNya lagi-lagi tujuannya adalah dalam rangka memuliakan dan mengagungkan nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam.
- Kata َيُصَلُّوْن (bersholawat) dalam ayat di atas adalah fi’lun mudhori’ (kata kerja yang menunjukkan sebuah pekerjaan yang dikerjakan sekarang (haal) dan berlanjut di waktu yang akan datang (Istiqbaal) secara istimror (berkesinambungan, kontinyu atau terus menerus dan tidak ada hentinya)
Maka dari itu menurut para mufassirun (ahli tafsir), maksud yang sesungguhnya dari ayat di atas adalah :
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’aalaa beserta seluruh malaikatNya SELALU DAN TERUS MENERUS BERSHOLAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM TIDAK ADA HENTINYA. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi Muhammad dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya SECARA TERUS MENERUS DAN JANGAN SAMPAI PERNAH BERHENTI SAMPAI WAFAT”
Kalau Allah Subhanahu wata’aalaa beserta seluruh malaikatNya saja tak henti-hentinya bersholawat kepada nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam, bagaimana dengan kita … ???
5. Kata ٱلنَّبِىِّ (annabiyyu) memiliki kata sandang al ( ْاَل ) berbentuk ma’rifah (sesuatu yang sudah jelas). Ini memberikan arti bahwa kata benda yang ditunjuk telah jelas, atau paling tidak bahwa kata benda ini pernah dibahas atau diketahui dengan jelas.
Mayoritas mufassirun (para ulama tafsir) sepakat bahwa yang dimaksud kata nabi dalam ayat sholawat adalah Muhammad Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Hal ini dapat difahami melalui ayat berikut :
C. Penjelasan makna sholawat Allah Subhanahu wata’aalaa, Malaikat dan Ummat Muhammad shalallahu alaihi wasallam
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Merujuk kepada berbagai kitab tafsir yang masyhur dan terpercaya, seperti kitab tafsir Ibnu Katsir, tafsir jalalain, tafsir Fi Zhilalil Quran, tafsir Al Munir, tafsir Al Misbah dll, maksud sholawat terangkum sebagai berikut :
Jika sholawat dari Allah Subhanahu wata’aalaa kepada nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam bermakna do’a. Pertanyaannya, kepada siapa Allah berdo’a ?
معنى الصلاة على النبي
1. معنى الصلاة من الله
بمعنى الثناء و التشريف والتكريم والتعظيم وإعلاء درجاته، ورفع منازله بين الملإ الأعلي(halayak ramai
وجميع مخلوقاته والمُباركة و الرحمة والمغفرة
Shalawat Allah Subhanahu wata’aalaa kepada nabi berarti Allah Subhanahu
wata’aalaa memuji, memuliakan, mengagungkan dan mengangkat derajat nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam di hadapan para malaikat yang mulia dan
makhluk-makhlukNya serta melimpahkan rahmat (kasih sayang), keberkahan dan anugerah kepadaNya
2. معنى الصلاة من الملائكة هو الدعاء والإستغفار للنبي
Shalawat para Malaikat bermakna para malaikat memohon kepada Allah Subhanahu agar derajat nabi Muhammad SAW ditinggikan serta maghfirah/ampunan dilimpahkan kepada beliau.
3. معنى الصلاة من المؤمنين/امة محمد صلى الله عليه وسلم
قال العلامة المجلسي : صلاتنا عليه صلی الله عليه وآله وسلم طلب لأنْ يُعظّمه الله تعالىٰ ويبجّله ويُثني عليه في الملأ الأعلىٰ، ويُعلي ذكره ودعاءه، ويكثر أمته، ويكثر رحماته وبركاته عليه وعلىٰ أهل بيته المكرمين . [٧٠].
ويرى الغزالي أن صلاة المؤمنين عليه فهي سؤال وابتهال في طلب الكرامة، ورغبة في إضافتها عليه صلی الله عليه وآله وسلم
Shalawat orang-orang beriman adalah permohonan agar Allah SWT memberikan
rahmat dan kesejahteraan kepada nabi Muhammad SAW dan keluarga
D. Hakikat Sholawat
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Illustrasi menuang air ke dalam gelas yang sudah penuh
قال العز بن عبد السلام: «ليست صلاتنا على النبي صلى الله عليه وسلم شفاعة منا له، فإن مثلنا لا يشفع لمثله، ولكن فائدة الصلاة عليه ترجع إلى الذي يصلي عليه
بإحسانه إلينا، وأفضاله علينا، إذ لا إحسان أفضل من إحسانه صلى الله عليه وسلم،
Al-Izzu Ibnu Abd al-Salam berkata: “Sholawat (do’a) kita kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam bukanlah syafa’at (pertolongan) kita untukNya, akan tetapi faidah dari kita kepada nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam, kebaikan dan hasilnya kembali kepada kita yang bersholawat kepadaNya.”
E. Keistimewaan Sholawat
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
1. Satu-satunya ibadah yg dicontohkan terlebih dahulu oleh Allah Subhanahu wata’aalaa. Hal ini terlihat dalam surat Al-Ahzab : 56
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا من أقوال ابن القيم : عندما يأمرك الله بأمر ويبدأ بنفسه فاعلم أنه أمر عظيم
2. Satu-satunya ibadah yang pasti diterima tanpa syarat
Sebagaimana diterangkan dalam Kitab kifayatul atqiya’ wa minhajul auliya’ Karya: Sayyid Bakrul Makky bin Sayyid Muhammad Satho Ad Dimyati
وأن جميع الأعمال منها المقبول و منها المردود الا الصلاة على النبي صلى الله عليه و سلم فإنها مقطوع بقبولها إكراما له صلى الله عليه و سلم و حكى اتفاق العلماء على ذلك.
Sesungguhnya sebagian dari amal itu ada yang diterima, ada juga yang tertolak, kecuali shalawat kepada Nabi, maka ia dipastikan diterima karena sebagai bentuk pemuliaan kepada Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan kesepakatan ulama tentang hal ini. (Kifayatul Atqiya’halaman 48)
Ulama’ sepakat bahwa shalawat pasti diterima, karena dalam rangka memuliakan Rasulullah SAW. Ada penyair yang berkata
أَدِمِ الصَّلاَةَ عَلَى مُحَمَّدٍ فَقَبُوْلُهَا حَتْمًا بِغَيْرِ تَرَدُّدٍ أَعْمَالُنَا بَيْنَ الْقَبُوْلِ وَرَدِّهَا اِلاَّ الصَّلاَةَ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ
Bacalah shalawat selalu, sebab shalawat pasti diterima. Adapun amal yang lain mungkin saja diterima dan mungkin ditolak, kecuali shalawat. Shalawat pasti diterima. Supaya doa berhasil dan terkabul maka saat berdoa kita harus dengan adab dan tata cara yang tepat yaitu dimulai dengan memuji Allah SWT dan membaca shalawat. (Ulil/disarikan dari tulisan KH.Shofie Baedlowi)
a. Ikhlas ataupun Riya’ Tetap diterima.
1.Ini sebagaimana disampaikan Imam Qulyubi dimuat dalam Kitab Sa’adah al-Darain
فهي أسهل الطاعات وأقربها إلى الملك الجليل وهي مقبولة من كل واحد في كل حالة و من المخلص فيها و كذا من المرائي بها على الأقوال
Shalawat merupakan bentuk ketaatan yang paling mudah untuk dilakukan dan paling dekat untuk diterima oleh Allah Al-Malik Al-Jalil. Shalawat akan diterima dari setiap orang dan dalam setiap keadaan baik dari orang yang ikhlas maupun orang yang riya berdasarkan beberapa pendapat. (Sa’adah al-Darain halaman 34)
Sekalipun dengan riya shalawat tetap berpahala. Ini karena kedudukan Nabi Muhammad yang begitu agung di sisi Allah,
b. Paham atau tidak paham
Dalam kitab Al Fawaid Al Mukhtaroh, Syaikh Abdul Wahhab Asy Sya’roni meriwayatkan bahwa Abul Mawahib Asy Syadzily berkata :
رَأَيْتُ سَيِّدَ الْعَالَمِيْنَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ صَلاَةُ اللهِ عَشْرًا لِمَنْ صَلَّى عَلَيْكَ مَرَّةً وَاحِدَةً هَلْ ذَلِكَ لِمَنْ حَاضَرَ الْقَلْبَ ؟
Aku pernah bermimpi bertemu Baginda Nabi Muhammad SAW, aku bertanya “Ada hadis yang menjelaskan sepuluh rahmat Allah diberikan bagi orang yang berkenan membaca shalawat, apakah dengan syarat saat membaca harus dengan hati hadir dan memahami artinya ?”
قَالَ لاَ، بَلْ هُوَ لِكُلِّ مُصَلٍّ عَلَيَّ وَلَوْ غَافِلاً
Kemudian Nabi menjawab “Bukan, bahkan itu diberikan bagi siapa saja yang membaca shalawat meski tidak faham arti shalawat yang ia baca” Allah Ta’ala memerintahkan malaikat untuk selalu memohonkan do’a kebaikan dan memintakan ampun bagi orang tersebut. Terlebih jika ia membaca dengan hati hadir, pasti pahalanya sangat besar, hanya Allah yang mengetahuinya
c. Tidak perlu guru, mursyid dan ijazah.
وهي أفضل الطاعات وأجل القربات حتى قال بعض العارفين إنها توصل إلى الله تعالى من غير شيخ لأن الشيخ والسند فيها صاحبها وأنها تعرض عليه ويصلي على المصلي بخلاف غيرها من الأذكار فلا بد فيها من الشيخ العارف و الا دخلها الشيطان ولم ينتفع صاحبها بها.
Secara umum, membaca shalawat kepada Nabi Saw merupakan hal yang sangat agung dan keutamaannya sangat banyak. Membaca shalawat merupakan bentuk ibadah yang paling utama dan paling besar pahalanya. Sampai-sampai sebagian kaum ‘arifin mengatakan, “Sesungguhnya shalawat itu bisa mengantarkan pengamalnya untuk ma’rifat billah meskipun tanpa guru spiritual (mursyid). Karena guru dan sanadnya langsung melalui Nabi Saw. Ingat, setiap shalawat yang dibaca seseorang selalu diperlihatkan kepada Nabi Saw dan beliau Saw membalasnya dengan doa serupa. Hal ini berbeda dengan dzikir-dzikir (selain shalawat) yang harus melalui guru spiritual (mursyid), yang sudah mencapai maqam ma’rifat. Jika tidak demikian maka akan dimasuki setan dan pengamalnya tidak akan mendapat manfaat apapun.” (Hasiyah Al Shawi ‘alal Jalalain juz 3 hlm. 287).
3. Konsensus Tauhid
Shalawat Mempunyai Filosofi Teologis Sebagai Penjaga Iman dan Iqrar Tauhid kepada Allah SWT
Fadhilah (keutamaan) sholawat sungguh teramat sangat luar biasa sekali. Hal ini karena selain bukti maḫabbah atau cinta kita kepada Rasulullah Saw, sholawat juga bisa menjadi penyelamat pada hari kiamat kelak karena unsur filosofi teologis yang terkandung di dalamnya.
Filosofi teologis sholawat ini memiliki dua unsur pengakuan yang esensial dan mendudukkan relasi antara Allah dan Nabi secara proporsional. Pertama, mengakui Allah sebagai Tuhan sekaligus mengakui Nabi Muhammad Saw sebagai hamba Nya.
Dalam shigat (redaksi) sholawat yang biasa kita lantunkan, yaitu Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad, menunjukan kedudukan Allah sebagai Dzat yang Maha Pemberi dan Nabi Muhammad sebagai penerima. Betapapun tinggi derajatnya dan berstatus makhluk terbaik, Nabi Muhammad tetaplah hamba Allah.
“Jadi, membaca sholawat itu, di samping menunjukkan mahabbah (cinta) kita kepada Rasulullah, dengan menyatakan beliau sebagai makhluk terbaik yang paling layak mendapat azkash sholawat dari Allah, juga menyatakan Allah sebagai (Tuhan) yang memberi,”
Penjelasan ini dilandaskan pada pandangan Sayyid Muhammad Murtadha Az-Zabidi, pengarang kitab kitab Ithafus Sadatil Muttaqin, syarah atas kitab Ihya Ulumudin, buah karya Imam Al-Ghazali.
و أن النبي و إن جلّ قدره فهو محتاج إلى رحمة الله عزّ وجل
Artinya: “Betapapun tingginya kedudukan Nabi Muhammad saw, ia tetap membutuhkan kasih sayang dan kemurahan Allah swt.”
Inilah yang dimaksudkan sholawat sebagai penjaga akidah, umat muslim tetap mengagungkan Rasulullah sebagai status hamba Allah, dan tidak sampai menuhankannya.
Lain halnya dengan umat Nasrani yang sudah melakukan kesalahan fatal, yaitu menganggap Nabi Isa sebagai tuhan, sedangkan orang Yahudi yang tidak suka dengan Nabi Isa, menuduh Isa sebagai anak hasil zina. Sementara umat Nabi Muhammad saw, tetap menganggungkan Rasulullah dengan status sebagai hamba Allah, tidak sampai menuhankannya.
Penegasan senada juga tertuang dalam salah satu bait Qashidah Burdah karya Imam Al-Bushiri.
دَعْ مَا ادَّعَتهُ النَّصَارَى في نَبِيِّهِمُ * وَاحْكُمْ بِمَا شِئْتَ مَدْحًا فِيْهِ وَاحْتَكِمِ
“Tinggalkanlah olehmu apa-apa yang disangkakan oleh orang Nasrani. Tak mengapa kamu memuji Nabi secara berlebihan, tapi tinggalkanlah tradisi yang dilakukan orang Nasrani.”
Sedalam-dalam cintanya kita menyanjung Nabi Muhammad, umat muslim tidak akan terjebak sampai mendudukkan Rasulullah setingkat dan sederajat dengan Allah Swt.
Inilah berkah shalawat. Ia tidak sekadar bukti cinta dan takzim. Melainkan penjaga tauhid yang menyelamatkan kita di hari kiamat kelak.
Keutamaan Shalawat
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
1. Ibadah yang pahalanya tak terbatas
Dalam kitab afdholussholawaat ‘ala assayyidissaadaat, Al’allaamah Yusuf Annabhani mengatakan :
ومِن رَحمةِ اللهِ به ومِن فَضلِه على الأُمَّةِ أن جَعَل للصَّلاةِ عليه أجرًا وثَوابًا مُضاعَفًا. فتكونُ بذلك صَلاةُ المسلمِ على النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم أفضلَ من دُعائه لنَفسِهِ؛ لأنَّ اللهَ سُبحانَه هو الذي سيُصلِّي على عَبدِه ويَرحَمُهُ مَن صَلَّى عَلَيَّ واحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عليه عَشْرًا
Dan diantara bentuk kasih sayang serta karunia yang Allah Subhanahu wata’aalaa berikan kepada ummat nabi Muhammad shalallahu alayhi wasallam khususnya adalah, dijadikannya sholawat kepadaNya sebagai ibadah yang pahalanya berlipat. Maka dari itu sholawat umat Islam kepada nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam lebih utama daripada do’anya untuk dirinya sendiri. Karena (jika seseorang bersholawat kepada nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam), maka Allah Subhanahu wata’aalaa akan melimpahkan kesejahteraan kepadanya dan menyayanginya. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah shalallahu alaihi “Barang siapa bersholawat kepadaKu satu kali, maka Allah Subhanahu wata’aalaa akan bersholawat (melimpahkan kesejahteraan) kepadanya sebanyak sepuluh kali.
الله الله الله نعم حديث قدسي ادهشني قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : سألني ربي لمن الارض يا محمد _ فقلت لك ربي , ولمن السماء يا محمد فقلت لك ربي _ ولمن العرش يا محمد فقلت لك ربي _ ولمن انت يا محمد فقلت لك ربي,, ولمن أنا يا محمد فقلت ربي اعلم @ فقال “والقول للمولى عز وجل” قال الله :: يا محمد انا وانت وجميع من خلقت لمن صلى عليك يا محمد .. لا حول ولا قوة الا بالله@ هل عرفتم قيمة الصلاة علي نبينا محمد صلوات الله وسلامه عليه ؟؟@ صلوا علي
2. Dihapuskan Dosa dan Dicukupi Semua Kebutuhan dan Dimudahkan Segala Urusan.
عَنْ الطُّفَيْلِ بْنِ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أُبَيٌّ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُكْثِرُ الصَّلَاةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلَاتِي فَقَالَ مَا شِئْتَ قَالَ قُلْتُ الرُّبُعَ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قُلْتُ النِّصْفَ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قَالَ قُلْتُ فَالثُّلُثَيْنِ قَالَ مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قُلْتُ أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا قَالَ إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ.( قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ)
Dari [Ath Thufail bin Ubai bin Ka’ab] dari [ayahnya] “Berkata Ubai: Wahai Rasulullah, aku sering bershalawat untuk baginda, lalu seberapa banyak aku bershalawat untuk baginda? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam menjawab: “Terserah.” Aku bertanya: Seperempat ? Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Salam menjawab: “Terserah, jika kau tambahi itu lebih baik bagimu.” Aku bertanya: Setengah? Beliau menjawab: “Terserah, jika kau tambahi itu lebih baik bagimu.”Aku bertanya: Dua pertiga ?”Terserah, jika kau tambahi itu lebih baik bagimu.”Aku berkata: Aku akan menjadikan seluruh doaku untuk baginda. Beliau bersabda: “Kalau begitu, kau dicukupkan dari dukamu dan dosamu diampuni.” Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih.[Tirmidzi
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Wallahu a’lam bisshowab
Hasan Yazid Al-Palimbangy, M.Ag., Juru Da’wah (da’i/muballigh). Khatib dan narasumber pengajian mingguan, bulanan di masjid-masjid perumahan dan kantor dan penulis buku-buku agama Islam.)
Domisili : Thali’a Clauster (Ps. Ceger) Jl. Musholla Nurul Huda No.1, blok B12Jurang Mangu Barat, Kec. Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten 15222 HP/WA +62852-1737-0897.